6 tahun kemudian...
Matahari mulai berani menampakan diri pada belahan bumi. Sinarnya masuk menelusuk melalui celah jendela, membuat mata seseorang pria berkedip untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya.
Haechan bergeser ke samping menghindari cahaya tersebut, melupakan sejenak jika ada seseorang yang juga tidur di sebelahnya.
Badan mereka saling bersenggol, lebih tepatnya kedua lengan mereka.
Haechan tersentak, mematung mengatupkan bibir takut jika seseorang yang lebih tepat istrinya itu akan terbangun.
Wanita dengan wajah lelahnya itu hanya bergumam sebelum memiringkan badannya.
Haechan menghela nafas lega, lalu tersenyum dan turun dari ranjang. Kakinya secara otomatis melangkah menuju sebuah pintu yang terhubung langsung pada kamar Dohee—putra pertama yang lahir dari istrinya berkat usahanya juga.
Haechan menghampiri Dohee yang baru memasuki usia dua tahun. Duduk di tepi ranjang sembari mengamati wajahnya yang tercetak jelas pada wajah Dohee.
Tangannya terulur untuk mengusap sayang kepala Dohee, membuat putra tersayangnya itu mengerjabkan mata.
Tersenyum dan langsung memeluk Haechan saat tau jika Haechan datang padanya.
"Papa..." serunya bergelayut pada leher Haechan.
"Mis cu..." lanjutnya menenggelamkan wajah pada ceruk leher sang Ayah.
Haechan terkekeh, mencium berkali-kali pipi putranya yang sudah lama tidak dia jumpai akhir-akhir ini.
"Kangen ya sama Papa?" Tanya Haechan dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Dohee mengangguk, semakin membuat Haechan gemas.
Sudah satu minggu ini Haechan berada di luar kota mengurusi proyek baru perusahaannya. Meninggalkan dua orang yang sangat dia sayangi.
Haechan semakin mengeratkan pelukannya pada Dohee, menciumi pipi, kening, bahkan pucuk kepala anaknya.
Sampai pada akhirnya seseorang juga ikut memeluk kedua laki-lakinya.
"Pelukan kok gak ngajak," sungutnya lalu menempelkan pipi pada punggung Dohee.
Haechan tersenyum, balik memeluk istrinya yang terlihat sexy bahkan disaat bangun tidur begini.
Dohee berbalik untuk mencium pipi Mama-nya, kebiasaan disaat dia bangun tidur.
Haechan menyerngitkan dahi melihat itu. "Tadi Papa gak dikasih cium?"
Dohee mengerucutkan bibirnya, memilih memeluk leher Mama nya lalu menjulurkan lidah ppada Haechan. "Papa tsukana pegi lama, blek..."
Haechan mendengus lalu menarik Dohee untuk digendong, membawa Dohee untuk duduk di pundaknya.
"Oke, Papa gak bakalan pergi lama lagi." Ujar Haechan disoraki senang oleh Dohee.
"Pasti dua laki-laki kesayangannya aku belum gosok gigi," tebak Somi—istri Haechan berdiri menghampiri keduanya.
Haechan menoleh lalu menyengir, begitu pula dengan Dohee. Somi yang melihat itu tersenyum senang, "Iihhh kalian kok mirip banget, sih," pekiknya.
Somi mencubit pipi Haechan gantian dengan Dohee. Mengiring keduanya agar memasuki kamar mandi.
Keluarga yang harmonis, kompak, dan juga saling menyayangi satu sama lain.
Haechan beruntung mendapatkan Somi yang menyanyanginya dengan ikhlas, mau menerima segala kekurangan yang dimiliki pria ini.
Begitupula dengan Somi beruntung mendapatkan Haechan yang sangat sangat mencintai, menyayangi, menjaganya dengan sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Remorce | Haechan . Somi
Fanfiction(✓)•••• Jangan sampai melewati kesempatan kedua yang berakhir dg kata 'sesal' ©marklejen, 2020