CHAPTER 2

2.2K 154 35
                                    

Hallo everybodeh, i'm back 😘 kangen aku ga? Ngga yah? Hahaha sama 😛

Tolong koreksinya jika ada typo dan kalimat rancu.

Happy Reading


Malam itu suasana makan malam di kediaman keluarga Rutter terasa sangat indah. Semua orang saling melempar senyum, bersenda gurau sambil menikmati makan malam yang mewah, yang dibuat oleh nyonya besar di rumah itu sendiri, Hana.

Jika menyangkut soal makan malam, sarapan, dan makan siang, Hana tidak pernah tinggal diam dan menjadi penonton para pelayannya untuk menyiapkan makanan. Hanalah yang paling aktif di dapur.  Bahkan, jika sudah waktunya menyiapkan makanan, Hana selalu meminta para pelayannya untuk beristirahat dan bersantai, meski mereka menolak, Hana tetap memaksa. Tidak jarang ia sering memberikan uang kepada mereka untuk sekadar jalan-jalan dan berbelanja di mall.

Ia suka memasak makanan untuk keluarganya. Ia juga tidak pelit memasak hanya untuk anggota keluarga, melainkan juga dibagikan kepada seluruh penghuni rumah seperti pelayan, satpam, sopir, tukang kebun, dan lain sebagainya.

Jonathan, suaminya sendiri sering menyaksikan betapa banyaknya porsi masakan Hana. Seperti akan melakukan acara syukuran rumah dan mengundang orang satu kampung.

"Tiffany, apa kamu suka masakan tante?" tanya Hana bersemangat kepada gadis cantik di hadapannya.

Gadis di seberang meja itu mengangguk-angguk dan tersenyum, "Saya suka, tante. Rasanya lebih enak dari masakan di restoran bintang lima."

Hana tertawa, "Ah, kamu ini bisa saja." ia mengibaskan rambutnya sekaligus tersenyum bangga.

Tiffany ikut tersenyum beberapa saat melihat ekspresi Hana. Sebelum kemudian kembali menyantap makanannya.

Dan ketika semua orang sibuk menikmati makanannya, Jonathan diam-diam memperhatikan Tiffany dengan kaca mata minusnya.

Ternyata ia sedari tadi terus meneliti setiap tingkah dan ekspresi gadis itu. Mulai dari cara ia berjalan, menyapa, tersenyum, berbicara, dan menyantap makanan di hadapannya.

Jangan salah, Jonathan tidak tertarik terhadap Tiffany. Memangnya ia pedofil? Menyukai gadis di bawah umur ketika ia sudah menikah?! Jangan gila!

Jonathan hanya ingin tahu bagaimana karakter gadis yang selalu Axel ceritakan setiap malam kepadanya itu.

Pelan, gadis itu memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan anggun serta hati-hati. Seperti princess Disney pada umumnya. Dia sangat sopan. Dan ketika tangannya menyampirkan rambut ke belakang telinga, lalu tersenyum kepada Hana serta Chloe di seberang meja, gadis itu semakin cocok dengan kriteria menantu idaman Jonathan.

Sebelah bibir Jonathan tertarik ke dalam. Ia pikir bocah ini sangat sempurna untuk bersanding dengan putranya yang juga sangat sempurna.

Jonathan menepuk pundak Axel, "Sepertinya pilihan kamu adalah produk bermerek dan anti gagal, son."

Axel yang semulanya kaget, lalu tersenyum mendengar perkataan sang Ayah. Ia mendekatkan kepalanya ke arah Jonathan dan berbisik, "Papa tidak perlu khawatir. Aku menemukan yang seperti Mama. Setidaknya tidak akan membuatku bosan bahkan sampai tua nanti. Dia begitu cantik." kekeh Axel bangga.

Jonathan dan Axel sama-sama tergelak lucu.

Sementara Hana, ia meletakkan dagunya di telapak tangan sambil menyengir melihat Tiffany yang sedang menyantap makanannya. "Astaga, kamu cantik sekali. Dan juga sangat sopan. Tante pikir kamu sangatlah perfect, Tiffany." puji Hana terkagum-kagum dengan gadis manis pilihan Axel itu. Tidak heran kenapa putra semata wayangnya bisa menjadi budak cinta gadis itu sejak dulu.

You are my HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang