8. He is Back

558 122 12
                                    

"Jangan khawatir, Ruto. Hyung dan Paman tidak akan membiarkan apapun terjadi pada Noona keras kepalamu itu." Eunwoo mencoba menenangkan Haruto yang gelisah karena mengetahui berita tentang Lisa dan Sanha.

"Tapi biasanya ramalanku selalu benar," lirih Haruto.

"Ramalanmu bisa diubah, Ruto. Kan sudah kukatakan berkali-kali. Kapastian ramalanmu tergantung dari keputusan yang diambil sebelumnya. Dan karena Lisa menghubungiku sebelum masuk ke dalam gedung, setidaknya akan ada yang kejadian kecil yang berubah walau tidak besar," jelas Eunwoo tanpa melepaskan pandangannya dari jalan raya yang saat itu ramai. Bahkan strobo yang ia nyalakan tidak membantu terlalu banyak.

¤¤¤

Lisa menutup mulutnya erat-erat agar suaranya tidak keluar dalam persembunyiannya ketika melihat betapa mudahnya si laki-laki menghancurkan roh jahat menggunakan tangannya. Untung ia tadi melarang si hantu anak kecil untuk tidak mengikutinya.

Saat ia berkutat dengan pikirannya sendiri, ia mendengar suara erangan dan benda diseret yang membuatnya kembali menolehkan wajahnya ke arah lorong. Karena malam itu cukup terang, ia bisa melihat siluet si laki-laki yang ternyata menyeret tubuh Sanha dari kakinya.

Sanha tidak terlihat banyak memberontak. Tidak mengherankan karena ia habis kecelakaan. Ia bahkan tidak mengerti kenapa ia berada di sebuah tempat asing dalam keadaan terseret.

Lisa menggenggam erat kedua tangannya seperti memanjatkan doa. Walaupun sebenarnya hanya menguatkan diri agar bisa melangkah menyelamatkan Sanha.

Bayang-bayang kejadian tujuh tahun lalu terbersit begitu saja dalam pikirannya sehingga membuatnya membeku dan sedikit gemetar. Karenanya ia berusaha segenap yang ia bisa untuk menghilangkan rasa takutnya.

Begitu ia sudah mampu mengatasi rasa takutnya, laki-laki beserta Sanha sudah tidak lagi berada di lorong. Sehingga membuatnya sedikit panik dan mulai menyusuri lorong. Melupakan rasa takutnya sambil mengintip ke setiap ruangan kelas.

Akhirnya, Lisa menemukannya. Di salah satu ruang kelas yang terdapat papan bertuliskan 2-4. Sanha tergeletak tidak sadarkan diri dengan wajah menatap ke arah jendela. Sehingga Lisa tidak dapat melihat dengan jelas wajahnya.

Gadis itu lalu berlari terburu-buru menghampiri Sanha dan berjongkok di dekatnya, membelakangi jendela. Tanpa berusaha memindahkan tubuh Sanha karena takut malah memperparah keadaannya. Lisa menepuk-nepuk pipi Sanha dan memanggil namanya. Berusaha menyadarkannya.

Sanha harus setidaknya sadar agar Lisa bisa memapahnya untuk keluar bersama mumpung si lelaki asing itu tidak ada. Walaupun tubuh Sanha tidak setinggi Haruto, Lisa juga merasa tidak yakin bisa menggendongnya dalam keadaan pingsan.

¤¤¤

Eunwoo memarkir mobil patrolinya di depan gerbang sekolah. Tidak mengacuhkan panggilan radio yang sejak ia menjemput Paman Kim terus menginformasikan keberadaan terbaru Sanha yang melenceng dari tempat Sanha sebenarnya berada.

Pemuda itu langsung membuka sitbelt dan kemudian pintu mobilnya untuk bergegas menghampiri gedung sekolah terbengkalai. Sampai-sampai melupakan kedua penumpang di mobilnya.

Baru saja masuk ke dalam pelataran sekolah, Paman Kim memanggilnya dan Haruto yang tanpa Eunwoo sadari sudah berlari di sebelahnya.

"Ada apa Paman? Kita harus cepat, jika tidak Li ...," ucapan Eunwoo terputus karena Paman Kim memotongnya dengan cepat.

"Dengarkan Paman dulu. Aku tahu kita harus cepat. Tapi apa kalian tidak merasakannya?"

"Apa?"

"Hawa itu. Hawa roh jahat yang kurasa bukan roh gentayangan yang baru saja jadi roh jahat."

[Completed] The Doom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang