Kim Jennie merendam diri didalam bath tub yang diisi oleh air hangat dan juga busa sabun aroma berry. Gadis itu merenung, memikirkan kembali kesepakatan yang telah ia buat dengan Kim Hanbin beberapa jam yang lalu.
Kenapa dia mendadak ragu sekarang?
"Apa aku benar-benar bisa percaya denganmu?"
Entahlah, nasi sudah berubah menjadi bubur dia tidak mungkin membatalkan perjanjian itu karena Jennie juga sudah menyetujuinya. Gadis itu menenggelamkan dirinya mencoba mengusir segala keraguan yang ada dalam fikirannya saat ini.
Setelah selesai dengan urusannya gadis itu mengambil jubah mandinya dan juga melilitkan handuk kecil dikepalanya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Jennie berjalan menuju almari dan mengambil sepasang baju yang akan ia kenakan untuk tidur.
"Kau didalam?"
Jennie panik bukan kepalang saat mendengar suara rendah milik Kim Hanbin yang mungkin saat ini berdiri didepan kamarnya sekarang.
"Ya, aku didalam! Jangan masuk, aku sedang ganti pakaian!"
Hanbin yang semula ingin membuka pintu otomatis menghentikan gerakannya dan tersenyum kecil sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Baiklah, kuhitung sampai lima. Jika tidak akan ku terobos"
Jennie makin panik, buru-buru dia memakai pakaiannya asal-asalan saat Hanbin mulai berhitung yang membuat jantungnya berpacu dengan cepat.
"Tiga"
Dengan tampilan yang sedikit kacau Kim Jennie membuka pintu itu dan menemukan Hanbin yang menatapnya geli.
"Kau fikir aku akan benar-benar masuk setelah hitungan ke lima?" Hanbin terkekeh pelan sambil menepuk kepala Jennie gemas. Sedangkan sang gadis hanya bisa membuang nafas lantaran kesal telah dipermainkan Hanbin terlalu banyak.
Hanbin mengarahkan tangannya dan membetulkan kancing baju bagian atas Kim Jennie yang sedikit tak beraturan.
"Seharusnya kau mengancingnya dengan benar, kau tidak mau bukan jika dinding pertahananku roboh?"
Sial, nafas Jennie sesak saat Hanbin berhasil mengancing bajunya. Ahh wajahnya pasti sudah mirip dengan kepiting rebus sekarang. Yang paling menyebalkan adalah saat melihat Hanbin memasang ekspresi penuh kemenangan saat berhasil menggodanya, andai saja dia mempunyai keberanian mungkin dia sudah mencakar wajah tampan Kim Hanbin sekarang juga, namun dia tidak mempunyai nyali yang besar.
Hanbin mengangkat kotak besar yang semula ia letakkan di lantai lalu memberikannya kepada Jennie, kedua alisnya saling bertautan saat Hanbin tiba-tiba memberikan kotak misterius kepadanya. Sontak Kim Jennie bertanya tentang apa yang berada di dalam kotak itu.
"Apa ini?"
"Makanya buka dulu supaya kau tahu"
Mata Jennie berbinar cerah saat melihat kura-kura hidup yang berada dalam kotak itu. "Kura-kura? untuk apa?"
"Untukmu, tolong jaga dia baik-baik... " Hanbin menjeda kalimatnya kemudian menatap Jennie dengan tatapan lembut "... Karena aku sangat menyayanginya" dia menyelesaikan kalimatnya dengan senyum paling tulus yang ia punya, sayangnya Jennie tak melihat itu karena terlalu fokus pada kura-kura yang baru saja Hanbin berikan kepadanya.
"Siapa nama kura-kuranya?"
"Rudy"
Jennie tersenyum kemudian mengelus cangkang Rudy dengan penuh kasih sayang "aku akan merawatmu Rudy-ah"
Jennie begitu senang ketika Hanbin memberikan Rudy kepadanya, dan Hanbin hanya tersenyum kecil menyaksikan bahagianya Jennie setelah mendapatkan hadiah darinya.