______________________________________R to R
______________________________________
Karenina Ryujin Ningrum, atau lebih akrab disapa Ryujin. Seorang gadis yang lahir dari keluarga berada namun sederhana, Ryujin sendiri memiliki enam saudara dan keenam saudaranya memiliki karakter yang berbeda. Sesungguhnya total keseluruhan mereka adalah tujuh karena Ryujin lah anak terakhirnya: gadis yang memiliki keceriaan ditengah-tengah keluagranya akan tetapi gak semua hal gadis itu tunjuukan. Kehidupan Ryujin sejauh ini baik apalagi saat ini sedang ada wabah mematikan yang menyerang.
Siang ini Ryujin ingin berjalan-jalan sebentar buat melakukan hal kesukaannya ya itu mengganggu teman-teman kakaknya, ya paling enggak dirinya gak terlalu merasa kesepian banget. Karena banyak yang work from home saat ini, maka dari itu banyak yang melakukan pekerjaan mereka dari rumah dan banyak juga mahasiswa yang melakukan kegiatan kampusnya di rumah terkecuali hal tersebut mendesak.
"Kak, lagi ngapain?" tegur gadis itu bertanya lalu laki-laki yang lagi bekerja di hadapannya ini menoleh sesaat karena merasa ada yang memanggilnya, gak sampai di sana saja bahkan Ryujin juga mencari keberadaan saudaranya yang lain. "Kemana yang lain?" lanjutnya.
"Lagi nyusun laporan, kalo yang lain gak tau coba cari ke kamar." Ryujin menghela panjang lalu melengangkan kakinya lagi meninggalkan ruang depan. Gadis itu mendengkus kesal karena gak menemukan di manapun saudaranya yang lain, saat mau duduk Ryujin mendengar suara kakaknya kelimanya. Akan tetapi gadis itu gak bisa memastikan siapa yang datang makanya Ryujin memilih untuk menunggu dan melihat siapa yang membuka kamar ini, gadis itu langsung menoleh cepat saat mendapati Maraka yang datang.
Ryujin tersenyum melihat Maraka, begitupun sebaliknya. Laki-laki dengan wajah seperti Fizi itu memeluk tubuh kecil adiknya lalu mengecup kepalanya singkat, di antara mereka semua hanya Maraka dan Jaelani saja yang masih bisa bersikap biasa terhadap Renjun. "Ada adik abang, lagi ngapain?" Maraka duduk disebelahnya yang memerhatikan dari jarak dekat, laki-laki itu bahkan mengusap kepala adik perempuannya dengan penuh perhatian.
"Aku emang lagi nunggu abang," ujarnya diselingi dengan cengiran konyol.
Disaat sedang mengobrol dengan Maraka gak lama Haekal datang bersama Renjun, tanpa ada yang tau keduanya pernah menjalin kebersamaan namun kala itu cuma laki-laki disampingnya saja yang tau ... Ryujin dan Maraka saling pandang saat tau siapa tamu mereka saat ini, Maraka menahan adiknya agar gak turun ke bawah buat menemui pemuda di sana. Maraka tau saat ini pasti adik perempuannya sangat ingin menghampiri mantannya itu, "jangan sekarang. Abang tau kamu mau selesaikan masalahnya sekarang tapi lihat situasi dulu." ujar Maraka yang berlalu ke dalam kamar lagi.
Ryujin sekarang bingung harus bagaimana karena walaupun mangkir dari perasaannya sendiri, gadis itu masih menaruh harapan terhadap hubungan mereka berdua; Renjun menoleh ke arah atas lalu mengulas senyum tipis pada gadis yang lagi menatapnya, Ryujin menyesal pernah ada hubungan sama lelaki itu. Gadis yang memiliki enam saudara laki-laki tersebut memutuskan untuk pergi ke dalam dapur buat bikin minum. Gadis tersebut mengatur nafasnya agar gak terlalu kentara deg-degannya, saat bola matanya mengarah ke ruang tamu di sana sudah ada sang ayah dan kakak pertama mereka. Ya, benar. Itu Yuan. Si paling posesif di antara semuanya.
Ryujin meneguk salivanya susah, lalu menunjukan sikap ansos yang biasa dirinya lakukan. Renjun menyadari sikap itu yang memang sengaja diberikan, "Ryu, apa kabar?" Apa pertanyaan itu terlalu formal? Rasanya enggak deh. Tapi kenapa mereka berdua hanya saling memandang saja tanpa mau mendengar balasan dari gadis yang lagi melengos pergi.
"Muka kenapa?" tegur Haekal.
"Emang ada apa sama muka aku?"
"Kusut." Ryujin menghela panjang lalu menjelaskan pada Haekal mengapa dirinya bisa sekesal itu dan lagipula kenapa juga dia menceritakan hal ini pada saudara ke enamnya, dan juga harusnya kakak beradik ini gak saling menjulidkan.
Ryujin memutar bola matanya jengah kemudian bergegas pergi darisana, saat dibelakang sedang sepi gak ada orang gadis itu dalam diam menangis. Entah karena apa, perasaannya jadi gak keruan setelah melihat Renjun lagi. Dulu Ryujin berpikir keputusannya bisa saja salah karena telah meninggalkan pemuda kaya dia, akan tetapi gadis yang saat ini menatap semesta cuma dapat menunggu keajaiban saja. Maraka tau adik bungsunya lagi patah hati namun ia juga gak bisa apa-apa saat ini, yakin banget kalau nanti Ryujin keluar dalam keadaan seperti zombi kaya sekarang akan muncul banyak pertanyaan.
Tiga tahun keluarganya mengurus kekacauan yang disebabkan sama Jaelani karena masalah pergaulan bebasnya itu kenapa hampir setiap orang di rumah begitu sensitif perihal cinta. "Kenapa?" tanya adik perempuannya.
"Gak apa-apa," Maraka gak pernah melunturkan senyumnya sekalipun ia sedang difase banyak masalah. "Mau jalan sama abang gak?" Ryujin nampak agak ragu karena jujur saja saat ini sedang pandemi jadi gak banyak tempat yang buka.
"Bang Mara gak perlu sampai segitunya kok, aku gak apa." Maraka tau adiknya seperti apa jadi Ryujin gak akan mau bilang kalau lagi bersedih, makanya pemuda tersebut memiliki inisiatif sendiri. Ryujin tetap saja menolak ajakan Maraka saat itu. "Bang, dia cuma masa lalu. Gak usah perlu diungkit. Lagian yang dibilang sama Papi dan kak Yuan benar kok ... aku cuma perlu fokus sama ulangan kenaikan kelas." lanjut gadis itu agak memaksa senyumnya.
R to R
Ryujin meneriaki setiap orang yang mengganggunya kalau kalian pikir gadis itu seorang gadis kalem maka kalian salah, Ryujin memiliki suara yang lumayan cempreng kalau lagi biasa saja. Makanya banyak dari saudaranya sendiri lebih adik mereka menjadi pendiem daripada berteriak gak jelas seperti saat ini. "Yang makan kastangel aku siapa!!!" teriak gadis itu yang menggema keseluruh rumah."Katanya kamu mau me time sama Mami?" tanya Genindra yang melihat adik tersayangnya marah-marah seperti itu. Namun bukan menjawab malah menatap sang kakak dengan raut curiga akan tetapi karena pada dasarnya cowok itu cuek jadi meski tau kemana arah pembicaraan mereka berdua tetap saja Genindra gak peduli. Domain melihat kedua adiknya dengan lamat lalu melemparkan snack yang baru saja ia beli diminimarket, tapi walau bagaimanapun diantara mereka bertiga hanya Domain yang gak tau maksud Ryujin.
Genindra langsung melangkah pergi dan tersisa dua mahluk lagi, Ryujin hanya ingin sang kakak mengaku itu saja. Tetapi sepertinya kakaknya terlalu cuek buat hal seperti itu, makanya gak mau mengaku hal sepele seperti ini. Jelas saja ini mengganggu pikirannya sendiri Ryujin melengangkan kakinya lunglai, namun pergelangan tangannya dicekal sesaat sebelum benar-benar pergi. "Nanti kakak ganti, bang Ekal yang habisin." Ryujin terbelalak mendengar penuturan tersebut.
"Berarti aku salah tuduh orang?" Domain mengangguk namun Ryujin gak mau memikirkan tentang cookiesnya lagi karena terlanjur malu akan perbuatannya sendiri.
"Hm," balas Domain yang langsung masuk ke kamar mandi, walaupun Genindra terlihat gak peduli. Gadis itu tau kalau sang kakak akan membalasnya nanti pada saat dirinya lengah, Genindra gak akan melepaskannya begitu saja: Ryujin yakin akan hal itu.
Renjun (mantan ryujin dan calon balikan), Jaemin (lakinya Wonyoung) sama Alm. Jeno (jodoh saia)
Maap yang blm move on sama kematian si Jeno. Please biarkan kwnya yang mengisi kegundahan kalian kwnya gak kalah ganteng kok
Trio macannya Ryujin gak sengaja nemu pas lagi gantengnya kea gini wkwkwkwkwk.
Jangan mabok ya guys
_____________________________________
Continue....
__________________________________________________________________________
Click ⭐ vote
commendnya 💬
_____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
R To R
FanfictionRyujin itu punya banyak kakak yang lumayan agak posesif apalagi waktu ia pacaran sama Renjun, itu kenapa Renjun agak gak betah. Sebetulnya gak semua juga sih, cuma abang tertuanya ajh like Yuta gitu? Seri pertama [J to J] Seri kedua [R to R]