Pagi yang dingin, mampu menembus tulang. Suhu di Korea Selatan sangat dingin. Terlebih di akhir tahun, yang membuat banyak keluarga besar berkumpul bersama untuk menikmati makanan.
Berbeda dengan masyarakat Korea pada umumnya. Percy pergi ke pasar dekat dorm sekolah. Ia akan membeli bahan masakan untuk bertahan hidup di sana.
Bisa dikatakan pagi buta. Bahkan lampu jalan belum dimatikan. Beberapa ibu-ibu yang berbelanja juga ikut meramaikan pasar saat itu.
Percy yang sudah kembali ke dorm sekolahnya segera menghidupkan kompor dan mulai memasak untuk sarapannya.
Dering telepon jelas terdengar dari ponsel Percy. Ia segera menjawab telpon itu.
"Halo ayah, kenapa menelepon jam segini. Bukankah di sana masih gelap?"
Ternyata yang menelepon adalah ayahnya. Tumben sekali ayahnya menelepon pagi-pagi. Sedangkan perbedaan waktu di Korea dan di Bali berbeda 1 jam lebih lambat.
"Ayah hanya ingin mendengar suaramu. Apa yang sedang kamu lakukan pagi-pagi begini?".
Jelas ayah Percy yang terdengar merindukan sosok putrinya itu.
"Aku sedang membuat sarapan ayah, kenapa terbangun sepagi ini?".
Percy kembali menanyakan kenapa ayahnya itu, terbangun sepagi ini. Terlebih dirinya biasa berkomunikasi dengan ayahnya saat matahari sudah tenggelam.
"Ayah hanya terbangun untuk melanjutkan kerjaan. Ayah hanya ingin bilang, kamu baik-baik saja di sana. Pastikan makan yang cukup. Jika uangmu sudah habis ingat hubungi ayah. Ayah akan mengirimnya. Lagipula perusahaanmu berjalan lancar. Dan jangan khawatirkan ayah. Dengan asisten pilihanmu ayah sangat terbantu. Jadi jangan khawatir lagi".
Entah kata-kata ayahnya itu sangat menyentuh. Percy meneteskan air mata. Tapi seperti yang kita tau. Bahwa Percy akan menangis tanpa terdengar suara.
Sama seperti orang dengan beban yang sangat berat akan menangis tanpa suara.
"Iya ayah, aku akan jaga diri dengan baik. Jika ada masalah tentang Perusahaan katakan saja. Aku akan menanganinya dari sini".
Ternyata sebelum Percy pergi ke negeri ginseng. Ia sudah menyiapkan tabungan berupa perusahaan. Bahkan perusahaan itu sudah ia kelola jauh-jauh hari. Sebelum ia benar-benar jauh dari keluarganya.
Jadi dia anak yang mandiri. Tapi kenapa dia tidak pulang jika memiliki uang yang cukup? Mungkinkah ada masalah. Yang pasti sekarang kita tau Percy adalah sosok yang memiliki kekuasaan di daerahnya. Mungkin dia hanya ingin mandiri di negri orang. Lain halnya dengan di negaranya. Ia sudah memiliki akses jadi terkesan mudah. Mungkin untuk menambah pengalaman di tanah orang, itu sebabnya ia sangat jarang meminta tambahan uang dari Ayahnya yang ada di Indonesia.
"Baiklah ingat makan yang cukup. Ayah tutup teleponnya ya".
"Iya, ayah".
Percy menutup teleponnya dan duduk di kursi kayu tempat biasa ia memasak. Ia menyeka air matanya dengan lengan jaket yang belum sempat ia lepaskan. Mengatur napas, berharap kesedihannya cepet berhenti. Tak kuasa ia mendengar ayahnya yang sangat jelas merindukannya.
Setelah mendengar suara air yang sudah mendidih. Percy memaksa untuk berhenti menangis dan melanjutkan kegiatan membuat sarapan yang tertunda barusan.
Ting...
Suara notif chat yang masuk ke ponsel Percy. Ia membuka chat yang ternyata dikirim oleh Min Hee.
"Percy, jangan menyiapkan makan siang dan malam. Hari ini kamu harus menginap. Tidak ada alasan mengatakan tidak. Jika kamu menolak aku akan sangat marah. Nanti aku jemput jam 9. Pastikan kamu bersiap-siap untuk menginap okay"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? You is My Angel
FanfictionBelum diterbitkan Ayo Baca :) ------------------------------------ Berawal dari keadaan Jeon Jungkook yang dikejar-kejar oleh sasaeng fans, hingga membuatnya terpaksa mencium gadis luar negri yang tidak ia kenal. Yang ia kira sedang liburan di negr...