O 2 ·

287 38 6
                                    

Nielwink short fanfic🍫

×××

Kang Daniel harus berterima kasih kepada ayahnya yang rela turun tangan mengantarkan tiap surat undangan ke alamatnya. Dikarenakan hampir 80 persen tamu undangan adalah anak kolega bisnis sang ayah, tentu Tuan Kang merasa memiliki setidaknya setengah tanggung jawab dalam urusan undang-mengundang.

Meski Daniel mengatakan ia tidak memandang status, Tuan dan Nyonya Kang tetap mengutamakan (sebenarnya lebih menginginkan) anak-anak dari keluarga terpandanglah yang akan menghadiri pesta yang diadakan tiga hari lagi itu.

Daniel tidak menolak. Toh memang ia yang meminta dicarikan calon.

Sore ini, di tempat langganannya Daniel duduk dengan secangkir kopi susu. Menikmati waktu luang diantara jam-jam sibuk orang lain bekerja.

"Heh."

"Oh? Lo disini?"

Tangan Daniel terangkat guna membalas tos teman kuliahnya itu.

"Iye. Adek gue nikah tiga hari lagi, lo kudu dateng," kata Sungjae menduduki kursi di sebelah Daniel.

"Well i can't dude. Tapi selamat buat Hyungseob, ya. Gue bakal kangen dia."

Mendengar itu membuat tawa Sungjae meledak. "Apa-apaan," katanya keras, "Gue bertaruh kalau dia ketemu lo yang sekarang dia pasti bakal langsung batalin pernikahannya sama Woojin."

Daniel terkekeh sombong. "Nyatanya gue memang semenawan itu untuk ditolak. Adek sepupu lo emang lucu."

"Gue ga setuju, ya, kalau Hyungseob sama lo. Lo kan sesat."

"Tapi gue belajar dari lo."

Keduanya tertawa keras sampai-sampai suara mereka bersahut-sahutan layaknya berpacu siapa yang lebih kuat.

"Tapi gue serius, lo ada acara?" tanya Sungjae setelah berhasil menghentikan tawanya.

Daniel menyeka ujung mata sipitnya, mengangguk kecil sebagai jawaban. "Bokap nyokap nyuruh gue nikahㅡ"

"Bener, lo udah terlalu tua."

"ㅡsece--bangsat, lo lebih tua setaun dari gue, tolol."

Sungjae mencibir serta memeletkan lidah.

"Secepatnya, mereka pengen gue punya pasangan. Jadi, gue minta bokap buat ngatur pertemuan semacam pesta dansa untuk cari calon yang paling tepat."

Saking fokusnya Daniel bercerita, ia sampai tidak sadar jika Sungjae sudah menganga keheranan atas tindakannya.

"Lo udah ga waras ya? Ngapain lo sok jadi pangeran di film princess? Terus, itu pesta dansa paan dah? Mending sekalian lo adain sayembara dah ye," tembak Sungjae tanpa spasi.

Pura-pura berpikir, Daniel membenarkan perkataan teman sepergilaannya itu. "Lo kadang pinter juga. Kok gue ga kepikiran ya ngadain sayembara?"

"Sinting."

Gantian tawa Daniel yang meledak. "Tadinya gue mau undang Hyungseob juga. Ah, hati gue kretek denger adik kecil gue yang manis bakal nikah dengan orang lain," kata Daniel sambil menangis main-main.

Sungjae tidak menanggapi perkataan ngawur Daniel, ia justru menanyakan hal lain, "Emangnya lo mau ngapain di pesta dansa besok?"

"Lo denger ga sih gue bacot dari tadi?"

"Kaga gitu, I'm quite sure you have firm qualification for your soon partner, kan, pasti ada sesuatu yang mau lo lakuin di pesta dansa itu," ujar pria bermata besar serius.

Daniel tentu saja takjub dengan pemikiran Sungjae yang sampai kesana. Bahkan orang tuanya pun tak terpikir hingga sejauh itu. Sebagai benuk apresiasi, Daniel bertepuk tangan semangat seraya mengukir senyum bangganya.

"Emang ya, Bang, otak lo ini bekerja pada hal-hal yang tidak dipikirkan oleh orang normal."

"Lo kalo mau ngehina langsung aja, ga usah belibet gitu."

"Hehehe."

Tiba-tiba saja keduanya kehilangan topik. Mereka diam begitu saja hingga lima menit lamanya dengan Sungjae yang mengamati para pelanggannya, sedangkan Daniel memikirkan entah apa di dunianya.

"Jae,"

"Hah?"

"Kayanya gue butuh bantuan lo."

×××

Tiga hari ternyata merupakan waktu yang sebentar. Daniel kira ia memiliki banyak waktu untuk bersiap, tahu-tahu ballroom hotel bintang lima yang disewa ayahnya sudah selesai saja didekorasi.

Namun Tuan Kang sedikit ragu dengan permintaan tidak biasa dari anaknya.

"Kamu yakin, Niel?"

Daniel sudah lelah menghitung berapa kali ayahnya bertanya hal yang sama padanya. Meski begitu, dengan segala sikap sopannya ia tetap mengangguk.

"Aku suka desain mereka. Sangat atraktif!"

Tuan Kang tidak mengerti dengan pemikiran seorang Kang Daniel. Apa yang ia pikirkan ketika membicarakan desain ballroom dengan staff hotel?

"Nielㅡ"

"Pa, aku mohon, apapun yang aku bilang nanti malam tolong jangan katakan yang sebenarnya pada tamu. Ya?" pinta Daniel dengan mengerahkan puppy eyesnya.

Ia usap-usap telapak tangannya di depan dagu, ditambah bibir bawah yang maju membuat Tuan Kang tidak bisa menahan kegemasannya.

"Astaga, Ya Tuhan Kang Daniel, kamu udah sebesar ini dan ga lama lagi bakal meminang seseorang, kenapa Papa tetep ga bisa nolak wajah kamu yang menggemaskan itu?" ucap Tuan Kang frustrasi.

Selanjutnya Daniel cuma terkekeh senang.

Membayangkan rencana kecilnya berjalan saja sudah cukup membuatnya kepalang penasaran.

×××

frequency. ㅡnielwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang