12

39 4 0
                                    

Jangan lupa bersyukur untuk setiap hal yang ada, dan  jangan lupa tidak semua hal itu harus dibeli dengan uang, kita nafas dan tersenyum tidak harus bayar kan?  Bersyukur untuk masih diberikan kesempatan untuk hidup. Uang bukan segalanya, yaa tapi dengan uang bisa membeli segalanya, bukannya tidak adil dengan keadaan hanya saja keadaan yang belum bisa membuat kita berpikir bahwa semua ini sudah direncanakan oleh yang kuasa. Takdir bukan berarti tidak bisa diubah karna ada takdir yang bisa kita ubah, misalnya kita sedih bukan berarti kita harus menyerah kita bisa mengubah itu menjadi bahagia. Jangan lupa tersenyum ya. Karna banyak manusia diluaran sana yang lupa caranya tersenyum untuk bersyukur pada sang pencipta.

***

Pukul 5.25 menit,  sahabat-sahabat Senja sudah izin pulang setelah sholat Shubuh, karna ada urusan mendadak. Sebenarny hanya Tsa yang mendadak mendapat panggilan dari ibunya,  tapi Caca juga izin pulang karna ia ingim tidur seharian dirumah,  padahal Senja tidak keberatan jika Caca ingin tidur seharian dirumahnya.

Untuk ke empat cowok itu,  mereka juga sudah pamit. Karna ada sesuatu yang membuat mereka harus pergi,  Z tiba diserang.

Ya,  disinilah Senja sekarang berbaring dikamarnya dengan pikiran kosong ntah harus apa dan bagaimana.

Tak lama ada suara ketukkan pintu dikamarnya,

Tok tok tok

"Iya? " Ucap Senja,

"Non mau lanjut tidur atau langsung sarapan? " Tanya bi Ori,

"Ga bi,  Senja dikamar aja dulu. Maaf Senja ga bukain pintu kamar" Ucap Senja lirih.

Bi Ori yang paham akan keadaan itupun berlalu meninggalkan anak majikannya itu,

Aku ngapain ya? - Batin Senja

Tak lama dari itupun Senja sudah mengarungi alam mimpinya, yang indah, mungkin.

**

ditempat lain, tepatnya di markas Z sudah berkumpul anggota-anggotanya termasuk petingginya,

"Ga bisa dibiarin kap,  kita harus serang mereka" Ucap salah satu anggota dengan menggebu

"Siapa yang nemeni Seak sekarang? " Tanya Bara,

"Abay yang disana wakap" Ucap salah satu anggota lagi,

"Siapkan diri kalian,  tepat jam 8 malam kita kepung markas mereka, jangan ada yang bawa senjata. Karna kalian tau akibatnya jika kalian ketauan bawa senjata." jelas Fajar yang sedari tadi diam.

"Siap Kap" Serempak mereka.

Setelah itu mereka berpencar,  ada yang siap untuk masak,  ada yang latihan boxing,  ada yang bermain-main,  ada yang sibuk menelpon kekasihnya,

Sedangkan 4 petinggi Z itu,  mereka hanya berbaring dikasur kebanggaan mereka, Bagas yang sudah terlelap,  Idan yang asyik menjaili Bagas,  Bara yang sebentar lagi menyusul Bagas, dan Fajar yang sedang melamun,

"Dan,  gue harus pergi sebentar lagi. Tolong handle anak-anak ya" Ucap Fajar.

"Mau kemana lo kap? " Tanya Idan,

Senja untuk FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang