06 - Olimpiade Matematika

117 28 2
                                    

Budayakan vote sebelum baca ya teman-teman!!

________

Aku membalikkan badan dan kemudian mataku memicing ke arah dua orang siswa yang masih mengenakan seragam, aku melihat Yudha dan Dika, anggota baru kami berjalan menghampiri kami.

"Kalian berdua ngapain disini?" tanya Yudha tepat dihadapanku. Aku begitu gugup untuk menjawab pertanyaannya hingga Aenun yang menjawabnya dengan cepat.

"Hmmm, nggak ngapa-ngapain, tadi gua abis ketemu Lany, terus Sopan dateng kesini"

"yah," kataku berlagak mengiyakan.

"Oh iya, Nun. Lo tadi ngomongin apaan sama Lany?" tanyaku mengalihkan topik pembicaraan ini hanya karena ingin membuat Yudha dan Dika tidak curiga kami menyembunyikan sesuatu.

"Nggak penting" jawab Aenun dengan cepat.

"Serius, Nun?" tanya Dika.

"Iya, serius"

"Oke, kalau gitu gua ada hal penting yang mau diomongin" ujar Yudha sambil memetik jarinya.

"Akhirnya lo mau jujur, Yud" kataku senang. Dugaanku kali ini berkata bahwa Yudha akan menceritakan kelanjutan hasil rekamanku tadi.

"Maksudnya?" tanya Yudha bingung.

Dugaanku salah. Ternyata Yudha sama sekali tidak membicarakan hal itu. Ada apa dengannya? Mengapa dia tidak menceritakan hal itu? Apa yang dia pegang dan lihat di ruangan kepala sekolah? Aku benar-benar penasaran, ku rasa Aenun juga.

Yudha membawa kami ke ruang klub karate. Dia menjelaskan bahwa saran Dika sangat bagus untuk kemajuan tim detektif ini. Sebelum mereka mendatangi kami di belakang sekolah, mereka sudah berbincang untuk mendaftarkan tim detektif ke program latihan. Ada beberapa alasan mengapa kita harus mengikuti program latihan bela diri ini. Sebagai tim detektif sekolah, sudah menjadi kewajiban kita untuk berpikir kritis dan logis dalam pemecahan kasus-kasus yang ditangani, tetapi terkadang hal itu belum cukup untuk mendukung. Menguasai olahraga bela diri adalah salah satu penunjang tim detektif untuk menghadapi ancaman-ancaman yang mungkin terjadi dalam penanganan kasus.

Penjelasan Yudha begitu masuk akal ketika dia mengambil contoh kejadian di warung ujung gang semester lalu saat aku dipukuli Sandro dan Omen. Aku memang tidak bisa melawan mereka karena tidak cukup menguasai ilmu bela diri. Dengan mengikuti program latihan bela diri setidaknya dapat berguna untuk melindungi diri kita dari setiap ancaman yang mungkin terjadi nantinya.

Penjelasan Dika pun menjadi masuk akal juga dengan mengaitkan kasus yang sedang kita selidiki, ya kasus menghilangnya Hillary. Dika mengatakan bahwa ini bukan kasus yang remeh karena sudah berurusan dengan keberadaan nyawa seseorang. Dika mengatakan bahwa ada banyak kemungkinan pihak yang terlibat. Dalam pemecahan kasus ini, kita bisa saja akan bertemu dengan orang-orang yang menculik atau menyembunyikan Hillary. Kalau melihat film action, biasanya tim detektif disana sangat mahir bela diri.

"Tunggu, bukannya kita harus segera mencari Hillary?" tanya ku sedikit heran.

"Pan, tapi apa yang di bilang Dika nggak ada salahnya sih kalau kita mencoba ikut latihan bela diri" jawab Yudha berbalik badan.

"Iya, Pan. Gua paham kalau kita memang sedang dalam penyelidikan kasus Hillary, tapi gua cuma bantu tim detektif supaya bisa lebih kuat dalam bertugas" Dika menambahi jawaban Yudha.

"Nun, menurut lo gimana?" tanyaku melirik ke arah kananku.

"Kali ini gua setuju sih, kita memang sudah saatnya harus latihan bela diri, demi pertahanan tim detektif ini" jawab Aenun.

5 DETEKTIF PE'A [SEKUEL(PART2)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang