2

262 27 12
                                    


Waktu berlalu. Mark masihlah seorang aktor. Gun masihlah seorang artis. Pekerjaan mereka masih sama, orang-orang di sekitar mereka juga tidak banyak berubah. Season pertama series mereka telah berakhir. Promosi juga sudah berakhir. Mark sudah bermain di series dan film lain. Gun? Dia masih menjadi model, dia juga ada di dalam 1 grup dengan 3 rekannya yang lain. Semuanya berjalan normal. Gun putus dengan pacarnya yang dulu, tidak lama dari malam menyakitkan itu. Hubungannya dengan mantannya memang sepertinya tidak bisa diselamatkan lagi. Namun Gun sekarang mempunyai pacar baru. Mark? Oh dia juga sudah punya pacar sekarang. Hubungan Mark dan Gun juga baik-baik saja. Mereka masih sering bertemu jika ada kerjaan. Mereka pun masih sering saling mention dan komen baik di instagram maupun twitter. Semua baik-baik saja....kan?

Series mereka sebelumnya akan mendapatkan season ke 2. Tentu hal ini hal yang membahagiakan bukan? Fans sangat bahagia mendengar kabar ini. Para cast dan staff yang terlibat pun bahagia. Yah karena series ke 2 ini bukan hal yang mudah untuk terwujud. Terlalu banyak hal yang harus dilewati sebelum mereka akhirnya memastikan mereka akan melakukan season ke 2. Bagaimana dengan Mark dan Gun? Oh, ini juga hal yang membahagiakan untuk mereka. Untuk Mark, ini berarti dia bisa kembali sering berinteraksi dengan para P' dan Nong nya. Sejujurnya akhir-akhir ini dia agak jarang berinteraksi dengan mereka karena kesibukannya. Untuk Gun, ini berarti dia bisa ber-akting lagi. Bukan berarti dia berhenti ber-acting selama ini, hanya saja perannya tidak begitu berarti biasanya. Yah memang kemampuan acting dia masih pas-pas an. Tapi season 2 ini bisa jadi tempatnya belajar lagi kan?

Yah semuanya seharusnya baik-baik saja dan menjadi sesuatu yang membahagiakan. Namun rupanya, Mark dan Gun memiliki kekhawatiran sendiri. Dengan adanya season baru, mereka harus lebih banyak berinteraksi. Mereka harus memberikan 'fan service' lebih. Mungkin sekedar bertukar komen atau mention tidak lagi cukup. Mungkin sekedar berangkulan di pundak beberapa detik tidak cukup. Dan itu bukan sesuatu yang dinanti oleh keduanya. Bukan, bukan karena mereka membenci satu sama lain. Sayangnya, pikir Mark dan Gun, mungkin akan lebih mudah melakukan itu semua jika mereka saling membenci. Mereka takut, takut jika perasaan yang selama ini dipendam jauh di dalam sana, akan kembali jika mereka harus kembali dekat. Memori menyakitkan itu masih sangat segar di ingatan keduanya. Sama sekali tidak memudar meskipun waktu berlalu. Dan itulah yang mereka takutkan. Karena selain memori menyakitkan, ada hal lain yang sama sekali tidak memudar selama ini. Perasaan cinta itu.

Workshop dimulai, dan tidak lama kemudian syuting di mulai. Kata P'New pada semua pasangan "Coba bangun kembali hubungan antara kalian dan pasangan kalian. Bangun kembali chemistry nya." Sebagai orang-orang yang profesional tentu saja Mark dan Gun melakukannya. 'Hanya untuk membangun kembali chemistry' pikir mereka. Mereka kembali sering chat satu sama lain. Mereka kembali tidak terpisahkan ketika bersama. Lagi-lagi mereka saling tahu jadwal satu dan yang lainnya, jadi yang pertama mengucapkan 'selamat pagi' dan yang terakhir mengucapkan 'selamat tidur'. Bahkan lebih sering dibanding mengucapkan kepada pacar mereka. Lagi-lagi Gun menjadi sering khawatir jika Mark mulai lupa jadwal makannya, lagi-lagi Mark sering bingung jika Gun merajuk dan akan membujuk P' nya dengan segala macam cara, termasuk memberi P'nya boneka Pikachu, meskipun biasanya Gun akan menerimanya dengan mengomel, karena 'Kenapa Pikachu sih? Udah punya banyak!'. Ya, lagi-lagi semuanya seperti de javu, yang kembali terulang. Hanya saja kali ini mereka berdua menyadari hal ini dari awal.



"Aku harus apa Third?" tanya Gun kepada Third ketika dia sedang menginap di tempat Third.

"Tentang?"

"Mark."

Keduanya terdiam. Third tentu saja tahu hubungan sahabatnya itu dengan lawan mainnya di series. Bahkan Third adalah orang satu-satunya yang tahu apa yang terjadi di malam itu selain Gun dan Mark. Karena, setelah mereka pulang kembali ke Bangkok setelah malam itu, Gun langsung menuju rumah Third dan bukannya pulang ke apartment nya. Dia menangis sejadi-jadinya di rumah Third, dan menceritakan semuanya. Jadi, kali ini, ketika Gun bingung, dia hanya bisa bertanya pada Third.

Takdir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang