"Tak bisakah kau membantu Jungkook?"
Yoongi tetap diam, memperhatikan Jungkook yang sedari kedatangannya terus menunduk.
Sejak ia datang 30 menit yang lalu, Jimin yang tak biasanya meminta dijemput saat berkunjung ke rumah Jungkook memang membuat Yoongi merasa curiga, dan memang benar saja. Pertanyaan yang Yoongi dapat dari Woojin dan Guanlin kini juga ia dengar dari Jimin, kemungkinan besar juga menjadi keinginan Jungkook saat ini.Yoongi awalnya sempat terkejut oleh luka di wajah Jungkook yang kata Jimin hasil dari tangan kurang ajar Taehyung.
Namun, sekali lagi Yoongi diharuskan untuk hanya memikirkan dirinya sendiri. Jadi Yoongi hanya menggeleng pada Jimin, tanda bahwa ia menolak untuk membantu Jungkook."Kenapa tak bisa?" tanya Jimin, sembari bangkit dari duduknya lalu mengejar Yoongi yang lebih dulu berlalu untuk mengambil jasnya di atas sofa ruang tengah.
"Ayo pulang, sudah larut." Yoongi lalu lebih dulu pergi keluar dari rumah Jungkook, mulai mencoba mengabaikan pertanyaan Jimin.
Lalu, si mungil yang merasa jika Yoongi tak bisa diajak bicara secara paksa akhirnya memilih kembali ke dapur, menemui Jungkook dan memakai mantelnya."Aku akan pastikan Yoongi akan mau membantumu, kau tenang saja. Aku pulang dulu!" Jimin berbicara sembari meninggalkan Jungkook yang terlihat putus asa didapurnya sendiri.
Helaan napas lalu keluar dari celah bibir tipis Jungkook, merasa benar-benar tidak tau harus meminta bantuan siapa lagi jika memang Yoongi tidak mau membantunya untuk membawa kembali Taehyung dari tempat Guanlin.
Mengingat Yoongi adalah yang paling didengarkan oleh Taehyung setelah dirinya.
Bahkan terkadang Taehyung lebih mendengarkan Yoongi daripada Jungkook sendiri.Awalnya Jungkook memang merasa bersyukur ketika Yoongi mengatakan jika ia melepaskan Taehyung secara sepenuhnya, itu artinya Yoongi tak akan ikut campur lagi atas Taehyung.
Tapi setelah kejadian ini, Jungkook merasa sedikit menyayangkan.-------
"Kau sudah melihat wajahnya yang terluka, kan?"
Didalam mobil, Jimin tak berhenti begitu saja untuk membujuk Yoongi agar mau membantu Jungkook, membawa Taehyung kembali pada pelukan sang sahabat.
Tapi hanya keheningan yang Jimin dapat dari Yoongi, tetap tidak mau merubah keputusannya."Aku akan membencimu jika sampai dikemudian hari yang kutemukan hanya jasad Jungkook di rumah itu."
Kali ini Yoongi merespon, menepikan mobilnya ke pinggir jalan kemudian menatap Jimin dengan wajah suramnya.
Yoongi pusing, dan Jimin baru saja menambahkan beban pada kepalanya.
Yoongi menghembuskan napasnya, hembusan napas yang penuh akan kegelisahan itu terdengar sangat menyedihkan ditelinga Jimin.
Tapi mau bagaimana lagi, hanya Yoongi yang bisa Jimin mintai bantuannya.Jimin mungkin tidak tau, tapi setengah hidupnya Yoongi habiskan di dunia mafia, dan 2 tahun hidup sebagaimana manusia seharusnya hidup tak cukup membuat Yoongi merasa bahwa dunianya yang dulu memang perlu ditinggalkan.
Selama ini, lebih tepatnya akhir-akhir ini gejolak rasa ingin kembalinya ia tahan sekuat tenaga, ia bahkan berusaha sangat keras untuk tidak terlibat dalam kasus yang tengah Seungwoo tangani.Tetapi Jimin, dengan paksa memintanya untuk kembali sebentar, membawa Taehyung yang merasa menemukan jalan kehidupan yang sesungguhnya.
Yoongi takut, ketika ia berhasil membawa Taehyung pulang pada Jungkook malah ia yang tak mau pulang pada Jimin."Jika aku mau membantu Jungkook, itu artinya aku harus membunuh." Yoongi dengan serius meminta pertimbangan pada Jimin, bahwa jika ia memang diharuskan kembali kesana maka Jiwa mafia Yoongi yang tertidur juga diharuskan untuk terbangun.
"Tapi kenapa harus membunuh?" tanya Jimin, bingung.
"Itulah bagaimana caraku memberi hukuman." Yoongi tak bermaksud agar Jimin menarik kembali permintaaanya, tapi memang begitulah adanya.
Karena jika Yoongi tak membunuh seseorang yang membawa Taehyung, dikemudian hari dipastikan ia akan kembali untuk membawa Taehyung.