*Jinyoung POV*
Aku pernah berpikir.
Apakah sang hujan sudah siap meninggalkan bumi?
Walaupun matahari bersinar hari ini, aku tetap merasa sang hujan tidak pernah meninggalkan bumi.
Suatu hari, sang hujan berbicara pada sang awan.
"Awan, tolong perhatikan bumi untukku."
"Kenapa?"
"Aku harus pergi, tolong jaga bumi untuk sementara waktu."
Sang awan mengiyakan permintaan sang hujan kemudian sang hujan pergi meninggalkan bumi.
Saat itulah aku menyadari, bahkan duniaku tidak secerah ketika hujan menyentuh tubuhku.
Hari yang sama terus berlalu, mengikis perasaan seseorang setiap detiknya. Perasaan itu, aku rindukan setiap detiknya.
Aku dapat merasakan salju yang menjadi sepatuku, merasakan angin yang menjadi temanku. Awan, apa kabar hujan? Salju dan angin tidak dapat mengisi wadah yang kosong, salju akan meleleh dan kehilangan sifat dinginnya, angin akan berlalu, dan diganti dengan angin musim semi.
Aku menatap kameraku, ku lihat kembali foto-foto semasa hidupku, sesekali bunga menyambut matahari, sesekali bunga layu walau matahari menyambut.
Aku kembali melangkahkan kakiku ke tanah orang asing, langkahku membuat bunga-bunga tersebut hidup dan bermekaran dengan indah. Aku mengagumi sang hujan yang sanggup membasahi berbagai belaham bumi ini.
Saat kakiku sudah lelah, aku kembali ke tempat yang tidak bernyawa, mencium batu yang dingin dengan bunga yang kembali layu.
Aku berterima kasih pada jiwa yang menerangi tubuhku, aku berterima kasih pada air yang selalu disiram untuk bunga-bunga.
Karena cobaan terakhir ini harus kujalani.
Menginjak kembali tanah yang sama, menghirup kembali udara yang sama.
Sampai akhirnya aku menatap tanah yang tidak pernah sama lagi, menatap tempat yang tidak pernah sama lagi.
Tetapi bunga-bunga itu bermekaran dan berguguran pada saat yang bersamaan.
Apakah ini yang dia rasakan?
Apakah ini yang dia jalani?
Apakah ini yang dia tunggu?
Agar aku dapat meneteskan air mata ketika aku memijak tempat ini.
Sakit.
Aku tidak dapat membayangkan betapa sakitnya anggota tubuh yang terluka dan membusuk.
Tetapi aku yakin, ketika kamu meneteskan air mu ke bumi.
Kamu menemukan apa yang kamu cari, sehingga kamu dapat pergi dari bumi untuk sementara waktu.
Walau setengah darimu hampa, air memenuhi setengah dari kehampaan itu. Maka dari itu, dengan senang hati aku memberikan bunga yang cantik untuk hidup dalam kehampaanmu.
Ketika kegelapan menghampiriku bahkan hanya satu detik pun, aku berharap sesuatu akan datang dan memenuhi kehampaanku.
Aku memijakkan kakiku dan menyambut kegelapan tersebut.
Sampai sebuah tangan yang hangat menyentuh kepalaku dan mengusap air mataku.
Aku menyambut apa pun yang ada setelah kegelapan ini.
Dan aku tidak menyesal saat aku menyambutnya.
Terima kasih.
Kini aku dapat memberikanmu bunga yang banyak tanpa henti.
Terima kasih.
"Grata Retro, Park Jinyoung..."
-I'll Protect You-
-End-
- - - -
Penjelasan Epilog di next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Proctect You || Markjin [TAMAT] ✔
Fiksi Penggemar"Whenever you need me, I'll come and find you" "Even if you don't call me, I'll always be by your side" Dunia ini sudah penuh dengan Corrupter. Mark Tuan, salah satu Corruption Demon berusaha memengaruhi manusia dan menjadi Corrupter. Park Jinyoung...