Pagi ini, Gisha terlambat datang ke sekolah. Karena semalaman Gisha maraton film Kimi no nawa. Ia baru tidur pukul 2 pagi hari. Akibatnya Gisha jadi bangun terlambat.
"Aishhh gerbangnya udah ditutup lagi, duhh gimana nih gue?" ujar Gisha bingung bagaimana ia bisa masuk sekolah saat gerbang sudah ditutup?
"Ngapain lo berdiri disitu? Gantiin Pak Maman? Jadi satpam sekolah yang baru?" tanya Kelvin yang sudah berdiri di belakang Gisha.
"Astaga! Ngangetin aja lo!" Pekik Gisha kaget akan kehadiran Kelvin yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.
"Ngapain lo berdiri disitu?"
"Menurut lo?"
"Lo telat?"
"Kagak! Gue cuman terlambat aja"
Kelvin menoyor kepala Gisha pelan.
"Sama aja bego!"
"Udah tau gue telat. Pake nanya segala!"
"Naik" titah Kelvin.
Gisha menaikan sebelah alisnya. Bingung atas apa yang di katakan Kelvin barusan.
"Ck! Naik cepet!"
"Naik kemana?" Tanya Gisha masih tak mengerti maksud Kelvin.
"Naik pohon! Ya naik motor gue lah mbak! Lo cantik-cantik bego ya, Sha."
Tak memikirkan ucapan Kelvin yang mengatai dirinya, Gisha langsung saja naik ke atas motor besar Kelvin.
Kelvin menyalakan motornya, memberi klakson dua kali. Tak lama kemudian Pak Maman membukakan pintu gerbang.
Gisha melotot atas apa yang baru saja terjadi. Nih cowok sebenernya siapa sih? Kok cuman ngasih klakson doang gerbangnya langsung dibukain? Pak Maman juga gak biasanya mau bukain gerbang, padahal udah jam tujuh lebih lima menit? Banyak pertanyaan yang muncul di benak Gisha.
Tak memusingkan hal itu, yang terpenting sekarang Gisha bisa masuk sekolah. Ia tak boleh bolos karena hari ini adalah jadwal ulangan Bahasa Inggris di kelasnya.
Gisha turun saat motor Kelvin sudah sampai di parkiran sekolah. Kelvin mengajak Gisha untuk mengendap-ngendap menuju kelasnya. Kelvin sedang malas berjemur di lapangan.
Ntah Dewi fortuna sedang memihak pada mereka atau memang nasib mereka sedang bagus saja sekarang. Sejak dari parkiran sampai koridor kelas XI Gisha juga Kelvin sama sekali tak melihat Bu Dewi -guru BK ter-killer sejagat raya berkeliling.
Dan lagi-lagi nasib baik menimpa mereka. Kelas XI IPA 3 sedang ramai yang artinya kelas mereka belum ada guru.
Gisha langsung saja masuk ke dalam kelas lalu duduk di bangkunya.
"Tumben lo telat, Sha?" Tanya Silvi saat Gisha sudah duduk di sampingnya.
"Biasalah, gue semalem maraton film," jawab Gisha.
Silvi ber-oh ria saja lalu kembali membaca buku novelnya.
"Sha, lo udah belajar buat ulangan Bahasa Inggris belum?" tanya Putri.
Gisha menggeleng. "Belum, hehe"
"OH IYA ANJIR GUE LUPA!" teriak Bulan juga Silvi histeris.
"Yaudah kita belajar bareng aja, masih ada waktulah sebentar buat belajar," usul Putri yang diangguki ketiga temannya.
☆☆☆
Bel istirahat baru saja berbunyi. Silvi, Gisha, Putri dan Bulan sedang berada di kantin.
"Gue sama Silvi aja yang pesenin, Lo mau pesen apa, Sha? Sil?" tanya Bulan.
"Gue mau batagor sama jus jeruk aja." sahut Gisha.
"Gue samain aja deh," ujar Silvi.
"Oke."
Setelahnya Bulan dan Putri pergi memesan makanan untuk teman juga dirinya sendiri.
Terjadi hening diantara Gisha dan Silvi. Sampai akhirnya Silvi memecah mengeluarkan suara.
"Sha, lo kok tadi bisa bareng Kelvin?" tanya Silvi. Tak biasanya Gisha bersama Kelvin.
"Ouh itu, tadi gue ketemu sama dia di depan gerbang, gerbangnya udah di tutup, terus di ajakin bareng." Ujar Gisha.
Silvi lagi-lagi hanya ber-oh ria saja.
"Eh ada Silvi sama Gisha nih? Tapi kok cuman berdua? Dua curut lagi mana?" ucap Bintang yang baru saja tiba di kantin bersama Rio, William juga Kelvin tentunya.
"Bulan sama Putri lagi pesenin makanan." sahut Gisha.
"Siapa yang bilang gue curut?" ujar Bulan.
Bulan baru saja selesai memesan makanan terlihat ia membawa nampan yang berisi empat piring batagor. Di belakang nya ada Putri yang membawa nampan berisi empat gelas jus jeruk.
"Eh Bulan! Bawa apa tuh? Makanan buat gue ya? Aduh perhatian banget sih lo, tau aja gue lagi laper," ujar Bintang. Tangannya hendak mengambil sepering batagor namun buru-buru di tepis kasar oleh Bulan.
"Enak aja lo! Beli sendiri sana!"
"Galak banget sih lo! Sakit tau tangan gue!" tutur Bintang seraya mengelus-ngelus tangan kanan nya yang di tepis kasar oleh Bulan.
"Lebay!"
Gisha melirik Kelvin sebentar. Iris mata coklat Gisha bertemu dengan mata biru Kelvin. Hanya sebentar, sampai akhirnya Kelvin pergi begitu saja dari hadapan Gisha di ikuti Rio, William juga Bintang yang ditarik Rio.
☆☆☆
TBC.
Maafkan part ini pendek banget ya?
Author sedang kehabisan ide huhu:((
Jangan Lupa Vote & Komen!!💙
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
KELVINO
Teen FictionHello story welcome to new my guys !! Ehe Ini adalah cerita tentang seorang pria yang memegang teguh akan prinsip nya. "I hate someone who always rules my life". Begitulah prinsip dalam hidupnya. Sampai suatu ketika, seorang gadis cantik masuk ke da...