▪ 4 ▪

5.7K 501 43
                                    

Usahakan vote dulu sebelum membaca ya.....
Sorry for typo 😉😉

-----------------------------------------

Happy reading

*
*

Sore hari adalah waktu yang paling dinanti bagi sebagian orang. Setelah bekerja seharian, waktunya untuk mengistirahatkan diri. Dan suasana sore hari adalah yang paling dicari. Kepenatan sepanjang hari dapat tergantikan oleh bertemunya kembali dengan anggota keluarga.

Hal itupun dirasakan oleh Galih, dirinya baru saja kembali dari luar kota. Tepat di hari sabtu ia kembali. Berkumpul dengan keluarganya lagi. Sangat rindu dirinya dengan keluarga kecilnya.

Galih melangkahkan kaki memasuki kediamannya. Sepi yang menyambutnya, biasanya suara bising kedua putra kembarnya selalu terdengar dipenjuru rumah. Membuat kernyitan heran tercetak di dahinya. Kemana kiranya mereka semua berada.

Baru mulutnya hendak membuka suara untuk memanggil sang istri cantiknya. Pandangannya menangkap sang anak bungsu tengah duduk di sofa ruang keluarga. Di tangannya terdapat sebuah buku, novel mungkin. Entahlah, yang pasti galih tak tau. Yang ia tau adalah Kenzie yang tak terlalu suka membaca, selain buku pelajaran.

Galih mendekat, Kenzie sendiri masih fokus dengan apa yang ia lakukan. Tanpa menyadari kehadiran ayahnya. Sampai sofa yang ia duduki sedikit bergerak karena Galih duduk di sampingnya. Membuat Kenzie menoleh dan di sambut senyuman hangat sang Ayah.

Kenzie menegakkan tubuhnya. "Ayah!" Sapanya. Lalu, bibirnya segera mengulum senyum.

"Rajin banget anak Ayah." Galih mengusak pelang rambut Kenzie. "Lagi baca apa? Serius banget, sampai Ayah dateng gak sadar."

Senyum Kenzie semakin lebar. "Adek lagi baca novel yang beli kemarin, Yah." Kenzie mengangkat buku novelnya.

"Tumben, bukannya kamu gak suka baca buku?" tanya Galih.

"Iya, tapi sampulnya menarik banget, Yah. Adek penasaran." Kenzie menyuarakan pendapatnya dengan menggebu-gebu.

Galih mengangguk paham. Memang kelihatannya sampul itu tampak manarik sekali. Kenzie sendiri kembali dengan kegiatannya sebelumnya. Dengan sang Ayah yang kembali memandanginya.

Galih hanya tak percaya bila putra kecilnya ini sudah beranjak dewasa. Padahal sepertinya baru kemarin ia menggendong seorang bayi mungil ke dalam dekapannya. Mendengar betapa cerewetnya Kenzie ketika masih balita. Seperti baru kemarin ia mengantar putra bungsunya itu ke taman kanak-kanak. Dan lihatlah sekarang, putra kecilnya itu telah tumbuh menjadi pemuda yang manis dan juga tampan.

Sadar sang Ayah masih berada di sampingnya. Kenzie kembali menolehkan pandangannya pada Galih. "Ayah!" panggil Kenzie.

Galih tersentak, sedikit melamun rupanya dirinya. "Kenapa?" tanya Galih.

Kenzie menggeleng, "emm, Adek selama ini senang punya Ayah yang sayang sama Adek. Gak seperti novel yang Adek baca. Seorang Ayah yang membenci anaknya sendiri, bahkan sang Anak gak tau apa kesalahannya. Adek gak bisa bayangin kalau Adek di benci sama Ayah. Adek hidup sendiri, gak ada Kakak, Abang, ataupun Bunda. Pasti hidup Adek gak sebahagia ini---

"Kadang Adek merasa kalau gak bersyukur banget sama Yang Maha Kuasa. Adek bandel, kadang suka gak dengerin nasehat Ayah, Bunda, Kakak, sama Abang. Padahal Adek beruntung banget udah punya banyak orang yang sayang sama Adek. Adek gak sadar kalau banyak orang di luaran sana yang gak bisa dapet kasih sayang. Adek malu Ayah, gak bisa merasa bersyukur kaya' orang yang kurang beruntung di luaran sana." Kepala Kenzie menunduk dalam-dalam.

Kenzie (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang