"Dokter Harvey, apa anda kesini juga untuk mengunjungi Viini?"
Daniel secara tidak sengaja menemui seorang kenalan, itu seorang pria dewasa sekitar 40 tahunan, sudut-sudut matanya di hiasi kerutan samar, tapi pria itu masih terlihat tampan dan menawan, sepasang tangan yang putih dan bersih menunjukan bahwa kehidupan orang ini sangat baik, ucapan dan tingkah lakunya juga menunjukan pendidikannya yang bagus.
"Ya, terima kasih sudah datang hari ini untuk merayakan ulang tahunnya." Harvey tersenyum sopan, dia bergerak maju untuk meletakan sebuket mawar putih dengan sedikit ragu, lalu ekspresinya berubah kaku saat melihat 3 buket mawar merah cerah yang terlalu mencolok di atas tumpukan bunga aster dan lili putih.
Melihat gelagat aneh pria itu, Daniel mendekat dan bertanya."Dokter Harvey, ada ada?"
"Mawar merah ini ..,"
"Oh, itu berasal dari temanku. Dia bilang, karena hari ini ulang tahun Viini, itu lebih baik memberinya setumpuk mawar merah." Daniel cepat-cepat menjelaskan. Dia biasanya memang menilai Hyunbin sebagai sosok yang konservatif, tetapi dia juga tidak berharap kalau pria Kwon itu hari ini akan sangat mengejutkannya, mengunjungi makam dengan sebuket mawar merah di tangan.
Mendengar itu, Harvey hanya membalas dengan 'oh' singkat, lalu keterkejutan di matanya memudar, dan di gantikan dengan sorot penyesalan dan melankolis yang dangkal.
"Temanmu orang yang cukup istimewa. Sebenarnya, mawar merah adalah bunga favorit Viini semasa hidupnya." Harvey tertawa getir."Tolong sampaikan rasa terima kasihku untuk temanmu, Tuan Daniel."
"Tentu, mereka ada di sana .., huh? Apa mereka sudah pergi?" Daniel menatap bingung ke arah pohon tempat Hyunbin dan lainnya berada yang sudah kosong, tidak di ketahui kapan mereka menghilang.
"Mungkin sudah kembali ke mobil." Daniel menjelaskan, sama sekali tidak nerasa ada yang salah, dia hanya menatap Harvey dengan sorot permintaan maaf."Lain kali akan kuperkenalkan. Dia adalah rekan aktorku, saat ini kami sedang mengerjakan film bersama. Dia pria yang luar biasa."
"Tentu." Harvey tersenyum maklum.
Daniel dan Harvey bertukar beberapa kata lagi sebelum mengucapkan selamat tinggal pada satu sama lain. Setelah Daniel pergi, Harvey tetap berdiri di depan makam Viini, menatap tak berkedip pada 3 buket mawar merah di sana.
Ini pasti hanya kebetulan, kan?
Daniel menemukan Hyunbin dan yang lainnya berada di kedai kopi kecil di dekat sana. Setelah mengunjungi makam Viini, suasana hatinya sedikit membaik. Sebelumnya, Daniel tidak memiliki keberanian untuk mengunjungi makamnya, hatinya terasa berat. Tapi setelah dia datang berkunjung, itu tidak sesulit yang dia pikirkan, sebaliknya dia merasa hatinya jauh lebih tenang dan ringan.
Sementara yang lainnya memesan kopi dan beberapa makanan kecil, Hyunbin hanya memesan sepotong coklat lava kesukaannya. Kalori dalam coklat itu sedikit lebih tinggi, tapi berhubung ini hari ulang tahunnya, Hyunbin punya alasan untuk sedikit memanjakan diri sendiri.
Itu tidak terlihat berbeda dengan kue biasa dari luarnya, tapi saat garpu menembus lapisan dalam, akan ada kelembutan yang manis dan berapi-api di dalam. Itu selalu menyenangkan untuk di makan.
Hanya saja, hal buruk selalu datang bersamaan dengan hal baik ..,
"Siapa pria tadi, kamu seperri mengenalnya dengan sangat baik. Daniel, sepertinya kamu menyukai tipe pria yang lebih dewasa?" Siwon mulai melontarkan kalimat untuk memancing Daniel. Sepertinya pria beruang itu benar-benar bosan dan perlu menemukan sesuatu untuk di lakukan, berdebat dengan Daniel misalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Star : Vol 2 (Remake)
ФанфикTrue Star Remake: Raja layar perak Viini Kwon meninggal dunia setelah berjuang sangat keras melawan penyakit jantung yang di deritanya. Lalu, ia kembali bangun dan mendapati dirinya berada di tubuh muda seorang idola terbuang. Merasa surga memberin...