"Bang, ada apa? Kok ngelamun?" Tegur Ji Ra membuat Henry segera sadar dari lamunannya. Menatap adiknya yang menatapnya heran.
"Gapapa, kamu bawa apa dek?" Ucap Henry yang bingung melihat Ji Ra menenteng sekotak bekal di tangannya.
"Oh ini, aku buat makan siang buat Jaehyun. Aku mau ke kantor Jaehyun, Bang. Anterin dong, mumpung ada abang." Pinta Ji Ra membuat pikiran Henry semakin kalut.
"Kamu serius mau nganterin itu ke Jaehyun?" Tanya Henry, meyakinkan sesuatu.
"Iyalah. Emang kenapa sih? Kan nggak salah nganterin makanan ke suami sendiri." Ucap Ji Ra tersenyum malu, entahlah bahkan sampai sekarang dia salting sendiri menyebut Jaehyun suaminya.
"Yaudah, abang anterin." Ucapan Henry membuat Ji Ra memekik senang, setidaknya Jaehyun tidak akan marah dengannya, karena ia tidak keluar rumah sendirian. Melainkan bersama Henry.
Jarak dari rumah ke kantor Jaehyun tak begitu lama, hanya memakan waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai ke depan lobby kantor. Tetapi perjalanan kali ini hanya memakan waktu sepuluh menit, karena mobil milik Henry berhenti di sebuah café terkenal.
"Kok berhenti di sini? Abang mau beli kopi dulu?" Tanya Ji Ra bingung, Henry hanya bisa menghela nafasnya berat. Semoga keputusannya kali ini benar.
"Jaehyun ada di sini, gih masuk ke dalam." Ucapan Henry membuat Ji Ra semakin bingung, untuk apa Jaehyun berada di café ini? Dan darimana Henry tahu?
"Abang..."
"Masuk aja, abang tunggu sini." Henry mengelus pucuk kepala adiknya lembut. Ia tahu setelah ini, semuanya takkan baik – baik saja.
"Yaudah deh." Ji Ra hanya bisa mengalah dan membuka pintu mobil, dengan kotak bekal di tangannya. Tersenyum senang sambil membuka pintu café tersebut. Café yang cukup nyaman untuk tempat mengobrol.
Pemandangan selanjutnya, membuat mata Ji Ra memanas. Pemandangan suaminya tengah mencium pipi seorang wanita, di ujung café ini, membuat hatinya hancur begitu saja.
Dengan keberanian, Ji Ra menghampiri Jaehyun yang terkejut melihat kedatangannya. Sambil berusaha tersenyum, Ji Ra meletakkan kotak bekal yang ia bawa tadi tepat ke hadapan Jaehyun.
"Aku bawain makanan siang buat kamu, aku kira kamu belum makan. Ternyata udah." Ucap Ji Ra pelan sambil menghapus air mata yang terjatuh di pipinya.
"Ra, aku bisa jelasin."
"Engga, Jae."
"Ra, aku bisa jelasin. Ini semua ngga kaya yang kamu liat."
"Sejak kapan, Jae?"
"Ra..."
"Aku tanya sejak kapan!" Seru Ji Ra memekik kencang, hingga para pengunjung café melihat ke arah mereka sekarang.
"Empat, empat bulan yang lalu."
"Kamu jahat, Jae. Aku kecewa. Aku selalu menaruh kepercayaan aku sama kamu, aku juga selalu ngertiin kamu yang sibuk kerja. Nyatanya apa? Kamu malah berduaan sama wanita jalang kaya dia!" Teriakan Ji Ra sangat menyakiti hati Henry yang dari jauh melihatnya.
"Ra, dia perempuan yang baik. Nggak sepantasnya kamu bicara kaya gitu tentang dia. Dia nggak salah apa – apa." Ucapan Jaehyun benar – benar membuat Ji Ra menatapnya tak percaya.
"Perempuan baik mana yang merebut suami orang, Jaehyun! Perempuan yang baik nggak ada yang bisa duduk tenang di café sama suami orang dan di cium pipinya sama suami orang! Kamu udah buta, Jae! Kamu nggak punya hati."
"Udah cukup dramanya, jangan pernah ketemu adek gue lagi, Jae. Udah cukup semuanya." Ucap Henry sambil membawa Ji Ra ke dalam pelukannya dan menarik Ji Ra pergi dari café itu.
"Ra, aku minta maaf. Aku bisa jelasin semuanya." Pinta Jaehyun sambil menahan tangan Ji Ra erat. Dia tau dia salah, tapi kali ini dia ingin egois. Dia tak mau kehilangan Ji Ra.
"Nggak ada yang bisa dijelasin lagi, Jae. Semua udah jelas. Jangan pernah temui aku lagi. Soal anak ini, biar aku yang urus. Kamu nggak perlu ikut campur. Semoga kamu bahagia dengan perempuan yang kamu bilang perempuan baik – baik ini."
"Ra!!" Hanya teriakan Jaehyun yang terakhir Ji Ra dengar sebelum ia masuk ke dalam mobil dengan di tuntun Henry. Badannya lemas, emosinya terkuras habis dalam waktu sekejap mata.
Alunan lagu yang di putar oleh Radio di dalam mobil Henry, membuat Ji Ra meneteskan air matanya dalam diam.
"Talking with my lawyer she said
"Where'd you find this guy?"
I said, "Young people fall in love"
"With the wrong people sometimes"Some mistakes get made
That's alright, that's okay
You can think that you're in love
When you're really just in pain
Some mistakes get made"
"Tuhan, jikalau aku bisa memohon sekali ini saja. Semoga ini hanya mimpi, mimpi yang buruk. Dan tolong bangunkan aku sesegera mungkin dari mimpi buruk ini. Ji Ra tidak bisa hidup tanpa Jaehyun."
PS: Akan dilanjut apabila 100+ votes.
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) Bucin - Jaehyun
Короткий рассказImagine that being Jaehyun's bae 24/7 "Jae, udah malem ngapain kamu kesini?" "Capek, aku mau ngecharge energi aku dengan ketemu kamu hehe." #BucinSeries Let's see how Jaehyun become a bucin 24/7