9

97 7 7
                                    

"selamat pagi Mamaku yang paling cantik" sapa Erly.

"Pagi sayang, kamu bisa ajah mujinya" mengusap rambut putrinya dengan sayang.

Erly terkekeh "Mah, papa kapan sih pulang? Erly dah kangen banget tau sama papa" ucapnya menekuk wajahnya.

"Papa katanya besok udah pulang kok sayang"

"Benaran ma?"  girangnya.

"Iya sayang, Udah nih kamu sarapan dulu"

Papa Erly adalah seorang pengusaha yang cukup terkenal di Jakarta. Ia sering pergi keluar kota untuk menjalankan bisnisnya.
Sedangkan mama Erly adalah seorang ibu rumah tangga, papa Erly memang tidak mengizinkan mamanya Erly bekerja, karna papa nya merasa bahwa ia masih mampu mencukupi kebutuhan keluarga nya dengan baik.
Erly sangat merasa beruntung memiliki kedua orangtua yang sayang dan perhatian dengannya.

"Ma, masakan mama enak banget"

"Iya dong, Mama gituloh"

Mereka pun tertawa.
10 menit berlalu Erly menyelesaikan sarapan nya, ia begitu menikmati masakan mamanya yang begitu enak.

"Ma, Erly berangkat dulu yah ma. Assalamualaikum" menyalim tangan mamanya.

"Waalaaikumsallam, yang semangat belajar nya"

"Siapp"

Ketika Erly keluar dari rumah, Erly terkejut karna melihat Panji berada di depan rumahnya. Panji duduk diatas motornya dengan fokus memperhatikan ponselnya, sehingga tidak menyadari jika Erly sudah berada didekatnya.

"Panji" panggilnya.

"Ehh, hay" menampilkan senyumnya.

"Lo ngapain? kok bisa disini?" Ucapnya gelisah, takut nantinya Ray tiba-tiba datang dan salah paham lagi.

"Jemput lo" ucapnya santai masih tersenyum kearahnya.

"Kita berangkat nya sama yahh"lanjutnya.

Sebelum Erly menjawab, Erly terdiam karna sekarang mobil Raymond sudah berada di depan rumahnya.
Ia panik dan tidak tau berbuat apa lagi.

Raymond keluar dari mobilnya dengan berjalan cool, tidak lupa dengan memasukkan kedua tangannya di saku celana.

Cupp.

Ray mengecup kening Erly dengan cukup lama, hal itu membuat hati Panji terasa panas, tangannya terkepal untuk menahan emosinya.

Bangsat Lo Ray,  batinnya.

"Masuk mobil" ujarnya dingin

"Ehh.. tapi.."

"Erly kamu dengar kan aku bilang apa" ucapnya tegas menatap mata Erly.

"Maaf yah Panji, aku berangkat nya sama Ray" ucapnya dengan perasaan tidak enak.

Panji tersenyum kearah Erly.
"Iya, gapapa kok"

Erly berjalan mengikuti langkah Ray menuju mobil. Ray membukakan pintu mobilnya untuk gadisnya, dan hal itu tidak lepas dari penglihatan Panji.
Sebelum Ray masuk ke dalam mobil, Ray berjalan kearah Panji.

"Jangan pernah dekati pacar gue" ujarnya dengan tegas.

"Kalo gue gak mau?" Tantang nya

"Habis Lo di tangan gue, ngerti lo brengsekk"

Panji terkekeh mendengar itu lalu tersenyum sinis ke arah Raymond.

"Gue gak takut sama Lo" ucapnya lalu menjalankan motornya meninggalkan Raymond yang sudah terlihat emosi.

RAYMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang