17 . mine

325 42 6
                                    

Kenzo Pov

Sejenak jantungku seperti berhenti berdetak. Seiring dengan teriakan rachel tangan ku mengepal, siapapun akan tau bahwa ada kecurangan di pertandingan itu.

Aku turun dari kursi penonton, meluncur seperti tak takut jatuh dari tingkatan tangga asal aku duduk.

Ku terobes ring itu dan memberikan wasit sialan itu sebuah pukulan keras di wajahnya. Lawan rachel kutarik keras hingga ia hampir terjungkal dari atas ring, kalau saja tidak ada karet pembatas, kupastika ia akan terjatuh dari ring itu.

"Rachel, rachel bangun.....bangun kumohon". Suaraku bergetar, air mataku jatuh, aku tak bisa menguasai diriku lagi.

"Hel bangun, kau sudah berjanji padaku, ayo bangun".

Kulitnya begitu dingin. Wajahnya tetap cantik walau telah membiru dan bermandi darah karena pertandingan.

Pak kepsek kelihatan membabi buta di hadapan para juri. Ia bersumpah akan membawa kasus ini ke ranah hukum.

"Ken, gendong rachel, kita harus bawa dia kerumah sakit". Ucap edi.

"Ed...dia tidak bangun". Tangis ku.

"Sudahlah...ia harus dirawat. Ayo cepat".

Edi membantuku bangun Lalau menggendong tubuh gadisku itu pergi dari tempat pertandingan menuju rumah sakit.

Author POV

Kenzo begitu gelisah menunggu dokter keluar dari ruangan rawat Rachel. Berulang kali ia menengok dan frustasi menunggu.

"Ken, tenanglah". Ucap edi.

"Bagaimana aku tenang ed, lihat rachel dia belum bangun. Bahkan aku tak tau apakah ia akan kembali bangun atau tidak". Ucapnya.

Edi hanya diam . ia paham situasi sahabatnya sekarang. Untuk pertama kalinya ia jatuh cinta. Dan saat itu juga cintanya terancam pergi.

Krek....

Pintu ruangan itu terbuka, dokter keluar dengan senyum kecil. Menandakan kabar baik.

"Bagaimana rachel dok?". Kenzo menyerobot.

"Hmm.... Dia baik. Untunglah tulang rachel tidak sampai patah. Ia hanya sedikit mengalami pergeseran. Dan tidak memberikan pengaruh berbahaya". Ucap dokter.

Kenzo tampak lega, wajahnya mulai mengembangkan senyuman.

"Lalu...lalu kenapa ia belum bangun dok?".

"Setiap orang punya batas menahan rasa sakit, dan rachel telah menemui batas itu. Ia akan syuman, jadi biarkan ia istirahat sebentar".

"Baik dok....boleh kami masuk?". Tanya Kenzo lagi.

"Silahkan. Tetapi jangan membuat pasien terganggu. Biarkan ia siuman dengan sendirinya". Ucap dokter.

Kenzo mengangguk lalu langsung menerobos masuk disusul dengan edi.

Kenzo memandangi gadis yang sedang tertidur itu.

"Tenanglah. Semua akan baik-baik saja". Ucap edi lalu menepuk bahu temannya.

39 menit berlalu, Kenzo masih tetap di samping yuki, ia terus menatap gadis itu. Ia bagai pangeran yang menanti terbangunnya sang putri.
Sementara edi,

Ia sibuk dengan ponselnya, sambil sesekali menerima telphone entah dari siapa.

"Ken, kemari lah". Panggil edi.

Kenzopun mendekat pada edi.

"Aku ada berita buruk". Ucap edi.

"Apa?".

PUNK LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang