Chapter 4

20 2 1
                                    

"Liora..."

Hanya itu yang beliau katakan sejak 10 menit aku memasuki ruangan ini. Berbeda dengan mayoritas ruangan lainnya yang di dominasi warna abu-abu. Ruangan ini dipenuhi warna coklat tua hingga krem. Bahkan, unsur abu-abu sama sekali tak terlihat jika hanya dilihat sekilas saja.

Setelah panggilan oma tadi, tidak ada hal lain yang keluar dari lisannya selain namaku. Meski aku sudah bertanya 'ada apa oma', namun ia tetap membisu. Seakan apa yang akan dikatakannya itu adalah hal yang paling berat yang pernah beliau katakan.

Aku selalu bingung dengan sikap oma. Terkadang ia bisa menjadi sangat baik dan peduli, tapi terkadang ia bersikap seenaknya dan acuh. Hidup oma sangat terstruktur, mungkin karena sedari kecil ia sudah di didik dan dibiasakan seperti itu. Saat bekerja, ia bahkan tak menerima kesalahan. Ia adalah ikon perusahaan kami, sebut saja namanya, maka semua orang akan menurutimu.

Awalnya aku selalu mengira oma tidak ada bedanya dengan tante-tanteku yang lain. Ia hanyalah wanita ambisius dan penuntut pada segala hal dalam hidupnya. Tidak peduli cara apa yang ia lakukan untuk mencapai ambisinya itu, semuanya akan ia lakukan.

Namun lambat laun aku sadar, bahwa oma hanyalah oma. Ia hanyalah wanita yang selalu dituntut oleh keadaan. Tanggung jawab besar dan pengalaman adalah cerminannya dalam bertindak. Ia adalah wanita paling independen yang pernah aku temui. Dan mengeluh tidak ada dalam kamus hidupnya.

Tapi, yang aku lihat saat ini bukan layaknya oma dalam ingatanku. Wajah yang dulu bahkan tak akan sudi terlihat lemah, kini sendu. Seakan semua kesedihan yang ia tahan selama ini meluap.

Author POV

" Oma.... Oma minta maaf sama kamu nduk" Wajah dihadapan Liora itu tertunduk. Ia bisa melihat bulir air mata perlahan menetes membahasi baju yang tengah wanita paruh baya itu kenakan.

" Minta maaf untuk apa oma?" kini giliran Liora yang menyahut lirih. Seolah tak terima dengan permintaan maaf Omanya itu.

"Semunya Ra... Oma minta maaf sama kamu atas semuanya"

"Tapi oma nggak salah apa-apa" Liora maju persis disamping tempat tidur. Ia berlutut dihadapan omanya sembari memegang kedua tangan ringkih itu.

"Nggak, salah oma terlalu banyak" Omanya menggeleng kuat sambil balik menggenggam tangan cucunya dengan erat. Seolah Liora akan pergi lagi apabila ia melepaskan genggaman itu sebentar saja. "Maaf atas sikap oma selama ini sama kamu, maafin oma yang nggak peduli dan pura-pura tutup telinga sama keadaan kamu. Oma tahu, kamu yang paling menderita selama ini. Oma harusnya peduli sama kamu, oma harusnya bisa pertahanin kamu di rumah ini Ra."

Oma mengeratkan genggaman tangannya. Merangkum kedua tanganku menjadi satu dalam genggamannya. Kemudian menciuminya sambil menangis tersedu dan mengucapkan kata maaf berkali-kali.

Liora yang sedari tadi sudah tak tahan akhirnya menangis hebat. Merutuki betapa bodoh dirinya yang meninggalkan seseorang yang masih sangat menyayanginya ini. Ia begitu berpikiran sempit dulu, bahwa lari adalah jalan terbaik untuk menghilangkan semua rasa sakit. Ia begitu menyesal, tiga tahunnya ia buang percuma. Bukan malah menjadi solusi, namun rasa sakit itu malah kian terpatri. Bahkan mungkin ia telah memperkeruh semuanya.

Lima belas menit berlalu,dua insan itu masih sama. Terlarut dalam kesedihan masing-masing. Sampai akhirnya oma yang membuka suara lebih dulu.

" Oma sudah lelah ra" Lirih omanya sambil mengusap sayang rambut cucunya itu.

"Ma-maksud oma apa?" kini giliran Liora yang mendonggak terkejut.

"Mungkin oma tahu, oma mungkin nggak pantas minta ini sama kamu. Tapi, oma mohon, bawa oma pergi ra." Pupil mata oma menatap lurus manik mata gadis di hadapannya itu "dua tahun ini kondisi oma drop, Nggak memungkinkan untuk oma tetap menghandle perusahaan, sedangkan semua anak-anak oma sudah bisa menghandle semuanya. Semua tante dan om kamu akan berebut untuk mengurus oma. Karena mereka tahu saham oma akan jatuh ke tangan mereka nantinya. Tapi, oma sudah tidak peduli itu semua.Itu kenapa oma mengumpulkan kalian disini. Kalau perlu oma akan melepaskan semuanya. Oma ingin istirahat dari semuanya Ra. Oma mohon, bawa oma pergi, cuma kamu harapan oma satu-satunya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Disaster In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang