Sore itu, Yohan sedang berbaring santai pada sofa panjang di depan televisi. Beberapa kaleng minuman dingin dan bungkus makanan ringan tercecer diatas meja. Enggan untuk dibersihkan dan lebih memilih mengumpulkannya menjadi tumpukan sampah.
Yuvin keluar dari kamar setelah sesi bercintanya dengan laptop dan tugas-tugas selesai sudah. Badannya ia regangkan, lalu memilih menghampiri Yohan.
"Tidak pulang kerumah?" Tanyanya sambil terduduk disamping Yohan yang tidur selonjoran, sembari netranya menilik satu-persatu camilan dihadapan.
"Mengusirku?" Yohan melirik sembari menenggak minuman kaleng kesekian.
"Ya... mungkin. Kakakmu tidak mencarimu?"
Yohan mendengus malas, "perawan gila itu sedang berkencan."
Yuvin membulatkan mulut, sedikit terkejut. "Wow, kukira tidak akan ada yang mau dengannya." Diakhiri kekehan ringan akibat ucapannya sendiri.
"Ah! Tunggu. Aku sepertinya punya hadiah untukmu." Yuvin bangkit dari sofa dan melangkah memasuki kamar. Ia ingat dikirimi sesuatu oleh Seungwoo. Dihadiahi tatapan bingung Yohan padanya.
"Hadiah apa?"
Kepala Yuvin menyembul, tangannya mengangkat sebotol cairan yang entah isinya apa dan menunjukkan itu pada Yohan.
"Ini"
Yohan mengangkat alis setibanya Yuvin dikursi sofa.
"Coba minum" Yuvin bersandar santai pada sandaran sofa sembari menyodorkan botol itu pada Yohan yang ragu-ragu.
"Tidak berniat membunuhku kan?"
"Tidak. Nanti penisku kesepian." Ujar Yuvin blak-blak an.
Yohan menggedikkan bahu, sembari mencoba mencium bau dari cairan tersebut. Setelahnya, indra perasanya menyecap cairan tak berasa tersebut beberapa kali.
Serius, ini seperti air putih biasa.
"Bagaimana?" Yuvin menunggu reaksi Yohan.
"E-eh?" Tidak, tubuhnya mulai merasa panas.
Yohan menatap Yuvin dengan kepala yang sedikit pening.
"Ini obat perangsang ya?"
"Mm." Yuvin mengangguk dengan senyum tersiratnya.
"Uh, sialan! Panas sekali..." keluh Yohan sembari mencoba melucuti pakaiannya.
"Bad words, boy!" Bibirnya lebih dulu dilumat Yuvin. Kedua tangannya ditahan disamping badan dengan Yuvin yang setengah menindih dirinya pada sofa.
"Ah!" Bibir bawahnya digigit Yuvin hingga sedikit terluka. Namun ia tahu Yuvin memberinya cuma-cuma karena ia telah berkata kasar.
"Yuvinh... stop"
"Wrong name boy."
Yohan memundurkan wajah menghindari ciuman Yuvin yang sudah seperti mengoyak bibirnya.
"Stop dad! It's hurt" Keluhnya berbarengan dengan tarikan Yuvin pada tubuh sehingga ia jatuh pada pangkuan sang daddy.
Yohan mencengkram bahu Yuvin erat saat pinggangnya ditarik posesif.
"Bibirmu yang minta kugigit."
Lalu kembali melumat bibir gemuk yang menjadi favoritnya itu dengan sedikit kasar. Menjilati luka pada permukaan bibir Yohan sebelum memasukkannya untuk saling berperang lidah.
"Mhh..." Yohan melenguh dalam ciumannya saat merasakan bokongnya diremas Yuvin dari luar celana.
Yuvin melepas ciuman panas itu lalu membubuhi bibir Yohan dengan ciuman bertubi-tubi.
"Penismu menusuk perutku saking kerasnya."
Yuvin berkomentar sembari melucuti celana pendek Yohan. Menyisakan kaos kebesaran beserta dalaman berenda yang Yuvin belikan untuknya.
"Kali ini, coba puaskan dirimu sendiri." Yuvin melonggarkan pelukan pada pinggang Yohan, berganti merematnya pelan dengan mata yang terfokus pada wajah sayu sang baby boy.
Direspon Yohan dengan menenggelamkan wajah pada ceruk leher Yuvin karena menahan malu, sembari tubuh bawahnya mencari afeksi lebih oleh kemaluannya yang menggesek paha kokoh Yuvin.
"Mngh~" Yohan menggigit bibir bawahnya menahan desahan. Kedua tangannya ia gunakan untuk meremat baju Yuvin guna melampiaskan nikmat pada apa yang ia lakukan.
"Hnn..." Yohan mengerang kecil karena efek yang ditimbulkan oleh gesekan kain, sampai membuat ujung penisnya mengeluarkan precum.
Namun ini kurang. "D-dadh... touch me-!" Sehingga Yohan merengek minta untuk dipuaskan, afeksi yang diberikan karena gesekan penis dengan kain tidak senikmat sentuhan Yuvin. Obat perangsang yang diminumnya tadi memperparah keadaan.
Yuvin menggeleng sembari mencengkram pinggang Yohan memperingati. "Daddy menyuruhmu apa, Yohan?" Membuat Yohan mengerang frustasi sembari mempercepat gesekan penisnya pada paha Yuvin.
"Ahh... Kurang, hngh... Y-yohan ingin lebih"
Mulutnya berkata begitu, namun penis sensitif itu masih mencari afeksi nikmat dengan menggesekan pinggulnya terus menerus.
Tubuh Yohan sudah banjir keringat, pun penis kecilnya yang banjir precum.
"Daddyh-hahh, ngh." Kepalanya mendongak menatap Yuvin, merengek ingin dipuaskan.
"Setelah pelepasan pertamamu." Dihadiahi remasan gemas pada bongkahan bulat milik Yohan yang melenguh kesenangan.
TBC
Makin hari makin ancur aja skill menulis ensi ku :")
Btw Kim Yohan indah banget, hshshsh😭 definisi kecantikan paripurna. ft tony moly lagiㅠㅠ parah insane aku, makin bucin si cantik ini😭
LIHAT PIPI DAN BIBIRNYA. BROU, AKUMAH BELOK KALO GINI.
Bibirnya Yohan itu tipe tipe yang minta digigit karena plis, gemuk bgt itu asli 😭
Udah, sekian otak kotorku ㅠㅠ maaf ya kalo otak kotor ini makin menjadi-jadi 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Baby; YuYo ✅
AzioneBad boy outside, baby boy inside. WARN! DLDR HOMO BXB tijel parah Fiksi