31. Hazza

17 1 0
                                    

Author's POV

Amora segera turun dari taxi ketika ia sudah sampai di tempat tujuannya. Ia kini berada di bandara.

Ketika memasuki bandara, ia terus saja mengedarkan pandangannya. Lalu, pandangannya pun terhenti pada sosok lelaki berambut curly yang sedang berbincang dengan seorang gadis.

"Itu dia!" Ujar Amora sebelum akhirnya menghampiri lelaki itu.

"Hazz!!!" Pekik Amora.

Lelaki yang dipanggil Hazz itu segera membalikkan tubuhnya menghadap Amora. Dan tanpa aba-aba ia langsung memeluk Amora. Begitupun dengan Amora, ia segera membalas pelukan lelaki itu.

"Oh my God ... I miss you. And look at you, oh my little sister already grew up!" Ucapnya senang. Dan ternyata lelaki yang disebut Hazz itu adalah kakak Amora.

"Miss you too, Hazz. Miss you so bad!"

Kedua kakak beradik itu larut dalam perasaan senang karena kembali bertemu. Sampai mereka lupa bahwa ada seorang gadis yang sedari tadi memperhatikan mereka sembari tersenyum.

Akhirnya, Amora melepaskan pelukan kakaknya itu.

"Yaampun, maafkan aku Tay. Aku hampir melupakanmu. Aku terlalu senang melihat Hazz." Ucap Amora sembari menghampiri gadis yang disebut Tay itu.

Gadis itu terkekeh, "tidak apa, aku paham. Oh ya, kau tidak mau memelukku juga, eh?"

"Aaaaa... tentu saja. I miss you so hard, Taylor!" Ujar Amora sembari memeluk gadis itu.

"Miss you too, baby!" Ucap Taylor sembari membalas pelukan Amora.

"Ok, kurasa sudah cukup adegan pelukannya. Lebih baik sekarang kita makan, lalu setelah itu barulah kita ke apartemen." Ajak Hazz yang langsung mendapat anggukan dari Amora dan Taylor.

*****

Niall's POV

Pikiranku gusar. Sedari tadi aku terus berjalan bolak-balik di kamarku.

Sebenarnya kemana Amora?! Kenapa dia tidak membalas pesanku? Tidak menjawab teleponku? Bahkan ponselnya mati. Ada apa dengannya?!'

Yaampun, aku sangat mengkhawatirkannya. Apalagi ini sudah sore dan hampir malam. Lebih baik, aku datang ke apartemennya saja.

Tanpa menunggu lama lagi, akupun segera menyiapkan mobilku dan melesat pergi.

Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya aku sampai di apartemen Amora. Akupun langsung menekan bel pintunya.

Sudah 5 kali kucoba, namun hasilnya nihil. Sepertinya Amora tidak ada di apartemennya.

Yaampun jadi dia kemana?! Tidak tahukah aku sungguh mengkhawatirkannya.

Aku sudah hampir putus asa. Namun aku ingat, mungkin saja Amora berada di kedai Ice Cream, atau di Nandos.

Jadi, keputuskan untuk mencarinya di dua tempat itu terlebih dulu.

*****

Sesampainya di kedai Ice Cream, aku tidak melihat keberadaan Amora. Jadi, aku segera beranjak untuk melesat ke Nandos.

Aku sudah berada di Nandos, dan kebetulan perutku juga mulai lapar. Jadi, kuputuskan untuk mencari Amora sembari makan malam di dalam.

PERFECT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang