Pt. 18

2.5K 242 40
                                    

Sorry for typo
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini di kediaman keluarga Kim terlihat semua orang sudah bersiap untuk sarapan pagi, untuk kali pertama Jimin bergabung melakukan sarapan bersama yang lain. Rasa kekosongan keluarga itu perlahan memudar, Jungkook yang baru saja bergabung bahkan sedikit terkejut, namun terselip perasaan senang di sana.

Mereka menikmati makanan mereka dalam diam, tak ada yang membuka suara. Jujur saja keadaan ini agak sedikit canggung, apalagi untuk Jimin, anak itu belum pernah makan bersama seperti ini. Niatnya tadi akan keluar bersama Taehyung, ya kemarin Jimin berjanji pada Taehyung kalau hari ini mereka akan memesan kue ulang tahun, namun Eunha menyeret dirinya ke meja makan dengan alasan ia akan sedih jika Jimin tidak bergabung. Jimin kan jadi tidak enak, akhirnya dia mau ikut sarapan bersama. Setelah bergelut lama dengan perasaannya, Jimin membuka suara.

"Ekhem" Walau hanya deheman Jimin yang tak berarti, sukses membuat semua yang ada di sana menatapnya.

"Jungkook..." Jungkook yang merasa Jimin memanggil namanya merasa agak sedikit was-was, apakah Jimin akan memarahinya? Atau memakinya? Atau mengatakan ketidaksukaan Jimin pada dirinya? Semua pikiran-pikiran buruk itu hinggap dikepala Jungkook. Namun ia membuang semua pikiran itu jauh-jauh ketika Jimin melanjutkan ucapannya.

"Maafkan aku" Jungkook melebarkan matanya, dia sedang tidak bermimpi kan? Jimin meminta maaf padanya?

"Aku tau kau takkan memaf—"

Grep...

Ucapan Jimin terhenti ketika Jungkook tiba-tiba memeluknya, ada rasa bahagia yang menyeruak, lega dia sangat lega, itu artinya Jungkook mau memaafkannya kan. Jimin membalas pelukan Jungkook lalu mengecup pucuk kepala anak itu.

"Aku senang sekali hyung, apakah aku bisa memanggilmu dengan sebutan hyung?" Tanya Jungkook masih di dalam dekapan Jimin.

"Tentu saja, panggil sepuasmu" ucap Jimin.

"Jimin hyung, Jimin hyung, Jimin hyung..." Jungkook mengatakan hal itu berulang kali dengan Jimin yang ia goyangkan ke kanan dan ke kiri. Setelah lama Jimin pun melepaskan pelukan Jungkook.

"Bersiaplah, aku akan mengajakmu dan Taehyung keluar" Jungkook mengangguk semangat lalu berlari dengan cepat ke arah kamarnya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Jimin memencet bel pada pintu besar rumah keluarga Min, tentu saja untuk menjemput Taehyung, sedangkan Jungkook? Anak itu lebih memilih berdiri diluar pagar, terlalu malas berjalan dari pagar menuju pintu rumah katanya.

Tidak lama Taehyung muncul dengan menyembulkan kepalanya di balik pintu membuat Jimin gemas di buatnya. Anak itu ganti warna rambut yang asalnya blonde menjadi biru muda, menggemaskan sekali.

"Sudah siap?" Tanya Jimin, Taehyung mengangguk antusias. Tak lama keluar Yura dari dalam dan tersenyum melihat Jimin.

"Jimin? Mau berangkat?" Yura langsung mencium kening putranya itu, entah kenapa setelah bertemu Jimin Yura jadi sering merindukannya.

Jimin mengangguk atas pertanyaan Yura.

"Yang lain tidak ada dirumah?" Tanya Jimin.

"Hanya ada Yoongi hyung dirumah, Seokjin hyung berada dikantor bersama appa Junmyeon" Jimin hanya mengangguk mendengar ucapan Taehyung.

"Baiklah ayo berangkat" Ajak Jimin.

Sebelum mereka pergi tiba-tiba Yoongi keluar dengan sedikit berteriak.

My twins is my life [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang