Difta tiba di kelas 11 IPA yang kosong di hari minggu pagi itu. Di tangannya ada sebuah gitar yang ia bawa dari asrama.
"Gimana NOT? Kak Kyara dan Kak Debby udah di kasih tahu?" tanya Tita.
"Udah Ta, pokoknya semua beres," jawab Difta sambil memperlihatkan kedua Ibu jarinya.
"Gue gimana? gue gimana?" tanya Farel, panik.
"Udah, lo udah ganteng!" jawab Difta, sambil mendorong Farel untuk berdiam diri di belakang kelas kosong itu.
Semua anggota Seven B lainnya bersiap di tempat mereka masing-masing, bersembunyi di balik meja-meja kosong dan menunggu kedatangan Kyara.
Pintu ruang kelas itu terbuka lebar saat Debby membuka tuasnya. Debby benar-benar melongo saat melihat meja Kyara di Kelas 11 IPA dipenuhi dengan bunga mawar putih dan pita abu-abu membentuk hati. Kyara sendiri tampak shock saat menatap tampilan mejanya pagi itu.
"Ya ampun Deb..., ini ada apa?" tanya Kyara.
"Entahlah Kya..., gue juga nggak tahu," jawab Debby.
Semua ornamen hiasan berwarna putih yang Kyara sukai, semua jendela yang terbuka hingga angin menerpa wajah cantik Kyara dan memainkan anak rambutnya yang lurus sebahu. Semuanya, sangat sempurna!
Keenam anggota Seven B muncul dari balik meja-meja yang kosong di bagian belakang. Masing-masing dari mereka meraih alat musik yang sudah jelas di bawa dari ruang Ekskul Seni, Teater dan Musik. Difta dan Keylan akan memainkan Gitar, Alex akan memainkan Bass, Veyza akan memainkan Drum, Tita akan memainkan Piano Keyboard, dan Ian yang akan bernyanyi.
Debby mengeluarkan handycam dari dalam tasnya untuk merekam semua hal pagi itu. Ia ingin Kyara bisa mengenang masa-masa terindahnya selama berada di SMA.
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat hati ini mulai merapuh
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuhKuberharap engkaulah
Jawaban segala risau hatiku
Dan biarkan diriku
Mencintaimu hingga ujung usiakuJika nanti kusanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih 'tuk mencintaikuAkhirnya 'ku menemukanmu.
Farel pun keluar paling terakhir dari bagian belakang kelas itu. Pria itu berjalan menuju ke arah Kyara, Debby mundur beberapa langkah ke belakang untuk mengabadikan momen terbaik dalam hidup sahabatnya. Gadis itu benar-benar tak ingin melewatkan satu detik pun dari semua yang ada di hadapannya.
"Kyara Amelia Annastasya, hari ini tanggal sepuluh September tahun dua ribu lima belas. Gue, Farel Jonathan, cowok yang jatuh cinta sama lo sejak pertama kali kita ketemu di ruang Ekskul Photografi. Cowok yang selalu bikin lo kesal karena tingkah gue yang konyol, cowok yang biasa aja tapi udah jelas dianugerahi ketampanan luar biasa sejak lahir, cowok yang akan selalu buat lo bahagia sampai di masa depan kita nanti," ujar Farel.
"Lama musang! Capek gue berdiri di atas meja ini!" protes Ian di tengah-tengah romantisnya suasana.
Debby pun tak mampu menahan ledakan tawanya.
"Sabar musang! Gue gugup ini, ngerti nggak sih?" balas Farel.
Farel kembali menatap Kyara.
"Jadi..., karena musang-musang di belakang udah pada bawel, intinya..., lo mau nggak jadi pacar gue? Bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk menjadi calon Istri gue di masa depan...," pinta Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah Takdirku
Ficção AdolescenteDia sangat konyol saat berada di hadapan sahabatnya, hanya untuk membuat sahabatnya tertawa. Dia senang melakukan hal-hal konyol agar sahabatnya tetap tertawa. Kenapa aku memperhatikannya? Padahal dia adalah Pria biasa yang sama sekali tidak berusah...