24| Rencana.

414 108 61
                                    

Soyun dibawa ke rumah sakit.

Rupanya saat berada di kamar pribadi Gil Suk, gadis itu sempat sadar namun Hae Joon buru-buru membekap Soyun dengan sapu tangan yang diberi obat bius. Tidak hanya itu saja, ayah tiri Soyun itu juga menyuntikkan obat bius ke tubuh Soyun.

Akibat dari kejadian tersebut Soyun lemas dan tidak bisa berdiri. Gadis sembilan belas tahun itu juga mengeluh kesulitan bernapas. Manajer Go dan Taeyung serta manajer Sejin yang baru saja tiba di gedung Violet bersama Sook Jin memutuskan untuk membawa Soyun ke rumah sakit.

Manajer Sejin yakin besok pagi akan ada banyak sekali rumor bertebaran mengenai masalah ini. Karena saat ia tiba di gedung Violet, banyak sekali kerumunan wartawan yang mungkin saja sudah berada di tempat itu sejak dua ambulance datang membawa Hae Joon dan Gil Suk dalam kondisi babak belur.

Para wartawan juga sangat semangat memotret ketika Taeyung membopong Soyun keluar dari gedung Violet dan masuk ke dalam mobil menuju rumah sakit.

Sepertinya besok manajer Sejin dan para staff JinHit harus bekerja ekstra dan mungkin lembur untuk menanggapi rumor-rumor yang akan beredar.

"Sebaiknya kau ganti baju dulu," Sook Jin menyerahkan paper bag berisi pakaian ganti yang tadi ia dapatkan dari salah seorang stylist Noona. "Aku dan manajer Go yang akan menunggu di sini."

Soyun sedang diperiksa di dalam. Sementara Taeyung, manajer Go dan Sook Jin menunggu di luar ruangan. Sedangkan manajer Sejin mencari keberadaan Kang Shi Hyuk yang katanya sedang menemui Gil Suk dan Hae Joon.

"Gomawo, Hyeong."

"Aku akan membelikan makanan untukmu. Kau belum makan malam."

"Tidak perlu, Hyeong. Aku tidak lapar."

Sook Jin menghela napas panjang. Terkadang para member memang kehilangan nafsu makannya saat sedang ada masalah. Kecuali dirinya dan Jongkuk. Ya, Sook Jin dan Jongkuk justru akan makan sangat banyak saat sedang stress atau lelah karena pekerjaan.

"Kubelikan minum dan snack ya?" Sook Jin belum menyerah. Dia khawatir Taeyung akan sakit nanti. Sebagai kakak tertua, dia hanya ingin memastikan adik-adiknya makan dengan teratur.

"Tidak usah, Hyeong. Aku sungguh tidak lapar." Taeyung bangkit dan ingin pergi ke kamar mandi untuk ganti baju. Namun urung saat melihat seorang wanita paruh baya dengan pakaian sederhana berjalan dengan tergesa menghampirinya.

Wanita itu adalah Nyonya Song-ibu tiri Soyun.

"Ahjumma," Taeyung membungkuk diikuti Sook Jin dan Manajer Go.

"Taeyung-ah, di mana putriku?" Nyonya Song terlihat begitu cemas. Kedua tangannya saling bertaut dan meremas satu sama lain. Matanya sembab seperti baru saja menangis.

"Dia sedang diperiksa dokter. Ahjumma tenang saja. Dia hanya lemas dan sedikit sesak napas," Taeyung berusaha menenangkan. Melihat bagaimana raut panik yang tergambar jelas di wajah Nyonya Song membuat Taeyung tersentuh. Meski bukan ibu kandung tapi wanita paruh baya di depannya ini terlihat sangat tulus.

Manajer Go membimbing Nyonya Song untuk duduk. Sepertinya ibu tiri Soyun itu berlari menuju kemari karena keringat membasahi kening sampai mengalir di pelipisnya.

"Aku akan membeli minum untukmu, Nyonya."

"Tidak perlu, manajer Go. Terima kasih. Aku baik-baik saja," Nyonya Song meraih telapak tangan kanan Taeyung di mana pria itu berdiri di depannya. "Kau baik-baik saja, Taeyung-ah? Apa kau terluka?"

"Aku tidak terluka, Ahjumma."

Sook Jin yang melihat interaksi antara Taeyung dengan ibu tiri Soyun hanya bisa mengulas senyum tipis. Rupanya mereka berdua terlihat sangat akrab dan saling mengkhawatirkan satu sama lain. Sepertinya Sook Jin harus benar-benar sadar diri dan tahu batas. Karena sekuat apa pun dia berusaha menjaga Soyun dan berjuang untuk mendapatkannya, gadis itu tidak akan pernah bisa ia miliki.

NOAH (new version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang