23. Jennie With Her Strategy

3.2K 503 63
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

"To—tolong. Tolong!"

Seseorang dengan pakaian lusuh dan tubuh penuh luka jalan tergopoh-gopoh ke sebuah rumah di tengah hutan. Ekspresinya menunjukkan ketakutan, tubuhnya bergetar, juga kepalanya sering menoleh ke belakang demi mengantisipasi tidak adanya orang yang mengikuti.

Melihat di depan rumah ada orang, segera dia mendekat, meminta pertolongan.

"To—tolong, tolong saya, tolong saya," katanya sambil memegang tangan seorang pria yang menghampirinya, memohon.

Wajah orang itu yang ternyata adalah Jennie penuh dengan bekas air mata. Terlihat sangat menyedihkan sekarang.

Keramaian yang disebabkan oleh suara Jennie membuat pria-pria lain mendekati mereka. Mereka ingin tahu siapa dan alasan bagaimana bisa markas mereka didatangi oleh orang asing.

"Apa yang terjadi pada anda?" tanya salah satu dari pria itu.

"Aku dikejar oleh orang di sana," balas Jennie tetap ketakutan.

Ketika dirinya diminta untuk menunjukkan tempat orang-orang yang mengejarnya, secara perlahan salah satu tangan Jennie mengambil sebuah pisau yang tersimpan di balik lengan bajunya.

"Dan aku yang di belakang kalian merupakan ancaman." Seringai Jennie.

Pisau ditangannya terangkat, namun anak panah lebih dulu menancap di dada para pria itu.

Pria-pria lain di belakangnya yang berlarian datang untuk menyelamatkan rekannya juga seketika terjatuh mati akibat anak panah menancap di dada mereka. Hingga para musuh berhasil dibereskan, Jennie berdiri kaku dengan tangannya menggenggam  erat gagang pisau.

"Strategi pertama lancar, Nona," ujar salah satu pengawal bayangan di depannya. Jennie hanya membalasnya dengan anggukan, kemudian berjalan lebih dulu sembari memberikan isyarat pelaksanaan strategi kedua.

Q u e e n

"Seperti yang kita ketahui, markas kedua pengawal Kekaisaran Min dilengkapi pagar tinggi, juga di dalam ada penjagaan ketat dari mereka."

Tatapan tajam Jennie mengawasi gerbang yang tak jauh dari tempat mereka bersembunyi.

"Pasukan pertama bersamamu pancing penjaga gerbang, dan pasukan kedua bersamaku serang bagian dalam," katanya yang berupa perintah.

"Siap, Nona!" jawab serentak pengawal bayangan.

Regu pertama segera melaksanakan perintah. Mereka serentak memancing fokus para penjaga gerbang dengan memberikan serangan dadakan ke gerbang utama. Hal tersebut membuat gerbang dibuka. Di saat itulah regu kedua dengan Jennie memimpin memasuki tempat itu secara sembunyi-sembunyi.

Jennie memberikan isyarat untuk berpencar dan melaksanakan rencana kedua. Siksa tanpa membunuh, berikan tanda penyerangan besar-besaran tanpa meninggalkan jejak penting, dan segera pergi dengan cepat.

Brukk!

Brakk!

Argghhh!

Jleb!

"Nona, di belakangmu!"

Jleb!

Jennie berbalik, melihat dengan mata kepalanya sendiri salah satu pengawal yang datang bersamanya jatuh tak berdaya akibat tusukan pedang dari—

"Kita bertemu lagi."

Pelaku tersenyum penuh muslihat pada Jennie. Gadis itu cukup terkejut melihat laki-laki yang beberapa hari lalu dia temui di Ibukota. Laki-laki yang menjanjikan akan membunuhnya apabila bertemu yang kedua kalinya dengannya.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang