Nielwink short fanfic🍫
×××
"Pulsaaa! Pulsaaa! Pulsanya nte, kak, bang."
Kalau bukan karena perlu, kaki pendek Jihoon tidak perlu bekerja terlalu keras pagi ini. Paketnya habis, pulsanya habis. Satu-satunya jalan keluar agar ia bisa memesan ojek online untuk pulang ke rumah adalah dengan mengisi paket dan pulsanya kembali.
"Bang! Aduh- Bang Donghyun!"
Donghyun berbalik santai dan memandang jenaka sosok anak koass yang sudah akrab dengannya itu, "Cie, pasti mau beli pulsa."
Padahal Jihoon tadi berlari-lari dan sekarang ia belum selesai menarik napas, namun emosinya sudah diuji lagi. Kenapa banyak sekali, sih, orang menyebalkan di dunia ini?
"Gue mau beli banyak nih. Lo kalo nyebelin gitu gue ga jadi beli ya," ancam Jihoon serius.
"HAHAHAHAH SOK BANGET LO, lo lupa, gue satu-satunya orang ganteng yang jual pulsa di rumah sakit ini, hah?"
"Bodo amat orang ganteng, bang edawn di poli anak juga ganteng btw, lo aja yang kemusuhan."
Donghyun memutar bola matanya malas, "Yaudeh, lo jadi beli kaga nih?"
Jihoon buru-buru mengeluarkan ponselnya dan mengangguk berkali-kali, "100 ribu ya, ngutang."
"ANJ- eh iya bang, pulsanya?"
Beruntung seseorang datang sehingga aksi mengumpat yang akan terjadi menjadi gagal. Orang itu berpakaian rapi meski ia mengenakan celana jeans robek yang mencolok. Kemeja kotak-kotak warna hitam-coklatnya terlihat cocok dengan surai coklatnya yang nampak keemasan.
"200 ribu ya bang, saya duluan soalnya saya lagi butuh banget," kata orang itu.
Dahi Jihoon berkerut kesal. Dagunya maju ditambah alis bertaut. "Heh! Mohon maaf ya pak, saya lebih lebiiih butuh pulsa. Bapak mau tanggung jawab kalo saya telat pulang ke rumah?"
Duh, Park Jihoon. Mudah sekali memberi tahu informasi pada orang lain.
Melihat sikap menantang Jihoon bagai di hutan rimba, orang itu meletakkan kedua tangannya di pinggang hingga sikunya membentuk sisi 90 derajat, bibirnya maju, dan tak lupa matanya ia buat melotot.
"Bapak lo bilang? BAPAK? Ga liat muka gue masih alus?! Ada lo liat kerutan dini di muka ganteng gue hah?!"
Jihoon kaget. Orang di depannya ini ngegas.
"HAH! Mudaan saya lagian! Pipi saya masih kencang ya! Tangan saya jaaaaauh lebih halus dari bapak! Gausah sok!"
"Perlu gue buka umur gue hah?! Hah, lo bakal kaget terus malu, gue ini masih kasian aja sama lo dari tadi!"
"Kok nantang sih pak?! Yaudaㅡ"
"Dek Ji, udah abang isiin ye. Noh ada bonus, lo ultah bulan ini kan?"
Pasien hipertensi di ujung lorong dan lima orang perawat di balik meja resepsionis berterima kasih kepada Kim Donghyun. Berkat dirinya, pertengkaran tidak beradab di tengah rumah sakit itu bisa terhenti.
Wajah Jihoon melunak, ia mendekat pada Donghyun dan meninggalkan lawan bertengkarnya tadi yang sedang melongo.
Senyum secerah layar ponsel baru seketika terbit, "Hehehe tau aja deh lo, bang. Makasih ya, sayaaaㅡ"
"Eit, gue ada pacar. Lo jangan bilang kata keramat. Mau lo ditendang kambing?" sela Donghyun dengan wajah dibuat menakut-nakuti.
Dengan begitu, senyum Jihoon luntur dan ia yang tadinya menempel pada Donghyun seperti anak kucing kini kembali berdiri tegap. "Yeu, Kak Youngmin mana bisa marah. Lagian, lo tuh yang harusnya ditendang! Gue aduin Kak Youngmin ya, lo bilang dia kambing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
frequency. ㅡnielwink
FanfictionZaman sekarang masih ada perjodohan lewat pesta dansa? Eh, bisa disebut perjodohan tidak, ya? an alternate universe. boyslove, bxb, yaoi!