17. Bolehkah Aku Menyukaimu?

2.2K 433 74
                                    

"Kenapa Om?" tanya Rosé yang sedikit bingung dengan kelakuan omnya yang tak seperti biasanya. Chanyeol terlihat panik dan takut. Hanya ada dua hal yang membuat Chanyeol takut, pertama adalah kehilangan followers-nya dan yang kedua adalah abang tertuanya.

"Bang Haejin pulang hari ini." Jika itu yang terjadi Rosé tak akan banyak bicara.

"Kemaren pas lo ngomong sama dia, dia nggak ngamuk kan?" Jadi setelah Rose diancam akan diadukan ke Haejin gadis itu langsung menelpon omnya dan melakukan sedikit pemutar balikkan fakta agar keputusan Chanyeol bisa dianggap benar oleh Haejin.

"Aman, lo denger sendiri kan Om. Udahlah nggak usah panik. Heran gue, kayak baru sekali ini aja lo kedatangan Om Haejin."

"Masalahnya hari ini Wendy mau nitip adiknya ke sini!" Mata Rosé langsung terbuka lebar, berharap bahwa adik yang dimaksud Chanyeol bukanlah Renjun.

"Renjun?" Chanyeol mengangguk.

"For god sake lo goblok Om." Chanyeol mengacak-acak rambutnya. Dia juga sudah tahu bagaimana karakter Renjun yang jauh dari kata manis, ditambah ada tiga bocil yang ikut-ikutan.

"Udah balikin! Gue takut ntar rumah roboh!"

"CHANYEOL! KENAPA ADA BEBEK DI KOLAM RENANG?" Ya terlambat anak-anak nakal itu sudah menginvasi rumah mereka.

Belum habis Chanyeol berpikir bagaimana cara mendisiplinkan empat anak yang kelakuannya membuat dia mengurut dada, suara mobil yang memasuki gerbang membuat Chanyeol semakin panik.

"Hayo lo mampus lo!"

"Rosé tolongin gue," pinta  Chanyeol.

"Sorry masalah gue udah banyak Om. Ini aja gue mau nyamperin kampret satu yang nggak ngerjain bagian tugasnya."

Pantas saja Chanyeol melihat Rosé sudah rapi pagi begini.

"Chanyeol! Seojoon! Rosé!"

"Anjir gue kena juga?" umpat Rosé yang ikut diseret omnya ke depan untuk menemui mayor jenderal yang baru saja pulang.

"Ada apa Om?"

"Siapa yang botakin bonsai Om?" tanyanya pada Rosé sambil menunjung bonsai tanpa daun yang berada di depan pintu masuk.

"Ehm, Om Chan. Gue nggak bisa nyelametin lo," bisik Rosé kemudian melakukan kode mata dengan Seojoon dan kalian tentu sudah menebak bagaimana ending-nya.

Yak benar, pasangan partner in crime itu tanpa ragu menunjuk Chanyeol yang bahkan tak tahu bagaimana bonsai yang dirawat dan disayang Haejin melebihi rasa sayang Haejin kepada Chanyeol bisa botak seperti om Deddy Corbuzier.

"CHANYEOL!!!"

"Ehm Om maaf, tapi Rosé harus pergi mau bikin perhitungan sama orang," pamitnya lalu kabur begitu saja saat sebuah mobil berhenti di depan rumahnya.

"Dia pergi sama siapa?"

"Itu mobil si anak yang bisa beli pembalut."

"Ah anak pembeli pembalut?"

"Perlu awasin nggak Bang?" Seojoon pikir dia bisa menggunakan alasan untuk kabur dari amarah Haejin.

"Awasin dari jauh, jangan sampai mereka keganggu. Tapi, kalo cowoknya macem-macem langsung lempar pake tongkat golf. Pake mobil Abang, di dalam ada tongkat golf." Seojoon menelan ludah, harus banget sampai lempar tongkat golf?

"Iya Bang." Sudahlah jawab iya aja dulu, yang penting bisa kabur walaupun dalam hati kecil dia ingin melihat hukuman apa yang diberikan pada Chanyeol, tapi sekali lagi kesempatan untuk tetap hidup lebih banyak lagi.

Take Me Out ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang