Bocah Tua

2.6K 255 10
                                    

karena lumayan banyak yang nungguin kelanjutan Jilice yang ini, jadi aku putusin buat coba lanjutin ya..

Maaf klo belum dapet feelnya, masih belajar nulis aku tuh beb...

Enjoy ya...

Malam ini Jiyong Oppa sedang memperhatikan kedua orang yang sedang duduk di depannya. Keduanya terlihat gelisah karena mendapat tatapan membunuh dari seorang Gdragon, yah saat ini Jiyong Oppa sedang dalam mode Gdragon!

"Siapa yang mau mulai duluan?"

Belum ada yang bersuara, kedua manusia tersebut hanya saling bertukar kode melalui pandangan masing-masing. Yang satu sudah berkeringat dingin, satunya lagi hanya bergerak tidak nyaman di tempat duduknya.

"Hyung, aku hanya ingin membantu. Kau tahu bagaimana menyeramkannya Dami Noona jika sudah memerintah, bukan?"

"Aissh! Kenapa kau membawa-bawa nama Noona? Kau mau mati, Eh?" Seungri Oppa memukul pundaknya.

"lalu aku harus jawab apa, Hyung? Kau juga kan ikut andil dalam hal ini."

"Kenapa aku? Aku hanya bertugas mengkondisikan media agar berita ini tidak ter-blowup!"

"Kenapa sekarang kalian saling menyalahkan? Apa perlu Sajangnim turun tangan?" Tukas tajam Jiyong Oppa.

"Oppa! Sudahlah jangan diperpanjang. Mereka, Mino Oppa dan Seungri Oppa tidak bersalah." Aku yang sebelumnya hanya menjadi penonton di sudut sofa yang ada di Studio kini ikut berbicara.

"Aah, sekarang kau membela mereka?"

"Ne! tentu aku membela mereka. Kenapa? Oppa tidak suka? Oppa mau apa?" Aku berdiri menghampirinya.

"Araseo! Kau ini, -tapi aku tidak akan melepaskan manusia yang bernama Sehun itu. Ingat itu!"

"A-apa? Sehun Oppa juga tidak bersalah! Aku kan sudah menjelaskan semuanya pada Oppa. Kenapa masalah ini masih diperpanjang sih?"

"Tidak bersalah katamu? Dengan seenaknya dia menyentuhmu dan memandangmu dengan pandangan mesumnya itu, kau bilang itu tidak salah?" Tatapan tajam Jiyong menghunus langsung padaku.

"Mesum apanya? Kalau ada yang harus disebut mesum itu, orangnya cuma Oppa!"

"Pfftt..!"

"Kenapa kalian tertawa? Ada yang lucu? -Sayang, kalau aku mesum padamu itu wajar, kau juga suka saat kemesumi."

"Oppa! Jangan bicara sembarangan didepan mereka! -sudahlah, aku mau ke Studio Teddy Oppa."

"Yak!! Sayang, kenapa jadi kau yang marah? Lisa-ya!"

Aku tidak menghiraukan teriakan dari Jiyong Oppa. Ia begitu menyebalkan sepanjang minggu ini. Permasalahan kami memang sudah selesai, kami sudah berbaikan. Namun selalu ia menyinggung tentang kedekatanku dengan Sehun Oppa. Lihatlah sekarang? Bahkan Mino Oppa dan Seungri Oppa yang kali ini jadi sasarannya.

Bapak tua itu memang sangat menyebalkan!

Flasback

"Jadi Oppa sudah tahu kalau aku di Paris, tapi Oppa tetap tidak datang untuk menyusulku?"

"Apa dengan aku datang menyusulmu akan membuatmu merasa lebih baik? Kau sedang bekerja di sana, dan denganku datang kesana hanya akan memecah konsentrasimu. Aku hanya ingin kau bisa berhasil dengan Project barumu itu."

"Oppa, Apa kau tahu aku sedih saat kau tidak muncul mencariku? Setiap malam aku merindukanmu disana, Kau tega sekali!"

"Araseo, Mian Sayang. -Aku juga seperti orang gila disini, bekerja terus menerus hanya agar aku tidak pergi menyusulmu dan membuat kacau disana. Aku harus kuat melawan rindu disaat hanya bisa melihat foto-fotomu selama disana, aku harus merasa puas saat hanya melihatmu sehat dan aman tanpaku ada disisimu."

"Oppa, kenapa sekarang aku terdengar begitu jahat padamu?"

"Ani-ya! Jangan pernah berfikir begitu. Aku salah, dan Kau sudah melakukan yang terbaik." Pelukan erat kembali Jiyong Oppa berikan untukku.

Saat ini kami sedang berpelukan dan berbaring di ranjang besar milik Jiyong Oppa. Aku memutuskan menerima tawaran Jiyong Oppa untuk bermalam disini.

Kami memang berbagi ranjang, berbagi selimut namun hanya sebatas itu. Jiyong Oppa sangat berhati-hati jika sedang bersamaku, Ia tidak pernah menyinggung dan ia selalu tahu batas kapan harus berhenti.

"Bagaimana kalau mulai malam ini, kau tinggal disini?"

Aku mencoba melepaskan sedikit rengkuhannya, memberi kami sedikit jarang untuk dapat saling bertatapan. kuangkat wajahku yang sebelumnya tersembunyi di dadanya dan kupandangi wajah tampan lelakiku ini. "Eh? Lalu Bagaimana dengan nasib anak-anakku, Oppa?"

"Bisa diatur. Mereka pasti semakin senang jika bisa berkumpul dengan Joa dan Iye." Jemari Jiyong Oppa saat ini kembali bermain di sekitaran pipi dan rahangku.

"Aah-Aku tidak tahu, Oppa. Apa ini tidak terlalu cepat? Maksudku kita baru saja berbaikan, bagaimana nanti kalau Oppa berulah lagi, Oh?"

"Mwo? Kapan Oppa berulah? Aah- kau mau mulai sesi pembahasan tentang Dara Noona lagi?"

Kembali kularikan wajahku ke dalam dadanya, menghirup harum parfum dan bau khas tubuhnya membuatku tanpa sadar semakin mempererat kaitan tanganku ditubuhnya.

"Tidak, Hentikan. Mendengar namanya saja sudah membuatku mual. Araseo, aku akan menginap disini selama 1 minggu."

"Hanya 1 minggu?"

"Ne. 1 minggu percobaan."

"Deal. -Tapi mungkin ada beberapa hal yang harus kita sepakati, terlebih kesepakatan saat kita tidur di ranjang yang sama seperti saat ini."

"Maksud Oppa? Kesepakatan apa?" Kuangkat sedikit wajahku keatas agar bisa menatapnya.

"Hm, -ini tentang kesepakatan untuk pakaian yang boleh dan tidak boleh digunakan saat kita tidur bersama?" Tukasnya ragu.

"Ada apa memang dengan pakaian tidur kita? Oppa selalu tidak menggunakan baju dan hanya sebatas memakai celana boxer setiap tidur, bukan?"

"Ne, tetapi sebaiknya kau jangan ikut-ikutan sepertiku. Ada baiknya kau menggunakan piyama panjang atau kaos besar yang, -yang bukan baju seperti ini."

Baju seperti ini?! Apa maksudnya?

"Ini baju tidurku, Oppa. Ini brand milikku, ini hasil design-ku. Apa Oppa tidak menyukainya? Kau tahu, Baju Tidurku ini langsung soldout hanya dalam waktu kurang dari 1 jam?"

"Araseo. Maksudku, Modelnya. Modelnya terlalu terbuka."

"Eh? Aku hanya terbuka, sedangkan Oppa sama sekali tidak ditutupi apa-apa! Kenapa Oppa curang sekali?"

"Aah- lupakan sayang. Lebih baik aku mandi air dingin di tengah malam dibandingkan harus berdebat denganmu. Ayo tidur, Ini sudah malam." Jiyong Oppa menarikku masuk ke dalam pelukannya lagi.

"Ne, selamat malam Oppa." Aku kecup lembut dagunya.

"Malam, sayang."

Flasback End

Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang