S40 : Istriku dan Kesibukannya

1.1K 63 27
                                    

Rian Ardianto

Kami sudah pulang ke Jakarta. Aku juga sudah pindah dari Pelatnas siang ini. Sudah selesai membereskan apartemen. Dea sudah pulang. Sekarang sedang mandi. Aku duduk di sofa dan menonton tv. Dea sudah keluar dari kamar mandi. Tapi masih memakai jilbabnya. Kemudian menuju dapur. Mungkin memasak

"Mas mau minum teh apa kopi gak?" Tanyanya padaku
"Teh aja sayang. Tawar aja ya gak usah pake gula" jawabku

Dea sibuk di dapur sekarang. Aku mematikan TV dan duduk di kursi tinggi meja makan. Mengamati dia yang sibuk memotong2 sayur. Sambil memanaskan air di dispenser kemudian membuatkanku teh

"Makasih ya" kataku
"Iya sama2" jawabnya

Dia sibuk memasak dan sekitar 30 menit kemudian makanan jadi. Sederhana. Hanya mashed potato, sayuran tumis dan beef steak. Tapi begitu spesial karena ini buatan istriku

"Mas tadi beres2 rumah dibantu siapa?" Tanyanya
"Tadi kan pake jasa pindahan sayang. Jadi aku cuma ngatur2 aja. Mereka yang angkat2. Mau minta tolong anak pelatnas kasihan. Aku kan masih cuti, kalo mereka kan harus latihan. Lagian barangku juga gak banyak. Cuma bawa baju2 aja sama sedikit barang2"
"Udah sempet ketemu mereka?"
"Udah tadi. Cuma beberapa aja belum semua. Tadi banyak kerjaan?"
"Alhamdulillah enggak banyak. Cuma visit aja sih hari ini. Belum jadwal rawat jalan dan operasi juga, jadi hari ini masih santai"
"Sayang"
"Hmm?"
"Masih haid?"
"Udah selesai. Baru aja. Tadi baru habis keramas" katanya
"Sholat isya bareng ya. Sholat sunnah sekalian. Kan kemarin belum sempat"
"Iya" jawabnya kemudian kami makan malam disertai obrolan2 ringan

Selesai makan Dea mencuci piring dan aku siap2 wudhu. Menunggu Dea di dalam kamar. Dea masuk ke kamar setelah berwudhu dan kemudian memakai mukena. Kami sholat isya lebih dulu kemudian sholat sunnah. Setelah kami berdua berdoa, Dea bangkit dari duduknya. Aku berdiri mengikuti. Dea melipat mukena dan sajadah yang kami pakai, menaruhnya di meja rias. Aku memeluknya dari belakang. Dea diam. Sepertinya kaget

"I love you istriku" kataku kemudian membalikkan badannya menghadapku
"Love you too" jawabnya agak terbata2 sambil menunduk. Aku mengangkat dagunya dengan tanganku. Menarik jilbabnya
"Gak usah pakai jilbab lagi kalo cuma ada aku. Udah halal aku lihat semuanya yang ada di kamu" kataku sambil menariknya ke pelukanku dan mengusap kepala serta punggungnya "Pelukan pertama kita" kataku lagi dan dia mengangguk dalam pelukanku. Pelukan yang terasa sangat nyaman. Pelukan yang mulai sekarang akan sangat aku rindukan. Rasanya tenang sekali setelah memeluk Dea. Aku mendorongnya pelan. Menatap wajahnya yang cantik di bawah lampu kamar. Mencium keningnya perlahan, kemudian turun ke dua matanya, mencium kedua pelipisnya, mencium hidungnya, mencium kedua pipinya, mencium dagunya, dan kemudian mencium bibirnya sekilas. Aku menatapnya, meminta persetujuan darinya dan dia mengangguk. Apa yang harus terjadi terjadilah. Gak perlu dijelaskan kalian sudah tahu apa yang kami lakukan, intinya tidak boleh bagi yang belum menikah

🏸🏸🏸

Aku terbangun tanpa sengaja. Melihat ke jam di meja samping kasur. Masih jam setengah 4. Perempuan di sebelahku masih tidur nyenyak. Mungkin kecapekan. Aku segera mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Selesai mandi aku menghampiri kasur. Hanya kepalanya saja yang tidak terselimuti. Mencium pipinya berkali2 untuk membangunkannya

"Sayang. Mandi trus subuh dulu" kataku sambil mengusap kepalanya
"Jam berapa?" Tanyanya lirih
"Jam 4. Subuh jam setengah 5" jawabku "Handuk udah ada di kamar mandi" kataku

Dia bangun tapi masih duduk di kasur, aku masuk kamar mandi dan berwudu kemudian Dea segera menyusul aku keluar dari kamar menuju kamar mandi. Aku menggelar sajadah sambil sholat tahajud sebentar di dalam kamar mumpung masih ada waktu. Dea masuk ke kamar lagi tepat saat adzan subuh berkumandang. Kemudian memakai mukena dan kami subuh berjamaah. Selesai sholat kami doa bersama. Dea mencium tanganku dan aku mengecup keningnya. Selesai sholat Dea menuju meja rias dan mengeringkan rambutnya dengan hair dryer

Kisah Kemarin (Rian Ardianto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang