Langit Kota Paris di Malam Hari

1 0 0
                                    

2 Februari, saat ini suhu di kota Paris mencapai - 5 °C, aku berdiri menhadap sungai Siene dari balkon tempat dimana aku tinggal selama dua tahun ini, mengelus lenganku secara bergantian dan sesekali meniup telapak tangan yang mulai terasa membeku

"Lisa" Panggil seorang pria yang suaranya terdengar dari balik tubuh Lisa, terlihat sosok tampan yang selama satu tahun ini sangat setia menemani Lisa, pria bernama Brian Alexander. Bisa dikatakan pertemuan tidak sengaja di halte bus dekat dengan universitas dimana Lisa mengasah bakat bermusiknya itu membuat hubungan mereka sangatlah dekat karena Brianpun satu universitas dengannya hanya saja berbeda jurusan

Tersenyum pria itu berjalan menuju kearah Lisa sambil membawa dua cup kopi dan disambut hangat oleh Lisa

"Kopi" ucap Brian sambil mengangkat satu cup kopi kearah Lisa

"Tetimakasihĺ ucap lisa sesaat setalah menerima cup kopi yang diberikan oleh Brian "Apakah ini kopi tanpa gula?" tanya Lisa membuat Brian yang tadinya hendak meminum kopi yang sedari tadi ada di tangannya itu tiba-tiba menghentikan kegiatannya

"Aku tambahkan sedikit gula, jika kamu selalu minum sesuatu yang pahit kamu tidak akan pernah tahu bahwa rasa manis itu sangatlah kamu butuhkan" ujar Brian

"Baiklah-baik, kamu belajar darimana sikap cerewet seperti ini?" tanya Lisa heran sambil menenggak kopi yang ada di tangannya itu

"Tentu saja darimu, tidak perduli orang lain dalam hal ini kamulah yang terbaik" ledek brian sambil tertawa kecil dan terlihat senyuman manis pada wajah Lisa, kembali menatap sungai Siene dan cahaya dari menara Eiffel yang begitu indah. tiba tiba Lisa mengingat sesuatu mengenai Brian

"Hei, benarkah pertunjukan teatermu akan dilangsungkan minggu ini?" tanya Lisa antusias menatap pria yang kini menunjukan seringai kecilnya

"Yup, benar sekali. Kamu harus datang, aku sudah siapkan kursi terbaik untukmu. Ini adalah teater perdana yang aku sutradarai, aku merasa sangat grogi"

"Kamu ini bagaimana sih Brian, berhentilah bersikap grogi seperti itu, aku sangat mempercayai kemampuanmu, dan jika aku saja percaya kenapa kamu tidak" jelas Lisa mencoba memotivasi dan memberikan energi positif yang sangat berhasil karena pria jenjang dan karismatik itu sangan mendengarkan kata-kata Lisa  dan sangat menghargai bahkan untuk hampir semua hal yang terjadi di dalam hidupnya

"Wah kamu seperti ibuku, kamu tahu?, aku selalu senang mendengar semua ocehan yang keluar dari mulutmu. Semuanya terdengat berguna, hehe" puji Prian sambil tertawa kecil

"Tentu saja, tidak sepertimu kata-kataku ini bisa merubah orang-orang seperti dirimu ini" balah Lisa tak mau kalah

"Oh iya Lisa, aku ingin menyampaikan sesuatu" ekspresi Brian seketika berubah menjadi sangat serius

"Apa itu?" tanya Lisa penasaran dan tak kalah seriusnya dengan Brian. Lisa kini bersiap memdengarkan dengan seksama apa yang akan disampaiakan oleh Brian dan mendadak degup jantung Lisa tak terasa begitu aneh, irama jantungnyavtak terdengar seperti biasanya. Sekilas Lisa berpikir bahwa Brian akan mengatakan hal indah yang selama ini ia inginkan namun, dengan cepat Lisa menampik semua pikiran itu untuk meminimalisir adanya kekecewaan akan ketidaksesuaian antara apa yang ia pikirkan dengan apa yang akan terjadi

"Nanti saja" ujar Brian membuat Lisa melongo heran dan tak dipungkiri merasa sedikit Kesal dengan kelakuan Brian barusan

"Kamu begitu antusias, mengakulah apa yang kamu pikirkan? Ledek Brian menunjuk tepat diwajah Lisa yang membuatnya tersa terintimidasi sambil tertawa lepas

"Bodoh, menyebalkan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AANASTASIA LALISA HOLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang