4

6 1 0
                                    

Setiap langkah dan tutur bicaramu,
Aku yang menjadi pemerhati,
Mulut terkunci namun jiwa berapi,
Tidak ku luah namun ku simpan,
Sehingga menjadi luka dihati.

Aku bodoh,
Bersuara bukan pilihan aku,
Aku tidak pedulikan semua,
Kenapa dan mengapa,
Untuk apa aku harus peduli?
Begitu kosongnya hati.

Suasana sepi menjadi peneman,
Tapi terkadang aku jadi benci,
Kenapa rasa ini selalu menghukum,
Kerna hati yang terdiam sepi,
Kiranya aku tak punya hati.

Dunia terasa kosong,
Tak bererti apapun,
Kerna aku tak punya rasa,
Aku cuma hidup kerana aku diberikan masa,
Namun aku tak tahu apa tujuan,
Aku jadi hilang arah.

Hidup yang terlalu rumit buat ku lelah,
Menanti hari esok buat jiwa makin sesak,
Hari ni sudah perit,
Bagaimana hari esok?

Namun akhirnya aku teguh berdiri,
Hingga kini aku masih disini,
Menanti dan terus menanti,
Dijasad yang sama,
Cuma berlainan jiwa.

-24June2020

JourneyWhere stories live. Discover now