❝ The more you care about me, the more it hurts me. ❞
—Dira."Kemana aja lo kemarin? Lo ketinggalan banyak gosip Ra!"
Dira yang baru saja memasuki kelasnya langsung disambut oleh teriakan Kezia, membuat semua orang melindungi telinganya dari teriakan Kezia. Setelah menaruh tasnya di meja, Dira mendatangi Kezia yang sedang bersorak heboh menunggunya untuk duduk di sampingnya. Dira tersenyum lebar, ia rindu seperti ini.
"Dira lo harus tau Rena punya pacar baru!" teriak Kezia lagi walaupun Dira sudah berada di dekatnya.
Dira membulatkan kedua bola matanya. "Siapa-siapa? Angkatan kita?"
Kezia mengangguk semangat, ia menunjukan foto Rena dengan pacar barunya itu. Awalnya Dira tersenyum senang saat mengetahui Rena sudah mempunyai pacar baru dan melupakan mantannya yang brengsek itu, tapi saat melihat foto yang terpampang di ponsel Rena, senyum Dira perlahan luntur.
"Nino?" gumam Dira membuat Kezia mengernyit.
"Lo kenal Nino Ra?!"
Dira terdiam, ia mengalihkan tatapannya pada Rena yang juga sedang menatapnya, seperti mencari sesuatu dari tatapannya. Dira tau Nino. Laki-laki gila yang dulu hampir membuatnya terjatuh dari gedung tertinggi di sekolah ini. Dan kali ini laki-laki itu menjalin hubungan dengan sahabatnya sendiri, apa yang laki-laki itu rencanakan?
Bel masuk berbunyi membuat semua orang, termasuk Dira kembali ke tempatnya. Devan yang melihat perubahan dari raut wajah Dira langsung mengernyit. "Lo nggak pa-pa?"
Dira tersenyum kecil dan mengangguk. "Ya."
Pulang sekolah, Devan terburu-buru keluar dari kelas setelah meminta izin pada Dira bahwa ia harus ke suatu tempat. Dira yang masih menyalin catatan Kezia hanya mengangguk sembari melanjutkan catatannya. Ia harus mengembalikan catatan Kezia hari ini, tidak enak jika meminjam catatan itu lama-lama.
Pukul 5 lewat 12 menit, Dira baru keluar dari kelasnya. Sekolah sudah sepi dan langit menggelap. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Tadi Devan bilang bila ia sudah selesai, telfon saja. Tapi saat Dira hendak menelfon Devan, ponselnya mati seakan menyuruhnya untuk pulang sendiri karna Devan sepertinya sedang sibuk dan tidak bisa diganggu.
Dira pernah berpikir, apa saja yang Dira tidak tau tentang Devan? Hampir semua Dira tau, tapi seperti ada satu hal yang Devan tutupi darinya.
Dira menyandarkan kepalanya di pos satpam sembari menunggu angkutan umum yang lewat. Belum ada 10 menit Dira berada di sana, lengannya sudah ditarik paksa oleh seseorang, ia dibawa ke koridor yang sangat sepi, tepatnya di dekat gudang sekolah. Tapi Dira sama sekali tidak memberontak, ia hanya mengikuti kemauan orang itu.
"Mau apa lagi lo?" tanya Dira dengan nada santainya, berusaha mengabaikan detak jantungnya yang berdetak tidak normal saat mengetahui siapa orang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
falling | on hold
Novela JuvenilMungkin seharusnya semua ini berjalan sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Tapi kamu menghancurkan apa yang sudah kita bangun bersama-sama. Meninggalkanku sendirian dengan perasaan yang semakin lama semakin dalam. Jangan mengatakan seakan-akan aku...