❝ Don't care about me anymore. Because it's really hurts me, please stop. ❞
—Dira.Saat bel istirahat berbunyi tadi, Kezia menemaninya ke toilet, setelah itu mereka berjalan beriringan menuju kantin. Kezia menunjuk meja yang diisi oleh Devan dan teman-temannya dengan semangat, tapi tidak dengan Dira. Biasanya Dira yang paling semangat untuk ikut kumpul bersama teman-temannya di meja itu, tapi kali ini Dira lebih memilih untuk makan di meja terpisah.
Kezia mendengus. "Ayolah Ra, lumayan semeja sama cowok-cowok ganteng di Garuda," paksa Kezia sembari menatap meja tersebut.
Dira menghela nafasnya kasar saat Kezia benar-benar menarik lengannya menuju meja itu. Devan tersenyum senang dan menyuruhnya duduk di sampingnya, yang berarti berhadapan dengan Ferral. Sementara Kezia sudah duduk di samping Kenzo dan Raka. Perempuan itu memang suka cari perhatian.
"Udah pesen?" tanya Devan membuat Dira mengangguk.
Dira bergerak tak bebas, rasanya tatapan Ferral mengintimidasinya. Makanan Dira datang membuat perempuan itu langsung sibuk dengan makan siangnya. Dira mengambil saus, menuangkannya di pinggir piring, lalu botol saus itu direbut oleh Ferral, membuat Dira menatap laki-laki itu. Dira berdecak, ia kembali merebut botol itu dari tangan Ferral. Ia tau, Ferral tidak suka bila ia terlalu banyak makan sesuatu yang sangat pedas. Perutnya sangat sensitif akan itu.
"Lakuin apa yang dulu lo lakuin ke gue," ujar Dira tanpa menatap mata Ferral, "lo dulu nggak pernah anggap gue ada, kan?"
Setelah menyelesaikan makan siangnya, Dira mengajak Kezia dan Devan untuk kembali ke kelas, mereka berjalan beriringan di koridor. Tapi Dira hanya diam saat Devan dan Kezia sedang menertawakan hal yang sama. Dira tetap diam seperti itu hingga bel pulang berbunyi.
"Ra, lo mau bareng gue atau nyusul?" tanya Devan sembari menyampirkan tas di bahunya.
Dira tersenyum kecil, ia bangkit dari posisinya. "Gue pulang bareng Aqsa," jawaban Dira membuat raut wajah Devan berubah.
"Oh," jawab Devan, "yaudah."
Dira menghela nafasnya kasar lalu berjalan keluar kelas, menghampiri kelas Aqsa yang sudah kosong. Dira memainkan ponselnya, mengetikkan sesuatu di sana.
Dira : Aqsa dimana?
16.03 pm. readAqsa : Tunggu gue diparkiran.
16.05 pm.Dira berdecak, ia melangkahkan kakinya menuju parkiran. Di parkiran, Dira memainkan ponselnya sembari menunggu Aqsa. Dari ujung matanya, Dira melihat Rena datang tapi dengan wajah yang tidak bersahabat. Sudah 2 hari ini Dira tidak saling bicara dengan Rena, Dira tau pasti laki-laki itu penyebabnya.
Dira tersenyum kecil saat Rena berada tepat di depannya. Rena menampar pipi Dira keras, tapi Dira sama sekali tidak terkejut. Dira tau, Rena pasti akan melakukan hal ini padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
falling | on hold
أدب المراهقينMungkin seharusnya semua ini berjalan sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Tapi kamu menghancurkan apa yang sudah kita bangun bersama-sama. Meninggalkanku sendirian dengan perasaan yang semakin lama semakin dalam. Jangan mengatakan seakan-akan aku...