Kaki melangkah tertatih
Raga merintih terhempas
Tak ada kata yang terucap
Selain lelah yang menjadi temanDi sudut dunia yang kelam
Jemari menerbangkan huruf-huruf
Klausa menari merangkai diksi
Memprosa suasana hati yang rancuKurebahkan tubuh pada lara
Jalan yang kulalui begitu rumit
Masalah bagai dedaunan kering
Akh, andaikan ini hanya mimpi.Batin memandang jauh ke dalam diri
Menelusuri bait-bait serpihan hidup
Aku hanya bisa menghela nafas panjang-panjang
kemudian kulepas dengan sangat beratSekelilingku begitu ramai penuh sesak
Namun, tak ada satupun yang melirik ke arahku
Apalagi mengucap kata sekadar salam
Seolah-olah duniaku tak berpenghuniPikiranku semakin meramu pilu
Harapan akan ada sesorang yang peduli
Entah apa yang salah dengan diri
Seakan-akan panggung saya penuh bilurBanjarmasin, 24 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Peniti Sejarah (SUDAH TERBIT)
PoetryIni adalah tulisan-tulisan yang bermunculan saat suasana hati sedang tidak baik-baik saja. Jadi, lumrah saja kalau di dalamnya sebagian besar puisi Elegi. Ditulis oleh makhluk jomblo, tampan, dingin banget kayak es batu, dan pendengar yang baik (si...