Hari itu, ketika malam telah tiba. Kihyun berdiri seorang diri di puncak Bukit terlarang. Perasaan tak rela untuk melepaskan kepergian Changkyun yang telah meninggalkan distrik sejak sore tadi—kembali mengganggu perasaan Kihyun. Masih dengan pakaian yang sama, pemuda pemilik garis rahang yang tegas itu memandang hamparan kegelapan di bawah kaki Bukit terlarang. Tak begitu sepi karena masih sempat terdengar adanya aktivitas di Distrik 9.
"Jika kau tidak rela, kenapa membiarkannya pergi?" Minhyuk datang dari arah samping.
Mendengar teguran dari sahabat karibnya, sudut bibir Kihyun tertarik dengan lembut. Membuat seulas senyum tipis yang bertahan selama beberapa detik hingga Minhyuk berdiri di sampingnya dan turut memandang apa yang menarik perhatiannya malam itu.
Minhyuk sekilas memandang Kihyun sebelum memberikan teguran keduanya. "Aku pikir kau pergi ke mana, kenapa tidak mengatakan jika ingin pergi kemari?"
"Bagaimana aku bisa mengatakannya padamu jika kau saja tidak ada di sampingku?"
Minhyuk kembali memandang dan lebih lama. "Tapi sepertinya kau melarikan diri dari Hoseok Hyeong."
Kihyun balas memandang. "Apa sudah ada kabar dari Hyunwoo Hyeong?"
"Tidak ada. Hoseok Hyeong berencana pergi ke Distrik 8, tapi Hyungwon mencegahnya."
Kihyun kembali memandang ke arah sebelumnya, namun tidak dengan Minhyuk yang justru memperhatikan wajah rekannya itu. Untuk beberapa detik setelahnya, keduanya saling berdiam diri hingga Minhyuk lah yang kembali memulai pembicaraan.
"Kau yakin membiarkan Changkyun kembali ke tempat itu?"
"Dia sudah jauh, mengejar pun akan percuma."
"Jangan marah, aku ingin menanyakan sesuatu padamu."
Kihyun kembali memandang Minhyuk. "Oleh sebab itu jangan menanyakan sesuatu yang membuatku marah."
"Tentang Hyungwon." Minhyuk memberi jeda untuk melihat reaksi Kihyun.
"Katakan."
"Kau tidak masalah dengan hal itu?"
"Hal apa yang kau maksud?"
"Tentang anak itu dan Sohye."
"Kau mengatakan hal itu seolah-olah Sohye memiliki hubungan dengan Hyungwon."
"Aku serius bertanya padamu."
"Kau mengkhawatirkan adikmu?"
"Apa kau membenci anak itu?"
"Aku juga seorang kakak. Seperti aku yang mengkhawatirkan Changkyun, kau pun juga mengkhawatirkan Hyungwon."
"Jika sudah tahu cepat beri aku jawaban."
Bukannya langsung menjawab, Kihyun justru memberi jeda beberapa detik sebelum ia memberikan jawaban. "Aku menghargainya sebagai kerabat, tapi bukan berarti aku membenarkan perasaannya. Aku menghormatimu sebagai temanku."
Kali ini giliran Minhyuk yang terdiam. Memikirkan jawaban yang sesungguhnya dari pernyataan Kihyun.
"Itulah jawabanku. Kau sudah mendapatkannya, maka dari itu jangan membahasnya lagi."
"Jangan dia ... jika kau merasa terkhianati, lakukan apapun padaku dan lepaskan anak itu."
Minhyuk menyelam jauh pada netra Kihyun yang terkadang begitu meneduhkan namun menyesatkan dan terkadang sangat tajam dan dipenuhi oleh kemarahan. Dan malam itu, dia menyampaikan permohonannya pada si pendendam, Yoo Kihyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Ficción histórica1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...