▪ 5 ▪

5.6K 439 10
                                    

Pencet tombol bintangnya dulu ya....
Sorry for typo 😉😉

------------------------------------------

Happy reading

*
*

Pagi-pagi, kamar Kenzie udah jadi kaya' kapal pecah. Bungkus snack di sana-sini. Enak banget, pagi-pagi udah ngerusuh di rumah orang. Siapa lagi kalau bukan Nathan sama David biang rusuhnya. Subuh-subuh tadi dirinya dikagetkan dengan kehadiran tiga sekawan itu. Ditambah lagi Andre dan juga Nanta. Lengkap sudah. Pagi-pagi mood Kenzie sudah rusak aja.

"WOYY, BANG NANTA JANGAN CURANG DONG." Teriakan itu berasal dari mulut Nathan yang emang udah kaya' toa masjid.

"SIAPA SIH YANG CURANG, LO AJA YANG MAINNYA NOOB GITU." Disaut pula dengan teriakan Nanta yang tak kalah menggelegarnya. Membuat telinga siapapun akan pengang mendengarnya.

Dua oknum itu kini tengah bermain ps. Dengan Andre dan David yang menjadi penontonnya. David menyoraki Nathan agar bisa menang dari Nanta. Sedangkan Andre mah bodo amat, mau siapapun yang menang. Ogah banget suruh nyemangati kembarannya. Yang ada nanti Nanta makin kegeeran kepadanya.

"Gini amat hidup gue," degus Kenzie yang sedari tadi duduk dan memperhatikan apa yang manusia-manusia itu lakukan di kamarnya.

"Sabar, gitu-gitu itu sahabat lo. Di tambah yang dua Abang lo juga." Aldo baru datang dari kamar mandi yang berada di kamar Kenzie. Menepuk singkat pundak Kenzie. Lalu, ikut mendudukkan diri di karpet bulu tepatnya di samping David.

"Yeyyyyy, akhirnya gue menang dari lo bang," ucap Nathan sambil mengangkat satu tangannya tinggi-tinggi.

Raut wajah Nanta langsung berubah blank. Gak terima dia kalau dikalahkan sama bocah. "CURANG LO, THAN. Gak-gak, gue pengin tanding ulang."

"Bang Nanta kalau udah kalah mending ngaku kalah aja deh," sahut David sambil menguyah snack.

"ENG---" Sebelum Nanta menyelesaikan ucapannya. Andre langsung menyumpal mulut sang kembaran dengan snack yang dimakan David.

"Udah, kalah mah kalah aja. Gak usah ngebacot. Minggir! Gue juga mau main." Andre mendorong tubuh Nanta agar sedikit menyingkir. Membuat Nanta rasanya ingin mengumpati kembarannya itu. Tapi apalah daya, ini masih di rumah dan banyak bocil-bocil.

"Yuhuyyyy, ditraktir bang Nanta selama seminggu." Nathan kembali berseru dengan senangnya. Membuat mata Nanta langsung melebar.

"Apaan lo main traktir-traktir. Gak ada," protes Nanta.

"Lah, tadi kan udah janji bang."

"Janji yang mana, sih?" Nanta sebisa mungkin berusaha menghindar. Tak ingin bila harus diperas sama bocil macem Nathan. Kalau buat Kenzie mah Nanta ikhlas-ikhlas aja. Tapi kalau untuk orang lain, big no.

"Bang Nanta pelit," cibir Nathan. Nanta sendiri mah bodo amat. Lebih memilih mencomot snack yang dimakan David tadi. David hendak protes, tapi ia urungkan begitu ditatap tajam sama Nanta.

Kenzie mendengus sebal, dirinya beranjak dari duduknya. Memilih pergi keluar kamar. Berjalan menuruni tangga. Indra penciumannya menangkap bau harum yang disebabkan oleh makanan yang dimasak Luna. Menuju dapur mungkin bukan pilihan yang buruk.

Kenzie (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang