06. Hurt

7.2K 491 82
                                    

Aku mencintaimu tapi kamu tidak mencintaiku. Apa yang bisa aku lakukan selain berjuang?

Sinta

"Gak. Rama gak mau"

Sinta menghela nafasnya dan memejamkan matanya. Ia sudah bisa menduga jika Rama akan menolak. Kenapa juga Rama ingin menikah dengannya?

"Yasudah, aku juga---"

"Gak mau nolak maksudnya" jawab Rama cepat sebelum Sinta menyelesaikan ucapannya. Rama kembali duduk dan menggenggam kedua tangan Sinta yang hangat.

"Gak mungkin aku nolak seorang gadis seperti Sinta" Rama tersenyum manis begitupun juga dengan Sinta yang tersenyum manis dengan hatinya yang sudah gembira.

Yessy tersenyum senang, "Si Ocong bikin kaget"

"Mi, namaku itu Rama bukan ocong!" Ketus Rama seraya merangkul pundak Sinta, "Setidaknya Mami jangan manggil aku aneh aneh di depan Sinta. Kan malu"

Sinta tersenyum menatap Rama. Ia bisa merasakan ibu jari Rama yang mengelus kulit lengannya. Walaupun sudah merasakannya berkali kali tapi Sinta masih merasakannya seperti pertama kali.

*

Rama menuruni anak tangga satu persatu seraya bersuil. Sebelah tangannya ia masukkan ke dalam kantong celana pendeknya.

Ia masuk ke ruangan makan lalu mencium pucuk kepala adiknya yang masih berumur sepuluh tahun duduk di atas kursi.

Rama menarik kursi untuk dirinya duduk dan menunggu Yessy memberikannya makan malam.

Rama tersenyum ketika semua masakan malam ini adalah makanan favoritnya. Ia sudah bisa menebak semua ini. Ini semua terjadi karena dirinya menerima untuk menikah dengan Sinta.

Menikah dengan Sinta? Rama tulus sungguh tulus menerimanya. Bahkan Rama bermimpi ingin menikah dengan Sinta. Hanya Sinta.

Yessy kemudian menyendokkan nasi merah kesukaan Rama dan beberapa lauk kegemaran Rama. Seperti capcay, ayam kecap, dan prekedel tahu. Lelaki itu kembali tersenyum lebar saat menyadari tidak ada brokoli di makanannya. Jujur, Rama begitu membenci brokoli.

"Mamiku kok baik banget sama aku hari ini?" Tanya Rama memperhatikan Yessy yang tengah memberikkan makanan kepada Anaya. Adik perempuannya yang terakhir.

"Halah, kamu kayak gak tau Mami aja. Dia kan dapet jackpot" jawab Rayana

"Jackpot apaan?" Tanya Arjuna, Kakak tertua Rama.

"Si Ocong mau nikah" ucap Yessy dengan gembira.

Ocong lagi. Lama lama gue jadi pocong neh.

"What the--- Lo mau nikah nyet? Gue aja belum nikah"

"Kak Rama mau nikah? Sama siapa? Jaga cewek satu aja gak bisa. Haha... "

Rama medengus sebal, ia kemudian bangkit dari duduk dan berjalan menaiki tangga satu persatu. Ia jadi tidak selera makan malam ini.

"Ngambek lagi tuh bocah. Pakai acara gak makan segala" ucap Rayana.

"Biarin. Nanti juga dia makan. Ini kan makanan kesukaan Rama" jawab Yessy acuh tak acuh. Lagi pula Rama itu manusia normal kan bukan siluman.

The King Of PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang