8. RENCANA JAHAT IBU PERI

381 107 60
                                    

SELAMAT HARI SELASA, SESUAI JADWAL KITA UPDATE YA.

Halo teman-teman?
Terimakasih bagi yang sudah mampir, melihat-lihat ataupun yang berkenan membaca.

Biar nggak bingung. Sama Tara/Selena.

Jadi kalau dalam sudut pandang (aku dan si Gavin) akan pakai Selena. Selebihnya akan pakai Tara aja ya. Untuk dialog2nya.

Sekali lagi, terimakasih.

Selamat membaca!💕

###

Gavin berjalan melewati koridor, beberapa orang segera menyingkir dan memberinya jalan. Tatapan mata para siswi tertuju hanya padanya.

Langkah kaki Gavin berhenti, ia memandang ke arah seorang siswi yang berdiri di hadapannya.

"Kak Gavin, aku suka Kakak---" Gadis itu berucap dengan lantang sambil mengeluarkan sebuah bunga mawar dari dalam tasnya.

Gavin menghela nafas berat. Ini bukan pertama kalinya Gavin ditembak oleh cewek terlebih dahulu.

Ia sudah sangat sering mendengar cewek-cewek mengungkapkan perasaannya. Bahkan sejak ia duduk di bangku sekolah dasar, beberapa orang gadis cilik selalu berucap akan menikahi Gavin di masa depan, menjadi pengantinnya atau menjadi istri Gavin.

Bocah-bocah korban dongeng.

Gavin bukan pecinta dongeng, karena sejak kecil ia lebih gemar membaca tabel perkalian ataupun tabel periodik, majalah kesehatan milik sang Ayah, ataupun buku anatomi milik Mamanya.

Tidak ada cinta, tidak ada pacar. Gavin tidak perlu memiliki keduanya. Cinta kedua orangtuanya sudah cukup bagi seorang Gavin.

"Gavin ditembak cewek lagi!"

"Tuh cewek anak kelas sepuluh, kan?"

"Udah pasti Gavin nolak!"

Gavin memijat pelipisnya, orang-orang sudah mulai berkumpul dan bergosip.

Ia menatap cewek di depannya, cewek itu tentunya ingin mendengar jawaban Gavin.

Gavin menutup matanya beberapa saat, ia merasa jenuh dan sangat tidak suka berada di keramaian. Ini bukan suatu hal yang membanggakan, kenapa orang-orang malah tertarik untuk menonton?

Ia lebih memilih diam. Gavin tidak menjawab perasaan cewek itu, ia juga tidak mengambil mawar itu. Kakinya mulai melangkah, namun baru beberapa langkah cewek itu menahan lengannya.

Gavin menoleh singkat, lalu menghempaskan tangan cewek itu.

"Gue nggak suka lo!" jawab Gavin jujur. Ia bahkan tidak mengenal siapa cewek di depannya ini? Bagaimana mungkin Gavin bisa menyukai orang yang tidak dikenalnya?

Ia berjalan meninggalkan cewek itu, menembus keramaian orang-orang yang bersorak pada cewek itu. Gavin berjalan lurus ke depan, seolah-olah tidak ada sesuatu yang sedang terjadi.

Entahlah, apa yang akan terjadi dengan cewek itu? Ia sama sekali tidak peduli, dan tidak ingin tahu.

❤❤❤

WAIT WAIT!!! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang