Beweis - 6

340 49 34
                                    

∆•Liebesbekenntnis aus Deutschland•∆

Brak.

Jimin menendang pintu kamar dengan sangat kuat. Ia mendorong tubuh Mina hingga terbentur sudut tempat tidur.

"Awwhh.." Mina meringis kesakitan karena tangan nya pertama kali membentur sudut tempat tidur.

PLAK.

"Akh..hiks sakit hiks ampun Jimin. Maafkan aku. Jangan pukuli aku lagi..hiks."

"Akhhhh hiks..hiks.."

Jimin menjambak rambut nya kuat. Mina meraung kesakitan, bahkan dada nya terasa sesak karena kebanyakan menangis.

Bugh.

Jimin melepaskan jambakan nya pada rambut Mina. Lebam dan darah segar nampak dimana-mana. Wajah cantik nya kini berubah menjadi wajah penuh pilu dan kesakitan.

"Jangan pernah sekali-kali kau menelpon ku atau pun mencari ku. Dasar wanita Sial!" Ucap nya emosi.

BAM.

Jimin menutup pintu kamar kuat. Ia meninggalkan Mina dengan keadaan seperti ini. Wanita itu terkulai lemah di lantai.

Ia menangis lagi, hati nya terasa remuk ketika jimin melakukan kekerasan pada nya.

Kenapa rumah tangga ku jadi seperti ini?

Mina perlahan mulai bangun, ia sekuat tenaga mencoba untuk berdiri. Mina meringis pelan ketika kepala nya berdenyut nyeri akibat bentur yang ia alami. Sekarang wanita itu sudah duduk di atas tempat tidur.

Ia menunduk menahan sakit di hati nya. Lagi, ia memegang dada nya yang terasa sesak akibat kebanyakan menangis.
____________________________

Prang.

Bugh.

Jimin membanting apa saja yang ada di pandangan nya. Wajah nya merah padam, urat-urat di leher nya tampak bermunculan. Emosi nya masih besar sekarang, membuat apartemen nya berantakan dengan pecahan beling dimana-mana.

Tunggu! Apartemen? Sejak kapan Jimin memiliki Apartemen? Apakah Mina tahu?

"Sial! Sial kau Tzuyu!" Teriak nya.

Jimin menarik kasar rambut nya ketika mengingat wanita yang telah hadir di tengah-tengah kehidupan rumah tangga nya. Dan membuat rumah tangga nya hancur seperti ini.

Jimin mengambil benda persegi didalam saku celana nya. Terlihat dilayar handphone nya tertera nama Yoo Jeongyeon. Jimin menelpon Jeongyeon.

"Yeoboseo?" Tanya orang di sebrang sana.

"Ne Jeongyeonie, kau dimana?"

"Aku di rumah, ada apa?"

"Bisakah kau datang ke apartemen ku?" Tanya Jimin dengan napas yang memburu.

Apartemen? "Ah ne Jimin-Ssi, dimana alamat apartemen mu?"

"Akan aku kirim kan padamu sebentar lagi."

Plip.

Jimin mematikan sambungan telepon secara sepihak. Ia melempar handphone nya ke sofa. Ia bersandar pada dinding. Wajahnya menyiratkan bahwa ia sangat frustasi.

Ingin sekali ia mengakhiri semua ini. Jujur ia sangat lelah, biasanya malam-malam seperti ini ia akan bermanja-manja dengan Mina. Istrinya itu akan memijit kan tubuh nya ketika ia sudah pulang bekerja.

BeweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang