Pagi yang cerah ini kamu manfaatkan buat melakukan senam hamil, setelah Seokjin pamit berangkat kerja tadi, kamu langsung siap - siap buat senam.
Tapi belum ada setengah jam kamu senam, kegiatanmu sudah diintrupsi aja sama dering handphone. Awalnya ga keangkat sama kamu karena emang ga dengar, sampai akhirnya di percobaan ketiga kamu baru sadar kalo ada yang telpon.
Dari Ka Doyoung.
Kamu langsung cepat - cepat angkat, sedetik kamu menempelkan ponselmu ditelinga, kegaduhan langsung mendominasi pendengaranmu,
"(Y/n), Kaka minta maaf banget ya, tapi kamu bisa kesini ga? Bantuin Kaka"
Kamu langsung beranjak dari dudukmu dan berjalan ke kamar, masih dengan hati - hati karena ingat kalau ada bayimu yang harus kamu jaga, "Iya, Ka aku kesana. Ada masalah, Ka?" Tanyamu sambil ganti baju.
Terdengar erangan frustasi dari Doyoung disebrang sana, kayaknya sunbae mu itu benar - benar sudah kewalahan, "Ada kecelakaan beruntun dan salah satunya bis sekolah, jadi ini anak - anak remaja yang luka - luka banyak banget, belum lagi yang lain, kamu bisa kan? Cuma bantu yang ringan kok, Kaka janji"
Kamu meraih jas doktermu sebelum keluar rumah, "Iya, Ka bisa kok" Ucapmu sebelum memutuskan sambungan telpon dan mulai membuka aplikasi ojek online, kamu naik taxi online aja deh hari ini.
"Loh? Bu Dokter, masih kerja?" Ahjuma disebelah kaget lihat kamu yang nunggu taxi didepan rumah dengan gelisah,
"Iya, Ahjuma, genting" Ucapmu sedikit panik.
"Aduh kasian banget eomma kamu, Dek" Ahjuma mengelus lembut perutmu, "Hati - hati ya, Bu Dokter. Sudah hamil tua ini" Titah Ahjuma.
Kamu mengangguk dan tersenyum, "Iya, Ahjuma, pasti hati - hati kok, aku berangkat dulu ya" Kamu pamit sebelum masuk kedalam taxi yang udah sampai didepan rumah tadi.
Didalam taxi, kamu mengetikan pesan buat ngasih tau Seokjin kalau kamu pergi ke rumah sakit. Kamu masih belum ngerti juga kenapa Doyoung segitu paniknya, biasanya orang itu gak pernah sepanik ini. Dan kamu masih belum tau juga kenapa Doyoung manggil kamu, kemana Dokter - Dokter lain.
"Wah rame banget" Sopir taxi sampai bergumam melihat banyaknya orang yang ada di ugd, kamu juga gabisa ngomong apa - apa. Kaget kamu. Kayak ada konser aja.
"Makasih, Ahjussi, sudah bayar lewat aplikasi" Tukasmu sebelum keluar dari dalam taxi dan mulai masuk kedalam UGD, kamu juga langsung disambut sama Mark.
"Dokter Park? Untung dokter datang, tolong disini, Dok" Mark langsung membawamu kesalah satu pasien remaja yang luka - luka.
"Dok, gapapa kan?" Tanya Mark sambil menyerahkan sarung tangan padamu,
Kamu mengangguk, "Gapapa, Mark. Kita lihat pasien yang ringan - ringan aja yaa" Titahmu dan diangguki oleh Mark.
"Hai, Cantik, aku lihat lukanya yaa" Kamu tersenyum ramah pada gadis yang tengah menangis ini, dia cuma mengangguk untungnya,
Kamu mulai menangani berbagai pasien, tapi seperti yang sudah Doyoung katakan tadi, kamu cuma diperbolehkan menangani pasien yang luka - luka ringan aja. Untungnya semua pasiennya mau menurut dan gak cerewet.
"Dokter Park?! Aku benar - benar bersyukur ada kamu disini!" Seru Wendy, dia ngodein Mark buat ambil alih yang lain sedangkan Wendy langsung nimbrung bantuin kamu.
Kamu terkekeh sambil sibuk menjahit luka pasienmu, "Hai, Wen. Hampir tiga minggu aku ga kerja, kangen banget rasanya" Tukasmu.
"Biasanya sama Dokter terus, sekarang harus siap siaga kapan aja bisa dimarahin sama Dokter Kim" Adu Wendy, berbeda dengan kamu, Doyoung emang orang yang suka marah kalau ada salah, sekecil apapun itu, kita telat juga dia marah, kalau kamu masih bisa maklum kadang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband -Kim Seokjin [1]
RomansaApa jadinya kalau kamu terlibat masalah hati dan percintaan dengan gurumu sendiri? Setelah saling mengenal untuk pertama kalinya, semua terlalu mengejutkan dan tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya Kim Seokjin. Itu dia, dia yang mampu membuatmu yan...