Tragedi Hujan

40 3 2
                                    

Aku perlahan membuka mataku, memproses keadaan sekitar. Gelap. Buru-buru aku menyalakan lampu. "Hahh..." aku menghela napas lega karena pada dasarnya aku phobia dengan kegelapan.

Aku memandang jam dinding yang ada di kamar ibuku ini. Sekarang pukul 15.35. Aku membuka jendela kamar. Hujan. Yah, biar saja lah, tanpa basa basi aku melanjutkan tidurku. Tiba- tiba pintu kamar itu dibuka oleh ibuku.

"Dek, bangun. Sebentar lagi om kamu datang lho." tegur ibuku. Ah, iya juga. Bagaimana aku bisa melupakan hal penting itu. Aku membalasnya dengan anggukan.

"Sudah jangan tidur lagi, kucel itu bajumu." kata ibu, sambil meninggalkan ku keluar kamar. Aku merenggangkan tubuhku dan mencari hp kesayangan.

Hp itu satu satunya yang ku punya untuk berinteraksi dengan dunia luar. Kalau saja tidak ada hp ku ini mungkin aku akan mati. Aku melihat layar dihpku. Hmm? Layarnya buram pada daerah tertentu. Aku mencoba menghapusnya namun gagal. Wah, padahal aku ingin melihat tanggal hari ini. Apa sudah rusak ya?

"Dekk..." Panggil ibuku.

"Kenapa bu?" Aku buru-buru menyembunyikan hp ku.

"Keluar gih kamu, siap-siap."

"Iyaa."

"Huftt.." Aku menghela napas malas. Dengan segera aku melipat selimut dan membetulkan bantal. Menutup jendela dan selesai! Ah, aku lupa mematikan lampu. Setelah itu aku bergegas keluar. Aku pun menutup pintu dengan rapat. Kosong. Tidak ada orang disini. Aku mencari keluarga ku ke segala penjuru rumah. Alhasil, aku hanya menemukan nenekku di ruang keluarga.

Beliau menatap ke depan dengan tatapan kosong. Aku tidak tau apa yang nenekku pikirkan.

"Nek? Ibu mana?".

Nenek terkejut, dan membenarkan kacamatanya. "Bikin kaget kamu ini, ibu ada di kamar. Lagi siap-siap."

Aku hanya membulatkan mulutku sehingga berbentuk 'O'. Hening. Tumben, biasanya nenekku sangat ceria sekali saat aku ngobrol dengannya. Aku melirik ke arah nenek. Memperhatikan matanya yang kelihatan begitu.... sedih.

"Lisya, kamu bisa bantuin nenek?" tanya nenek memecahkan keheningan.

"Boleh, apa tuh nek?" jawabku seraya mengangkat kedua alisku. "Tolong carikan buku nenek, ya." Hm? "Oke!"

Dengan sigap aku mencari buku yang ditanyakan oleh nenek. Aku bergegas ke kamar nenek, dan menuju ke lemari pakaian. Aku pun mengobrak ngabrik lemari tua itu.

Ketemu! Aku mengambil buku itu, dan membersihkan debu yang menempel di buku itu. Covernya berwarna berwarna krem. Dan judulnya adalah The Plague. Hmm, rupanya nenek punya buku seperti ini.

Saat aku mau mengembalikan buku itu, aku sadar akan sesuatu hal. Mengapa aku langsung tau buku yang nenek suruh cari? Padahal nenek belum memberi tahu apapun dengan informasi buku ini. Mengapa aku sudah tau tempatnya? Seperti aku tau hal ini akan terjadi. Aku terdiam.

Dan menghapuskan pikiran ku tadi. Aku berlari dengan cepat ke arah ruang tamu. Rupanya nenekku tidak sendirian, ada ibu dan kakakku yang biasa ku panggil mbak.

Padahal aku ingin memanggil kakakku dengan panggilan 'Kakak', namun diusulkan oleh ayahku untuk memanggil 'Mbak'.

Aku menyerahkan buku itu di depan nenek. "Oh, makasih." Dan hening. Aku tidak bertanya apa-apa kepada nenekku tentang buku itu. Padahal, aku penasaran tapi entah kenapa suaraku tidak mau keluar.

Tak lama kemudian, pamanku datang menggunakan mobil. Aku pun menuju ke teras, memandang langit. Ahh, masih hujan ya.

Ibu menghampiri ku dan berkata "Dek, pakai jas hujan ya." Aku hanya mengikuti kemauan ibuku. Kakakku juga memakai jas hujan.

Hm? Kenapa jas hujannya hanya dua? Aku menoleh kepada ibuku "Ibu nggak ikut?" Ibuku membalas dengan senyuman kemudian berkata "Ibu nggak ikut, kamu berdua aja sama mbak. Jangan nakal ya?" Aku hanya menggangguk.

Ibu.. entah kenapa dia tersenyum, namun matanya terlihat sedih. Seperti ingin menangis. Aku punya perasaan buruk. Petir menyambar, ditengah hujan ya deras. Mantap, di cuaca seperti ini perasaanku makin tidak enak.

Setelah itu kami, menuju ke mobil. Karena jalanan licin aku harus berjalan pelan-pelan, aku menoleh ke belakang. Ibu dan nenek menatapku seolah-olah aku akan pergi selamanya. Ya, selamanya. Tidak akan kembali.

Aku ceroboh. Aku tidak melihat jalan didepanku, hingga aku terpeleset. Entah aku menginjak daun atau apapun itu. Aku jatuh. Aku melihat ibu menghampiriku. Ia panik. Dan meneriaki ku sesuatu. Kemudian kakakku membantu ku bangkit. Dia berlari di tengah derasnya hujan, dan memasukkan ku ke mobil.

Aku terdiam. Apa-apaan itu? Ibu terlihat sangat panik, dan terlihat... sakit. Disebelahku kakak sedang menangis. Aku tidak bisa berkutik. Aku sangat shock.

Aku melihat keluar jendela, memandang ibuku. Ia seperti tidak bisa bernapas. Seakan-akan tidak ada oksigen di sekitarnya yang bisa dia hirup.

Aku mengalihkan pandanganku. Aku melihat ke arah kaca mobil, pamanku panik dan terlihat sedih. Sebenarnya ada apa? Mengapa aku tidak mengerti?

*Ting!*

Hp ku berbunyi. Aku melihat notifikasi. Aku menekan notifikasi yang muncul. Rupanya berita. Aku pun menonton berita tersebut "BREAKING NEWS. Mohon masyarakat waspada dan menuju ke bunker kota . Wabah hujan saat ini melanda kota xxxx. Kapasitas-"

Tiba-tiba terdengar dering telpon, dari hp pamanku.

"Halo? APA KATAMU?! KAPASITAS TERPENUHI?! Oh tolonglah, tidak mungkin aku meninggalkan IBUKU! Dia... dia baru saja meninggalkan ku dengan kedua anaknya. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan."

Air mataku menetes, aku sungguh bodoh. Itulah mengapa nenek tidak seperti biasanya, itulah mengapa ibu tidak ikut. ITULAH MENGAPA MEREKA MENATAPKU SEPERTI ITU!! Aku menangis dalam diam. Meruntuki kebodohanku. Aku ingin memaki diriku sendiri. Namun, suaraku tidak bisa keluar. Aku tertawa dalam kesedihanku dan berkata "Haha... Kalau saja waktu ku bisa diputar kembali."

Fin.
























Haiiii... salam dari author.

Maaf ya, kalau ceritanya ini agak nggak nyambung hehe.. tapi author berusaha buat berkembang kok hehe..

Setiap latar, tokoh, cerita ataupun plot dalam cerita ini fiksi yaa.. Sebenarnya cerpen ini dari mimpi author. Tolong bantu vote ya!

Cerita ini juga agak mirip sama film What Is In The Rain.

See You. XOXO

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Teen's Short StoryWhere stories live. Discover now