chap 1

33 3 0
                                    


______________________________________

R to R
______________________________________
























Setelah kejadian tadi siang gadis itu lebih banyak diam dan menyandarkan kepalanya pada sang kakak tertua, Ryujin tampak ragu buat minta maaf sama Genindra karena tuduhan dikala siang hari. Padahal sudah jelas bukan cowok itu pelakunya tetapi tetap saja menuduhnya tanpa bukti, Haekal mengamati suasana yang terlihat begitu mencekam. Ruang televisi sangat ramai. Hampir semua keluarga ada terkecuali Maraka yang lagi mengerjakan tugasnya, dikeluarga Ryujin semua rata-rata mengambil prodi sesuai minat pribadi dan hal ini gak ada paksaan sama sekali.

Haekal hendak mengatakan sesuatu tapi diurungkan namun pada saat perhatian saudaranya yang lain teralih dirinya langsung bertanya tanpa basa-basi lagi. "Renjun sama kamu ada hubungan apa? Kok mendadak Renjun jadi perhatian banget sama kamu, dek?" tanya Haekal dengan pelan. Ia sengaja memelan suaranya agar tak banyak yang menguping percakapan mereka, Ryujin tersedak saat itu juga.

Genindra membawa sebuah kotak besar lalu membukanya di hadapan semua orang, "buat kamu," Ryujin merasa gak enak karena sudah menyakiti perasaan kakak ke empatnya. Gadis itu menatap lurus kue tersebut seharusnya yang mengganti Haekal bukan Genindra tetapi seakan mengerti perasaannya lelaki tersebut mengusap pelan surainya dan pergi begitu saja.

"Makasi, kak." Haekal mendengkus sebal pertanyaannya jadi gak teejawab gara-gara Genindra namun Ryujin jadi merasa lega karena Haekal gak banyak mengajukan pertanyaan lagi.

"Kamu belum menjawab—" Ryujin memandangnya dengan sendu untuk gak membahas hal ini didepan yang lain, gadis itu melengangkan kakinya menaiki tangga. Haekal tau banget ada yang gak beres di sini itu kenapa dirinya berusaha mencari tahu. Ryujin menelpon Yemima saat mengetahui situasinya sang sahabat gak bisa memberikan saran banyak, tetapi terkadang gadis itu tau yang dikatakan oleh Yemima benar terjadi.

Hari ini Renjun banyak melakukan tugas makanya pemuda itu sedang merebahkan tubuhnya di atas sofa, lalu bermain ponsel setidaknya ia sudah melakukan tugasnya sebagai pelajar. Renjun menunggu sang ibu pulang dari kantor walaupun ia gak tinggal sendirian tetapi sering banget sepupunya datang berkunjung walau cuma sebentar saja. Saat itu ponselnya berdering dan tertera nama Priyanka dilayar ponselnya, walaupun mereka baru saja menjalin kedekatan lagi setelah apa yang hubungan mereka alami: tetapi Renjun sama sekali gak anggap dekatan keduanya ada.

"Ren elo beneran deketin dia cuma buat pelampiasan?" tanya Chenle yang menatapnya serius.

"Gue gak deket sama Priya. Tapi dia ngarep balikan, guenya ogah." Chenle gak mengerti lagi apa yang ada di dalam pikiran sepupunya dan juga apa masalahnya dengan keluarga Ryujin? Kalau saja sepupunya ini lebih jujur pada keluarga si cewek ini pasti gak akan terjadi. Renjun seakan pasrah dengan kisah percintaannya sendiri tetapi Chenle terus saja mengatakan dengan jelas bahwa semua akan baik-baik saja ... kedua pemuda turun cina itu saling mengomentari nasib masing-masing.

Priyanka datang hanya mau mengantar makalah saja tetapi tujuannya disalah artikan sama dua orang tersebut, saat ini gadis itu gak ada waktu untuk melakukan hal lain lagi. Chenle bergegas pergi dengan membawa kunci ditangannya lalu, gadis itu tersenyum saat melihat pemuda yang berdiri menyambutnya tetapi pemuda itu malah mengabaikan kedatangannya dengan melangkah pergi; ya begitulah sikap Chenle saat melihat Priyanka.
Renjun mengubah posisinya menjadi duduk lalu memandangi pintu yang mulai terbuka, masker Priyanka gak pernah turun dari wajahnya. Perempuan itu bahkan masih tersenyum dalam masker tersebut akan tetapi dirinya malah terlihat gak peduli.

R to R

Ryujin terus mengeluh tentang tugas onlinenya yang semakin lama kian menumpuk google class room juga gak akan menunggunya dan tetap ada walaupun dirinya gak mengerjakan semua tugas, ke enam kakaknya terus saja cerewet akan nilai lagi juga ia gak akan lulus dalam waktu dekat. Tetapi semua seakan kompak mengomentari nilainya sendiri, Haekal membuka pintu kamar adiknya lalu menaruh segelas susu di meja belajar Ryujin. Ada banyak hal yang gak gadis itu pahami sampai-sampai membuat dirinya merasa pening, ia menegakkan kepalanya dan melangkah keluar dari kamar sembari membawa buku sekolahnya.

Harapannya datang ke rumah Lia biar bisa kerjain bareng tetapi Ryujin malah jadi nyamuk di antara Lia dan kekasihnya itu. Ryujin menghela panjang lalu meminta sang teman gak banyak melakukan hal konyol akan tetapi itu gak membantu sama sekali, "hampir semua tugas gcr gue selesaikan. Cuma tinggal tugas lks, seenggaknya elo berpartisipasi terhadap ketenangan gue!"

Percaya atau gak, Ryujin masih memikirkan mantan kekasihnya itu dan bahkan sampai saat ini bayang Renjun tetap ada di dalam hati si gadis dilubuk terdalam ... Ryujin hanya bisa meminta pada tuhan agar lekas menyembuhkan luka dalam hatinya. Domain menatap lurus satu persatu keluarganya lalu muncul pertanyaan. Di mana adik perempuannya? Lelaki itu menelpon Ryujin dengan tatapan khawatir, saat mendapatkan share lokasi gadis tersebut: pemuda langsung bergerak menjemputnya.

Ryujin menatap gemas sama Lia yang terus saja mengabaikannya sedari dirinya datang. "Lia, gue udah sejam di sini and than elo sibuk sendiri mulu daritadi? Mending pulang aja." Lia langsung panik tau Ryujin marah padanya makanya gadis berambut coklat itu menghentikan aktivitasnya begitu tau temannya marah karena terabaikan. Ryujin memutar bola matanya malas mendapati teman sebayanya tersebut tetiba menyadari kehadirannya, namun Ryujin sudah terlalu kesal makanya gak merespon apa pun.

"Marah mulu lo ntar cepet tua. Rasa!" dumel Lia yang masih bisa terdengar oleh Ryujin namun ketika gadis itu menelpon salah satu keluarganya yang datang malah Renjun, makanya Ryujin sempat kaget banget melihat sosok mantannya itu. Renjun akui dirinya memang belum bisa move on dari sosok yang diboncengnya itu seberusaha apa pun pemuda tersebut tetap gak bisa melupakan semua yang sudah mereka lalui bersama.

"Ya makanya kalo gak mau gue marah atau kesal elonya juga gak usah nyebelin."

"Iya deh, tuh ojol lo udah datang." Ryujin gak memedulikan ucapan dari Lia setelah mengabaikan mantan kekasihnya itu, Renjun menahan lengan gadis ini lalu memintanya untuk ikut sebentar. Sebelumnya Ryujin menolak dengan sangat keras permintaan dari pemuda itu tetapi Renjun gak menyerah buat meyakinkannya, ia mengatakan bahwa sudah mendapatkan izin dari kakak gadis itu. Ryujin agak kaget dan sempat menolak percaya, apa itu benar? Satu pertanyaan muncul di dalam pikirannya. Lalu ia pada akhirnya memilih untuk ikut bersama Renjun memberikan pemuda tersebut kesempatan.






































Gimana melting gak sama aksi Si kokoh? Kalo aku si pasti meltinglah ya di nyanyi sampe tidur wkwkwk.
Kuylah tunggu apalagi bucin kapal baru kita wkwkwkwk.

_____________________________________

Continue....
_____________________________________

_____________________________________

Click ⭐ vote
commendnya 💬
_____________________________________

R To RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang