Bolehkah dengan yang lain?

45 5 0
                                    

"Rumah kamu masih jauh by dari sini?"

"Bentar lagi sampai kak"

"Kamu masih sama ya by, kalau ditanya jawab seadanya"

"Hehe maaf kak"

Perbincangan ku dengan kak Bima di atas motornya. Walaupun motor kak Bima adalah motor balap dibandingkan motor Alexi yang vespa, tapi aby merasa seperti ada yang hilang dari biasanya, tak ada semangat untuk berbincang dengan orang lain.

"Aby, Kak Bima"

Suara Ica dari kejauhan yang memanggil nama aby dan Kak Bima, suara cempreng Ica yang takkan terkalahkan oleh siapapun sampai membuat orang-orang yang melintas di jalanan serentak menoleh ke arah mereka. Tapi bukan ini yang membuat Aby kaget. Justru Aby kaget dengan motor yang ditumpangi Ica dan yang memboncengi Ica, ya dia Alexi.

Sesampai di lampu merah, Aby berusaha menyembunyikan wajah agar tidak terlihat oleh Alexi, akan tetapi tetap terlihat karena suara Ica. Tapi anehnya, pandangan Alexi hanya tertuju ke depan tanpa menoleh ke arahku dan Kak Bima.

Kemudian motor Alexi melaju dengan kencang saat lampu hijau,Aby masih dengan perasaan yang semakin bersalah dan takut pada Alexi.

"Apakah Alexi akan marah sama Aby? Aby nggak pernah lihat Alexi marah", kata Aby dalam hati.

*****

"Ini rumah kamu by?"

"Iya kak"

"Mama kamu ada?"

Dan, aby baru saja ingat kalau mamanya akhir-akhir ini selalu pulang malam. Aby pun meminta maaf pada Kak Bima atas kelupaannya.

"Oh iya bentar kak, Aby boleh tanya kakak?"

"Aku belum punya pacar by, nggak usah ditanya", ujar kak Bima meledek.

"Ish,,bukan itu kak maksud aby kakak tadi Tanya ke siapa soal Aby"

"Alexi"

"oh.."

"Yaudah kak Bima pulang dulu ya by".

Kak Bima pulang meninggalkan Aby yang masih terbengong, mengapa harus Alexi yang ditanya? Dan kenapa kak Bima harus bilang cinta pertama? Iya cinta pertama bagi kak Bima tapi bukan cinta pertama bagi Aby.

Aby terus menunggu di depan layar telepon, tapi tidak ada pesan dari Alexi sama sekali. Aby menunggu sambil mandi, makan dan bahkan setelah belajar pun tak ada pesan apapun dari Alexi.

Aby memberanikan diri untuk bertanya langsung pada Ica.

"Halo"

"Halo ca, Ica lagi dimana"

"Lagi di Balai kota by, kenapa?"

"Hah, ngapain di Balai kota ca?"

"Loh kamu nggak tahu? Hari ini Final lomba Puisi Nasional"
"Lah terus apa hubungannya sama kamu ca? perasaaan kamu nggak pernah deh suka-suka bikin puisi gitu", tanyaku agak mendetail pada Ica karena dari gay maupun sifatnya tak pernah kelihatan sekali kalau Ica menyukai puisi.

"Alexi, Alexi kan final sekarang, gimana sih ca...kamu kan sahabatnya.."

TUT TUT TUT

Aby menutup telepon tanpa pamit kepada Ica. Sekarang Aby mengerti dengan sikap Alexi di sekolah tadi hingga sekarang. Apakah Alexi cemburu?

"Kalau Alexi cemburu kenapa harrus setega ini sih ngediemin Aby", ucap Aby dalam hati.

Pesan Whatsapp diterima: Ica cantik

Tasta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang