Di halaman sebuah rumah mewah Hyungwon memarkirkan mobil miliknya. Dengan segala keterpaksaan Hyungwon datang kembali ke rumah itu setelah hampir dua tahun ia pergi dan memutuskan untuk menjalani kehidupannya sendiri.
Hyungwon keluar dari mobilnya kemudian menyerahkan kunci mobil miliknya pada Tuan Shin yang saat itu bersamanya. Tuan Shin memang selalu menemani Hyungwon.
Beberapa maid di rumah itu tersenyum ramah dan memberi salam pada Hyungwon yang baru saja memasuki rumah mewah itu. Laki-laki jangkung itu kemudian berjalan ke arah dapur, di tempat itu terdapat seorang wanita paruh baya tengah sibuk menyiapkan makan malam.
"Bu..."
Wanita berpakaian tak berbeda dengan maid yang lain itu menoleh dan kerutan di wajahnya pun terangkat seiring senyum yang merekah di wajahnya.
Wanita itu membasuh tangannya kemudian berjalan menghampiri Hyungwon yang masih terdiam di ambang pintu.
"Kau pulang Tuan"
Hyungwon menarik wanita berusia setengah abad itu ke dalam pelukannya. Membiarkan tubuhnya beristirahat dalam hangatnya dekapan yang selama ini selalu ia rindukan.
"Aku rindu padamu, Bu"
Hyungwon mendekap wanita paruh baya itu. Ia berusaha meluapkan segala rasa lelah dan beban yang selama ini terus menghujani tubuhnya. Hyungwon merindukan hangatnya pelukan ini.
Hyungwon duduk di sofa berhadapan bersama tuan rumah yang selama dua tahun ini selalu ia hindari. Tuan Chae Wodam, begitulah setiap kolega menyebutnya. Ia adalah seorang pemilik dari beberapa perusahaan terbesar Asia, sekaligus Ayah dari Chae Hyungwon.
Suasana di ruangan itu terasa sunyi hanya ada suara jam yang berdetik dan suara gelas yang beradu dengan meja kaca di hadapan keduanya saat dua orang maid menyediakan teh hangat untuk sepasang ayah dan anak itu.
"Ternyata kau masih ingat padaku, Hyungwon"
Hyungwon mendecih. Matanya sangat enggan untuk menatap laki-laki berusia setengah abad yang justru tengah menatap lurus ke arahnya.
"Aku kembali bukan untuk mu. Tapi untuk menemui Ibu ku"
"Harus berapa kali Ayah katakan padamu. Jinyi hanya pengasuh dan dia bukan Ibu mu"
Hyungwon menyandarkan tubuhnya. "Sejak kapan kau pedulikan hal itu?"
"Hyungwon-"
Hyungwon menyilangkan kedua tangannya. "Apa kau masih berusaha untuk mengambil harta milik kakek ku?" Hyungwon tertawa sarkas sebelum melanjutkan ucapannya. "Ah. Kau tidak bisa mendapatkannya karena aku masih hidup, benar 'kan?"
"Kau!"
"Asal kau tau. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah memberikannya padamu. Justru aku akan menghancurkan mu lebih dulu. Tuan Chae Wodam!"
Hyungwon beranjak menuju lantai dua tempat di mana kamarnya berada. Rasanya sudah sangat lama ia tidak kembali ke rumah yang penuh dengan jutaan kerinduan ini.
Setiap sudut pada rumah ini memiliki kenangan manis sekaligus mimpi buruk untuk Hyungwon.
Tak ada yang mengetahui bahwa Hyungwon adalah anak dari seorang pengusaha ternama se-Asia karena Hyungwon selalu bisa menutupinya dengan gaya hidup Hyungwon yang terbilang sangat sederhana.
Hyungwon menoleh saat melihat pintu kamarnya terbuka. Jinyi masuk ke dalam kamarnya dengan membawa nampan berisi susu dan beberapa camilan favorite Hyungwon.
"Bu. Kenapa tidak istirahat?"
Hyungwon membawa wanita yang sudah ia anggap seperti Ibu kandungnya itu untuk duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness For You [Son Family]🌸
Novela JuvenilPerpisahan bukanlah penghalang untuk menggapai kebahagiaan. Jika Tuhan telah berkehendak dan didukung dengan usaha, maka kebahagiaan itu akan mudah digapai. ▪BxB ▪MPreg ▪Be wise p.s: ⚠️ kamu tidak boleh baca kalau belum 17 tahun 7 April 2020 - 12 No...