48

79 6 0
                                    

Laura berjalan menuju kelasnya, ini hari terakhir ia sekolah. Eh bukan terakhir atau apalah, karena mulai senin ia akan Ujian kenaikan kelas.
Jadi sebentar lagi Laura akan melapas jabatan sebagai kelas 11 menjadi kelas 12.

Laura membanting tasnya di atas meja membuat satu kelas terkejut, Laura tidak menanggapinya, lalu Laura menenggelamkan kepalanya di atas tas.

"Kenapa Ra?" Tanya Regan lembut.

"Gue ngga tau mau gimana, terima si cicak itu jadi Kaka ipar gue apa ngga? Kalau terima bisa darah tinggi plus stress! Kalau gue kaga setuju keluarga gue udah suka sama dia!" Jelas Laura panjang lebar.

Regan masih mencerna perkataan Laura. Siapa cicak? Kaka ipar? Keluarga suka? Untung Regan punya otak encer. "Emang gimana kata Lo calon kaka ipar Lo itu?" Tanya Regan.

"Emang si dia baik, cantik tapi lebih cantikan gue! Tapi dia nyebelin sumpah! Pengen gue hanyutin ke sungai Nil dia! Biar jadi budak Mesir!" Ok fiks ucapan Laura mulai ngasal.

"Mmmmm gue ngga bisa ngasih Lo saran, gue coba bisa ngomong sabar aja, kalau dia baik kenapa Lo ngga lebih baik sama dia?" Tanya Regan.

"Ahhh baikkan sama dia? Orang nyebelin gitu, kaga-kaga!!!!"

"Dasar hatu!" Batin Regan.

"Ngomong apa Lo?!" Laura menatap Regan.

"Ah kaga-kaga, mendingan Lo tidur aja" Laura kembali menidurkan kepalanya yg sangat panas itu, jika Kepala Laura di tenggelamkan di kutub Utara rasanya tidak akan mempan.

***

"Wihhh gue ngga sabar bentar lagi kita Ujian, terus libur, terus kita camping!!" Girang Aldi.

"Hah siapa yg mau camping? Kalian? Gue ikut!! Gue mohon!" Tiba-tiba seseorang berteriak kegirangan, siapa lagi yg punya sifat seperti itu kalau bukan Zulfa.

"Apaansih Lo! Ganggu aja! Sono Lo pergi!" Usir Laura.

"Heh apaansih Lo ribet ae, pokoknya gue mau ikut sama Kalian, boleh kan Gan?" Zulfa menatap mohon Regan.

"Gue bilang ngga boleh ya ngga Boleh! Lagian kita ber-enam ngga boleh ganjil! Pamali! Konon kalau camping di tempat itu harus genap! Ngga Boleh ganjil! Kalau ganjil orang itu bakalan di makan setan lilin!" Kenapa setan lilin jadi merebah

"Yaudah gue tumbalin Lo aja, ikhlas gue" celetuk Zulfa yg membuat kepala Laura semakin memanas.

Jika mereka sedang tidak di perpustakaan, Laura akan seenaknya mencaci-maki Zulfa.

Zulfa berpikir sebentar, lalu ia menatap seseorang yg ia kenali lewat.

"Za! Reza!! Sini sini!!!" Zulfa memanggil Reza, merasa di panggil orang itu menghampiri Zulfa, Reza menatap Laura sebentar lalu tersenyum.

"Ada apa Lo manggil gue?" Tanya Reza.

"Kita mau camping, Lo ikut ya, supaya ngga ganjil, gue ngga rela kalau si Laura di makan setan lilin, please ya Za" mohon Zulfa.

"Woyy tikus got! Kenapa jadi gue! Lo lah pe'a! Emang gada Akhlak Lo!!" Laura berdiri siap menerkam Zulfa, tetapi Regan berusaha menenangkan Laura.

"Emang mereka ngebolehin lo ikut?" Pertanyaan Reza membuat Zulfa mengerucutkan bibirnya.

"Ahh ayo lah Ra, boleh kan gue ikut" ini pertama kalinya Zulfa memohon, apalagi memohon kepada rivalnya.

Laura menghembuskan nafas panjang. "Yaudah terserah lo!"

"Yeyyyyy!!! Makasih Ra!! Gue doain Lo kaga jadi di makan setan lilin!" Sebelum Laura menjadikannya peyek, Zulfa kabur terlebih dahulu.

"Gue pamit dulu ya" lalu Reza pergi.

Menolak Kesedihan (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang