3

37 11 0
                                    

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

Warahmatullahi Wabarakatuh

Semoga kalian suka 🙌 and Happy reading 📖

🌸Pegangan tangan🌸

🍂“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.

(HR. Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir 20: 211. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).🍂


━━━━━━━━━━━━


Syaqilla menatap ke arah sekolah, dan dia bernafas lega karena gerbang sekolah belum di tutup.

Syaqilla berangkat terlambat pagi ini, karena Kakaknya. Ya, Adilla pagi-pagi sekali sudah ribut mencari sepatu yang akan dia gunakan untuk latihan Basket. Padahal sepatu yang mereka cari sudah kakaknya masukan ke bagasi motor tadi malam. Ceroboh. Kakaknya memang selalu seperti itu.

“Turun dek udah yampe.” Adilla menyadarkan Syaqilla dari lamunannya.

Syaqilla mengamati sekeliling dan benar mereka sudah sampai di parkiran. Terlalu memikirkan kekesalan pada kakaknya membuat dirinya tidak fokus.

“Malah bengong. Ayo turun!” ucap Adilla menyadarkan Syaqilla lagi. Syaqilla menatap kakaknya dari spion, lalu dia segera turun.

“Qilla marah sama kakak?” tanya Adilla dengan wajah seperti orang bodoh.

Syaqilla mengerucutkan bibir dan memalingkan muka, Kakaknya memang menyebalkan. sudah tau dirinya marah masih saja bertanya.

“Itu bibirnya biasa aja,” Ucap Adilla sambil menunjuk bibir Syaqilla. “Mukanya imut banget sih, pengen di kantongin?”

Syaqilla Menatap Adilla, “Ih, Kak Nanad nyebelin!” ucapnya. Lalu Syaqilla berjalan menuju kawasan sekolah, meninggalkan Adilla yang masih tertawa karena sukses menggodanya.

Adilla berhenti tertawa. Dia menyimpan helm milik Syaqilla di motor lalu berlari menyusul adiknya itu.

“Udah dek jangan marah terus,” ucap Adilla membujuk Syaqilla.

Syaqilla tidak menggubris, dia berjalan cepat untuk menghindari bujukan maut kakaknya.

“Kakak janji deh, pulang sekolah kita beli Ice cream.”

Syaqilla berhenti berjalan, “Rasa coklat ya kak, beli lima.” Syaqilla memperlihatkan kelima jarinya. Mata besarnya berbinar menatap kakaknya. Adilla memang selalu berhasil membujuk adiknya dengan ice cream. Dan lihatlah Syaqilla sekarang, dia seperti anak kecil, lucu sekali.

Adilla tersenyum, “Iya, tapi belinya di Mini Market ya,” ucap Adilla sambil mengusap pucuk kepala Syaqilla yang terturup kerudung.

“Janji.” Syaqilla mengangkat jari kelinglingnya.

Adilla mengangguk, “Janji.”Adilla menautkan jari kelingking miliknya ke arah jari kelingking Syaqilla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SYAQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang