Sial! Apa katanya tadi? Merebutnya? Apa-apaan perempuan ini. Ini kebanggaan Mino sebagai seorang pria, seorang laki-laki. Walaupun ia sering dicibir oleh Chanyeol dan teman-temannya.
Mino memang sering nonton film porno, oh come one dia laki-laki. Di dunia ini mana ada laki-laki yang belum pernah nonton film porno? Seorang gay pun pasti pernah nonton film seperti itu. Menonton film porno bukanlah sesuatu yang asing baginya. Lebih baik ia menuangkan hasrat dengan menonton film seperti itu daripada harus bermain sex dengan sembarang wanita.
Tidak ada jaminan keamanan dalam berhubungan sex. Resiko kehamilan pasti ada, dan Mino benar-benar tidak mau ambil resiko sebesar itu. Tidak ada yang bisa menjamin hal itu jadi lebih baik ia hati-hati.
Terkesan bodoh sih tapi seperti yang ibunya bilang. Kalau terjadi kehamilan diluar nikah biasanya perempuan yang paling disalahkan padahal justru laki-laki yang akan menanggung akibatnya.
Dan sekarang, ibu dosen ini seenaknya akan merebut keperjakaannya. Sinting sekali dia.
Maksudnya dia akan memperkosa Mino? Begitu?. Otak mesum.
Suara kecipak air mengusik lamunan Mino. Pria Song itu hanya melirik sekilas kearah kolam jacuzi besar lalu menoleh kearah balkon yang tidak tertutup apapun. Lelampuan yang digantung gemerlap menghiasi langit-langit.
Tempat ini sebetulnya indah. Tapi penghuni nya berasal dari neraka.
"Mino .... Ayo kemari" Seru Irene yang kini bertumpu diujung kolam. Rambutnya basah, percikan air bahkan menetes melalui dahi. Mino melengos menghindari pemandangan dihadapannya.
Sial. Dia memang cantik.
"Mino, ayo" Kali ini dia sedikit berteriak dan Mino akhirnya melangkah gontai kearahnya. Pria itu berjalan dan berhenti beberapa centi tepat dihadapan Irene yang kini mendongak kearahnya.
"Buka bajumu. Ayo mandi"
"Aku sudah mandi"
"Memangnya aku tanya, ayo cepat buka bajumu. Untuk malam ini kau temani saja aku mandi"
Mino yang mendengarnya hanya menaikkan satu alisnya. Mencoba menatap kedua mata itu. Mino tidak mau dijebak.
"Saya janji" Sahut Irene akhirnya. Mengalah. Mino yang menatapnya kemudian menghela nafasnya.
"Dimana ruang ganti nya?" Tanya nya kemudian. Irene yang kemudian menyeringai buru-buru menyembunyikan seringai nya dan menengadah.
"Buka saja disini. Bukan masalah bagiku, lagipula melihat pria telanjang bukan hal yang aneh bagiku" Sahut Irene acuh. Ia kemudian berbalik dan kembali berenang, mengabaikan Mino yang wajahnya kini merah padam.
Apa perempuan ini sedang menyindirnya. Ya tentu saja dia pasti tidak akan asing dengan tubuh pria telanjang. Bahkan mungkin perempuan ini akan bermain sex dengan pria yang berbeda tiap malam.
Mino jadi heran sendiri, bagaimana bisa perempuan seperti ini menjadi seorang dosen?.
"Santai saja Mino, jangan seperti anak perawan" Sindir Irene yang kemudian muncul dari dalam kolam. Perempuan itu berjalan naik dengan tubuh kuyup. Lekuk tubuhnya yang hanya memakai bra dan celana dalam sedikit banyak mampu membuat Mino menelan ludah.
Ya tuhan godaan setan dasar.
Perempuan yang kini basah dengan air itu bahkan berjalan kearahnya. Menarik kemeja putih milik Mino dan membukanya satu persatu. Tapi Mino menghentikan tangannya.
"Aku bisa membuka bajuku sendiri" Tapi Irene malah mengabaikannya, ia membuka seluruh kancing kemeja Mino dan melepaskannya. Menanggalkan tubuh polos bagian atas Mino.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHELTER [🔞]
Fiksi PenggemarBijaklah dalam memilih bacaan. 🔞 no under age, hargai Author dengan cara menjauhi story ini kalau kalian tidak suka dengan konten dewasa or Anti NC Song Mino tahu, kalau Bae Irene hanya ingin memuaskan nafsunya. Ia sadar kok, mereka hanya saling me...