Eternity
Ketika Ranmaru, inu-daiyoukai itu menemukan gadis itu, dia sedang duduk bersandar di dinding sebuah lorong sempit di Kyoto. Darah mengalir dari luka menganga di dadanya.
Seharusnya gadis itu sudah meninggal dengan luka separah itu. Tetapi, tidak. Dia menatap ke depan, masih sangat sadar dengan wajah yang datar. Seolah luka di dadanya bukanlah apa-apa.
Ranmaru berpikir, seharusnya gadis ini meninggal bertahun-tahun lalu. Kenapa gadis ini masih hidup, di sini, seratus lima puluh tahun setelah kejadian itu. Bagaimana manusia bisa bertahan hidup selama itu?
Untuk Naomi, menjadi seorang miko adalah sesuatu yang sangat dia banggakan. Menjadi seorang manusia adalah kebanggaan kedua. Menjadi manusia dengan sisi kemanusiaan dan hati nurani adalah hal yang membuatnya merasa bersyukur. Tapi itu dulu. Dulu sekali, sebelum perang itu terjadi.
Sekarang, meskipun dia terlihat seperti seorang manusia dan merasa seperti manusia, dia hanyalah cangkang kosong, sebuah eksistensi yang tidak dapat didefinisikan. Manusia yang tetap muda dan tidak bisa mati walau beratus tahun telah berlalu.
Dia menatap darah yang mengalir dari dadanya dan berharap dalam hati bahwa dia akan benar-benar mati hari ini. Dan dia sangat berharap, bayangan yang berdiri di depannya adalah kematian yang datang untuk menjemputnya.
Saat dia menoleh ke atas, dia tersentak ketika matanya bertemu dengan sepasang bola mata berwarna emas yang sangat dikenalnya. Kakak dari lelaki yang sangat dicintainya. Pangeran yang terkenal tidak memiliki perasaaan dari bangsa yokai. Inu-daiyokai, Ranmaru.
Dia terlihat terkejut, lalu tak lama kemudian ekspresi wajahnya berubah menjadi cemberut, dan kemudian ekspresi itu berubah kecewa saat menyadari bahwa yang berdiri di hadapannya bukanlah kematian yang dia harap-harapkan.
Lelaki itu hanya berdiri di sana. Terdiam seribu bahasa. Dan hanya menatapnya tanpa berkedip.
Untuk beberapa lama mereka hanya saling berpandangan dalam diam.
Kemudian saat gadis itu sudah tidak tahan lagi dengan pandangan lelaki itu, dia mencoba berbicara, tetapi batuk darah menghentikannya untuk berbicara. Naomi menggeram kesal karena batuk itu.
"Jangan khawatir," ucapnya.
'Padahal dia tak mungkin khawatir,' bisiknya dalam hati.
"Kejadian seperti ini selalu terjadi."
"Bagaimana bisa kamu masih hidup?" Ranmaru mengingat bahwa gadis ini dulu adalah manusia dan dia yakin akan itu. Ingatannya tak mungkin mengkhianatinya. Gadis ini memang sangat spesial, karena gadis ini merupakan salah satu miko paling kuat yang ada dalam sejarah manusia. Tetapi bagaimana bisa dia tetap hidup selama ini dan tetap terlihat muda? Kekuatan miko tak menjadikan seorang manusia menjadi immortal.
Bagaimana bisa dia tetap bertahan hidup dan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dengan kekuatan seperti yokai padahal lukanya separah itu?
Dan lagi, dia tidak lagi tercium seperti manusia.
"Orang-orang datang kepadaku dan berusaha membunuhku karena mengira aku adalah seorang penyihir, yokai, atau sesuatu yang sangat berbahaya. Aku berpikir untuk melarikan diri—" dia melihat luka di dadanya yang mulai menutup dengan sendirinya. Dia mendesah. Padahal baru tiga jam dari kejadian itu, tetapi tubuhnya sudah mulai menyembuhkan diri. "—aku tak tahu lagi apa gunanya melarikan diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternity
FantasySetelah hidup ratusan tahun lamanya, Naomi merasakan kehampaan. Dia pernah menjadi manusia. Tetapi apakah dia sekarang masih dapat disebut manusia? Tidak ada lagi yang mengenalnya di dunia ini, lalu untuk apa dia hidup? Tetapi, sebuah pertemuan deng...