Cinta adalah soal rasa, rasa yang tertanam dalam hati setiap insan, namun cinta begitu rumit. Jika cinta tak bisa membuat setiap insan tertawa, cukup jangan membuatnya terluka.
~ Razetta ~♥ ♥ ♥ ♥
Pagi begitu cerah, seperti menandakan aku akan bahagia. Entah apa yang akan dunia tunjukkan untukku, aku hanya berharap tidak ada kabar buruk dari dunia untukku.
"Arumi sayang, turun nak" teriak umi.
"Eh, iya ya umi sebentar," aku menuruni anak tangga dan menghampiri umi di meja makan dengan tergesa-gesa.
"Eh anak umi udah cantik aja." puji umi, dengan sedikit melirikku.
"Loh, loh de, ko kamu udah siap aja jam segini?, emang ada acara apa di kampus?" tanya abangku.
Ya benar, aku mempunyai seorang kaka, namanya Afnan Atma Purnama, dia kaka satu-satunya yang aku punya dan aku tidak mempunyai seorang adik, aku sering memanggilnya dengan sebutan abang, karna aku rasa itu yang cocok untuk kakakku. Dimata abangku, aku adalah seorang gadis cilik yang manja, padahal aku sudah berusia 20 tahun.
Aku mengambil nasi dan lauk yang sudah umi siapkan di meja makan, "Aduh abang, nanti ya ngomongnya aku mau makan dulu, umi aku makan duluan ya."
"Eh, sayang makannya pelan-pelan dong, jangan bilang kamu lupa baca do'a sebelum makan" kata Abi yang sedari tadi memperhatikanku makan.
"Oh iya lupa, Bismillahirrahmanirrahim" jawabku dengan mengangkat kedua tangan.
"Tuh kan makanya jangan buru-buru gitu, kan jadi lupa segala" kata abangku yang mulai melahap nasi dengan perlahan.
Aku tidak merespon apa yang abang Afnan ucapkan, aku hanya fokus dengan sendok yang masuk kedalam mulutku.
"Alhamdulillah, akhirnya habis juga"
"De emang mau ngapain sih pergi sepagi ini?" tanya abang Afnan yang sedari tadi menunggu jawabanku.
"Ini bang aku ada tugas dadakan, yang belum sempat aku kerjakan tadi malam, abisnya tugasnya banyak banget bang, akhirnya aku ketiduran deh."
"Oh gitu yaudah, abang anterin sekarang ya."
"Eh ga usah bang, aku di jemput sama Faiza ko" cegahku sembari membereskan barang yang akan aku bawa ke kampus.
Tok..tok..tokk ... "Assalamu'alaikum arumi."
"Tuh kan bang, Faiza udah sampai.." "Waalaikumussalam tunggu sebentar Faiza." teriakku
"Umi, Abi, Abang Arumi berangkat dulu ya" aku mulai bersalaman, memutar meja makan untuk menghampiri satu persatu dari keluargaku.
"Iya hati-hati nak." teriak umi.
"Iya, assalamualaikum." Aku berlari menghampiri Faiza yang dari tadi sudah menunggu di dalam gerbang.
"Yuk za berangkat" ajakku.
"Oh iya iya siap" Faiza memasang helm dan sarung tangan. Begitu pula dengan aku. Ya memang keselamatan adalah no.1.
Nah jadi buat para pembacaku, kalo mau berpergian kemana pun, jangan lupa untuk memakai helm ya. Karena kita tidak tau apa yang terjadi di perjalanan nanti. Siapkan payung sebelum hujan, ibaratnya kaya gitu 😅
Sesampainya di kampus, aku dan Faiza langsung memasuki kelas. Sepanjang perjalanan menuju kelas aku tidak melihat banyak orang berlulang lalang, aku merasa heran jam segini masih sepi saja kampus, aku yang terlalu pagi atau mereka yang terlalu siang datangnya. Entahlah, aku berjalan melewati lorong-lorong kampus yang biasanya dipakai untuk tongkrongan cowo-cowo pada jam istirahat. Aku terlalu banyak berfikir, sampai akhirnya ... Bruughhh,
"Aduh.. duh sakit" aku yang bertabrakan dengan seorang lelaki tinggi, tampan dan bisa di bilang cool lah ya, dengan baju kemeja hitam, celana jeans, sepatu vans dan earphone di telinganya. Aku yang terjatuh dan buku-buku ku yang berceceran membuatku sulit untuk berdiri.
"Aduh Arumi, kamu gapapa kan?" Faiza yang menolongku, dan membantuku untuk berdiri dan membereskan buku-buku yang berceceran. Lelaki tadi hanya melihatku, tidak membantuku sama sekali, menyebalkan sekali bukan?.
"Makanya kalo jalan liat-liat dong, udah tau ada orang main tabrak aja" dengan santai nya dia mengatakan itu tanpa ada rasa bersalah atau kata maaf saja, sama sekali dia tidak katakan.
Aku hanya melihatnya berjalan menjauh, dengan muka songong nya itu. "Kalo aja bukan karna sabar, aku acak-acak tuh muka" batinku
"Dih tu orang songong amat sih, ga ada kata maaf lagi, padahal dia yang salah dasar gatau diri, mentang-mentang ganteng bisa seenaknya aja."
Aku segera berjalan meninggalkan Faiza yang masih berdiri dengan ocehannya, aku tak pedulikan semua ocehan faiza, yang aku inginkan sekarang hanyalah berada dalam kelas dan mengerjakan tugas-tugas yang belum aku kerjakan, sebelum dosen masuk kelas.
"Heh arumi, ko kamu tega sih ninggalin aku.. padahal aku tuh ya lagi kesel banget sama tuh cowok, berani-beraninya bersikap seperti itu sama sahabatku ini" Faiza yang baru datang langsung menghampiri meja tempatku belajar.
"Aduh Faiza, udahlah biarin aja, mungkin aku nya juga yang salah. Ga liat-liat pas jalan" aku mencoba menenangkan amarah faiza.
" Yeh, jelas2 dia yang salah. Ko malah kamu yang ngalah.. aneh banget sih."
"Udahlah gapapa aku gamau hari ini bakalan jadi hari yang buruk, inget Faiza awali hari mu dengan sabar dan senyum, udah ah ngocehnya, sini aku minjem buku tugas kamu keburu dosen datang" pintaku pada Faiza.
"Huh, ya ya ya nih bukunya," Faiza memberikan 3 buku tugas yang belum aku kerjakan.
***********Oh iya untuk para pembacaku ada sedikit pembelajaran atau motivasi nih dari author untuk kalian.
Mungkin kalian pernah ngalamin hari yang menurut kalian bener-bener bikin mood kalian ga baik, atau mungkin pernah sampai buat kalian ngerasa hari ini hari yang penuh masalah sampai males buat nyeleseinnya, pernah ga?
Gimana sih cara buat ngadepinnya?
Mungkin banyak sekali yang bilang sabar, sabar, ya memang sabar adalah salah satu dari kuncinya. Dan selanjutnya ya itu ketika kalian bangun tidu cobalah berbicara apa yang kalian inginkan hari ini dan apa yang akan kalian lakukan hari ini dengan suara yang terdengar oleh telinga juga, karena author pernah melakukan hal ini dan Alhamdulillah apa yang terjadi hari ini sesuai apa yang diinginkan, dan yang ketiga tersenyumlah dengan senyum karna itu senyum kita mampu membuat orang tersenyum. 😁 Boleh docoba ko ..
Gimana kelanjutan kisah arumi? Stay tune aja ya, tunggu part 2 nya .. segini dulu ya gais part 1 nya ..
Salam sayang dari Arumi ❤️Jangan lupa coment dan vote ya ..😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagum
Teen FictionAku tak tau sampai kapan rasa ini akan menghilang. Berharap terus berharap, rasanya aku lelah dengan semua ini. Melupakanmu tidak semudah membalikkan telapak tangan, jika aku tau cinta itu semenyakitkan ini, aku tak mau merasakan jatuh cinta. "Fai...