akhir dari "PENTASMA"

226 17 5
                                    

Olahraga berdua dengan Aksita. Ini adalah sebuah momen yang langka sekali. Bertahun-tahun terpisah, dan sekarang mereka bisa bersatu kembali. Dengan kondisi yang berbeda tentunya. Sebab kini mereka sudah tumbuh menjadi dua remaja yang tampan dan cantik.

Jika dulu hanya bermain monopoli dan lompat tali. Kini mereka bisa hangout bareng, lari bareng, dan masih banyak lagi hal-hal yang bisa mereka lakukan bersama. Kata Arjuna, sebagai ganti waktu yang hilang saat mereka terpisah dulu.
Sampai di taman yang tak jauh dari rumah dengan berjalan kaki. Setelah itu lanjut lari-lari kecil. Sekitar 20 menit berselang, Aksita terlihat kelelahan. Dia memutuskan untuk duduk sejenak dibangku taman. Menghadap ke arah matahari terbit. Yang kini sudah mulai berangkat menuju arah atas kepala.

"Kamu masih suka ice cream?"

"Always hahaha."

"Vanila?"

"Yes. Of course."

"Tunggu sebentar."

Arjun meninggalkan Aksita sejenak. Dia menghampiri sebuah toko kecil yang kebetulan menjual ice cream.
Arjuna kembali dengan membawa dua varian ice cream. Coklat dan vanilla. Dan juga satu botol air mineral.

"Nih, minum air putih dulu."

Aksita menurut saja.

Setelah itu mereka menikmati ice cream sambil mengamati beberapa anak kecil yang bermain prosotan. Ada juga yang lari-larian. Sesekali mereka tertawa bersama. Mengingat masa-masa kecil mereka dulu, yang tak jauh beda dengan apa yang mereka saksikan saat ini.

"Emm Aksita."

"Iya."

"Aku boleh ngomong sesuatu nggak?"

"Ya boleh lah. Ngomong aja."

"Tapi kamu janji ya, jangan marah atau benci sama aku."

"Ya ampun Juna. Kamu nih kayak mau ngomong sama siapa aja. Santai aja kali."

"Beneran nih."

"Iya.."

"Janji?"

"Janji apa?"

"Ya kamu nggak bakalan marah."

"Lama-lama kamu bikin aku marah beneran ini kalau nggak ngomong-ngomong."

"Iya udah. Jadi gini... Emmmm..."

Arjuna terlihat sangat grogi sekali. Dia meremas-remas kedua tangannya.
"Ih Juna jangan bikin aku penasaran. Apaan sih?"

"Jadi, sebenarnya... Aku itu..."

"Apa? Kamu kenapa?"

"Aku... Suka sama kamu. Kamu mau nggak menemani aku, mendampingi aku dan menjadi penyemangatku sampai aku jadi orang yang berhasil nanti. Kamu mau nggak, jadi orang pertama yang aku cari saat aku bahagia, jadi orang pertama yang memberiku kekuatan saat aku terjatuh. Kamu mau, kalau aku yang akan membahagiakan kamu?"

Aksita hanya termenung. Jujur dia bingung dengan semua ucapan Arjuna. Speechels.

"Aksita aku janji nggak akan membuat kamu menangis. Aku akan berusaha untuk selalu ada buat kamu. Kapan pun dan dalam kondisi apa pun. Kamu mau kan setiap hari melihat aku, aku dan aku lagi dalam hidup kamu?"

Tanpa sepatah katapun, Aksita hanya menjawab dengan anggukan kepala. Matanya berair dan hampir saja butiran bening itu menjatuhi kedua pipinya.

💝💝💝


Sorak-sorai penonton semakin riuh memenuhi seluruh ruangan. Mereka berteriak sambil bersiul. Terutama teman-teman kedua pemeran utama. Drama diakhiri dengan sebuah lagu dari D'cinnamons - Selamanya cinta.

Kedua pemeran utama lah yang membawakan lagu itu sambil bermain gitar.

Ini adalah sebuah pementasan yang sangat ditunggu-tunggu. Akhirnya setelah tiga tahun berjuang, semuanya bisa bernapas lega. Ujian sekolah sudah usai. Kelulusan sudah di depan mata. Tinggal menata rencana ke depannya. Semoga Tuhan menghendaki rencana kita semua.

S E M P I T E R N A L Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang